TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA-Video Helena Lim mendapatkan vaksin covid-19 mengundang polemik. Banyak orang bertanya, apa status selebgram itu hingga masuk kelompok pertama penerima vaksin.
Elly Tjondro, pemilik Apotek Bumi sebelumnya menyatakan bahwa Helena Lim merupakan partner usaha apotek miliknya.
Untuk menelusuri kebenaran itu, Kepala Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Nurul Falah Eddy Pariang telah memanggil apoteker dari Apotek Bumi di Jakarta Barat.
Pemanggilan itu untuk mengetahui duduk perkara terkait kasus vaksinasi Covid-19 terhadap influencer Helena Lim.
"Kami sudah memanggil apotekernya untuk tanya apa yang terjadi," kata Nurul ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).
Hanya saja tidak dijelaskan apa yang dimaksud sebagai patner usaha itu.
Berdasarkan keterangan apoteker tersebut, sebenarnya sejak Desember tahun lalu, telah didaftarkan 10 tenaga kerja Apotek Bumi untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
• Mengenal Sosok Helena Lim, Crazy Rich Indonesia Viral Setelah Divaksin Covid-19
"Sejak Desember sudah didata oleh puskesmas di wilayahnya," kata Nurul.
Dari sepuluh tenaga kerja yang terdaftar, terdapat dua apoteker, tiga asisten apoteker, dan lima tenaga penunjang yang bekerja di Apotek Bumi.
Namun, Nurul tidak dapat memastikan apakah Helena telah terdaftar untuk menerima vaksin Covid-19 sejak Bulan Desember tersebut.
"Kelihatannya enggak (terdaftar sejak Desember). Tapi ini harus dikonfirmasi lagi, ini bukan ranah kami ya," kata Nurul.
Kemudian, pada Januari, salah seorang asisten apoteker yang bekerja di Apotek Bumi meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Menurut Nurul, hal ini yang memicu kekhawatiran sehingga membuat seluruh tim apotek ingin mendapatkan vaksin Covid-19.
"Karena ada yang meninggal itu, memicu kekhawatiran dan semua (tim apotek) ingin divaksin. Traumatis, teman kerja meninggal. Sehingga berbondong-bondong mendaftar," lanjutnya.
Nurul menyatakan bahwa apoteker di Apotek Bumi hanya berperan menyebarkan tautan resmi pendaftaran vaksin Covid-19.
Sementara, pendaftaran melalui tautan tersebut harus dilakukan sendiri-sendiri, karena satu akun hanya diperuntukkan untuk satu orang.
"Apoteker (yang bekerja di Apotek Bumi) bisa dibilang clear karena hanya menyebarkan link (pendaftaran) sesuai arahan IAI," kata Nurul.
• Polisi Turun Tangan, Mulai Menyelidiki Kasus Helena Lim Divaksin Covid-19
Nurul berpesan kepada apoteker untuk tetap mengikuti aturan terkait vaksinasi Covid-19.
"Jangan sampai kita menyalahgunakan amanat ini, harus tertib seperti aturan pemerintah," tutupnya.
Helena Lim menerima vaksin Covid-19 di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin lalu.
Pengalaman vaksinasi tersebut ia rekam dan publikasilan melalui akun instagramnya @helenalim988.
Helena merekam kegiatannya sejak mengantre, menunggu giliran disuntik, hingga akhirnya menerima vaksin Covid-19 tersebut.
Postingan Helena itu segera mendapat perhatian warganet. Pasalnya, Helena diduga bukan merupakan tenaga kesehatan yang menjadi prioritas pertama penerima vaksin Covid-19 saat ini.
Menanggapi hal tersebut, kepala suku dinas kesehatan Jakarta Barat Kristy Wathini menyatakan bahwa Helena menerima vaksin sebab ia membawa keterangan bekerja di apotek.
"Yang bersangkutan membawa keterangan bekerja di apotik sebagai penunjang," kata Kristy, Senin. "Dan apotek merupakan salah satu sarana kefarmasian yang masuk dalam prioritas pertama," sambungnya.
Polres Jakarta Barat kini telah melayangkan surat undangan klarifikasi kepada Puskesmas Kebon Jeruk dan Apotek Bumi.
Undangan klarifikasi itu untuk mengetahui lebih lanjut terkait ada atau tidaknya tindak pidana yang terjadi saat Helena mendapatkan vaksin Covid-19.