TRIBUNSUMSEL.COM - Sholat Idul Adha adalah ibadah sunnah yang besar pahalanya.
Semua muslimin dan muslimat pasti akan berbondong-bondong menjalankan Sholat Idul Adha.
Namun disaat yang bersamaan, kita harus menghadapi pandemi virus corona yang tidak memungkinkan untuk berkerumun.
Kementrian Agama telah membuat pedoman menghimbau kepada masyarakat agar dapat melaksanaan Sholat idul Adha dengan pelaksaan protokol kesehatan.
Pedoman ini sepatutnya dipatuhi, mengingat penyebaran virus corona di Indonesia belum teratasi.
Waktu Sholat Idul Adha
Melansir dari Panduan Sholat sumsel.kemenag.go,id Waktu shalat 'id dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya.
Kedua shalat hari raya tersebut, hukumnya sunnat muakkad bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir.
Boleh dikerjakan sendirian dan sebaiknya dilakukan berjama'ah.
Pada pagi hari, sesudah kita menunaikan shalat shubuh dan sesudah kita mandi sunnat Hari Raya, lalu berangkatlah menuju mesjid atau tanah lapang dengan memperbanyak mengucapkan Takbir.
Setelah tiba dimesjid, maka sebelum duduk shalat tahiyatul masjid dua raka'at.
Kalau ditanah lapangan tidak ada tahiyatul masjid, hanya duduklah dengan ikut mengulang ulang bacaan takbir, sampai mulai shalat 'Id itu.
Seperti halnya penjelasan Ustadz Abu Ubaidah Yusuf dalam video yang diunggah oleh channel Surabaya Mengaji
Ustad Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawie menjelaskan kapan pelaksaan waktu sholat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
"Waktu sholat Hari Raya Idul Fitri ataupun Idul Adha waktunya adalah ketika matahari sudah terbit dan naik setinggi tombak sholat" Terang Ustad Abu Ubadah Yusuf
Lajutnya kalau sholat Idul Fitri diakhirkan dan kalau sholat Idul Adha dipercepat.
"Sholat Idul Fitri diperlambat untuk memberikan waktu orang-orang yang belum membayar Zakat Fitra, adapun Idul Adha dipercepat tujuan adalah agar segera menyembelih hewan kurban" Jelasnya
Ustad Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawie kembali menjelaskan jadi waktunya adalah setelah matahari terbit dan naik setinggi tombak yaitu awal waktu sholat Dhuha, Sholat Syuruq, atau sholat Isroq
Tata Cara sholat Idul Adha Berjamaah
Tata cara sholat Idul Adha ini berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 28 tahun 2020 tentang doa dan tata cara Sholat Idul Adha.
Berikut ini tata cara sholat Idul Adha.
Sebelum sholat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
- Sholat dimulai dengan menyeru “ash-shalâta jâmi‘ah”, tanpa azan dan iqamah.
- Memulai dengan niat sholat Idul Adha, yang jika dilafalkan berbunyi;
Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat sholat idul adha sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa
“Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
- Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.
- Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
- Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
- Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa.
- Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
- Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al-Quran.
- Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
- Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Adha.