Terdampak Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Triwulan II Minus 2,3 Persen

Penulis: Hartati
Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatra Selatan triwulan II 2020 terhadap triwulan I 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,30 persen.

Padahal selama 3 bulan pertama 2020 pertumbuhan ekonomi Sumsel mencatatkan pertumbuhan tertinggi di Pulau Sumatra, yakni 4,98 persen.

Dampak Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar aktivitas ekonomi terhenti untuk mengurangi penyebaran virus.

Kontraksi terbesar terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 22,19 persen, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi sebesar 14,43 persen, diikuti lapangan usaha perdagangan besar dan ecera dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,52 persen.

"Kontraksi pertumbuhan ekonomi triwulan dua terhadap triwulan satu 2020 sebesar 2,30 karena turunnya Produk domestik regional bruto kuartal ke kuartal di sisi produksi. Sementara di sisi konsumsi, beberapa komponen pengeluaran yang mengalami kontraksi signifikan," ujar Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih , Kamis (6/8/2020).

Sementara itu pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 dibanding triwulan II-2019 year on year mengalami kontraksi sebesar 1,37 persen.

Penurunan disebabkan kontraksi yang terjadi di sebagian besar lapangan usaha yang terdampak oleh Pandemi Covid-19.

Penurunan terbesar dialami oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 18,26 persen, diikuti transportasi dan pergudangan sebesar 11,36 persen juga perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 7,70 persen.

Beberapa komponen pengeluaran yang mengalami kontraksi signifikan yaitu komponen ekspor luar negeri sebesar 13,34 persen. Selain itu, komponen PK-RT juga mengalami kontraksi sebesar 8,48 persen. Beberapa komoditas andalan ekspor luar negeri dari Provinsi Sumatra Selatan yang mengalami penurunan signifikan diantaranya Karet dan Barang dari Karet (-31,02 persen), Batubara (-28,63 persen), Migas (-2,08 persen).

BPS mencatat masyarakat di Sumsel tampak mengurangi belanja hampir di semua sektor.

Hanya konsumsi di sektor kesehatan, komunikasi, pendidikan, barang pribadi dan jasa perorangan, perumahan, air, listrik, gas yang bertumbuh.

Sementara untuk transportasi, rekreasi, hingga pakaian menurun.

Masyarakat lebih fokus memenuhi kebutuhan utama pangan dibanding lainnya khususnya rekreasi.

Kepala Perwakikan Bank Indonesia Sumatera Selatan Hari Widodo, menambahkan pada triwulan I dan II pertumbuhan mengalami penurunan dan ini sesuai dengan prediksi.

Hari optimis tidak akan terjadi resesi dan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh positif triwulan ke III karena sudah memasuki era new normal.

"Triwulan III akan ada pertumbuhan ekonomi ditunjang naiknya konsumsi rumah tangga dan kebijakan dari pemerintah untuk menstimulas ekonomi," ujarnya.

Berita Terkini