TRIBUNSUMSEL.COM - Sempat ditawari damai hingga Rp 20 juta, wasit yang jadi korban pengeroyokan enggan berdamai dan memilih jalur hukum.
Wasit yang jadi korban kebrutalan pemain saat memimpin pertandingan
persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, bersikukuh tempuh jalur hukum.
Wahyudin (29), wasit yang menjadi korban ketika menjadi pengadil lapangan antara Champas FC melawan Yutakan FC mengaku sempat diajak berdamai.
Tidak tanggung-tanggung, pihak terduga pelaku, kata dia, sempat mengiming-imingi uang senilai Rp20 juta agar kasus penganiayaan yang menimpa dirinya tidak dilaporkan ke polisi.
"Dia (terduga pelaku) sempet ngucap damai, awalnya (mau dikasih) Rp 5 juta, saya enggak terima, terus naik lagi Rp15 juta sampai Rp20 juta," kata Wahyudin, Selasa(14/7).
Wasit berlisensi C2 Asprov PSSI ini sempat berpikir dan meminta pertimbangan pihak keluarga hingga teman-teman sesama pegiat sepak bola.
Namun, hati nuraninya tidak goyah.
Dia menilai perbuatan pemain yang telah melakukan penganiayaan sama saja tidak menghormati profesi.
"Saya mikir di situ, tapi saya enggak sendiri, saya nggak bisa seenaknya begitu, karena ini menyangkut nama baik pribadi saya keluarga karena umumnya saya yang sudah berlisensi," katanya.
"Kalau saya ambil jalur damai, otomatis semua jadi jelek, nama saya jelek, keluarga jelek, apalagi umumnya wasit seluruh di Indonesia," tambahnya.
Tawaran damai sejatinya sudah dilakukan usai kejadian penganiayaan di Stadion Patriot, sejumlah orang dari tim terduga pelaku berusaha membujuknya.
Bahkan, Wahyudin dan terduga pelaku sudah saling berjabat tangan di pinggir lapangan.
Tetapi, itu semua tidak serta merta dia mau menyelesaikan masalah ini begitu saja.
"Saya waktu itu posisi sudah lelah, capek semua, di situ pelaku dan pengurus tim seenaknya minta damai memang saya sudah berjabat tangan tapi bukan begitu saja masalahnya selesai," tegas dia.
Polres Metro Bekasi Kota telah menerima laporan kasus pengeroyokan wasit saat memimpin pertandingan di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Heri Purnomo mengatakan, kasus pengeroyokan yang terjadi pada, Minggu (12/7) itu masih dalam tahap penyelidikan.
"Kami lakukan klarifikasi dan kordinasi dulu, laporan sudah kita terima, kita akan panggil dulu saksi-saksi yang ada di lokasi," kata Heri.
Sampai saat ini, pihaknya belum dapat menetapkan tersangka dalam insiden pengeroyokan.
Sebab, kepolisian harus melengkapi bukti-bukti yang menguatkan agar dapat memutuskan sosok pelaku yang dianggap bersalah.
"Itu (penetapan tersangka), kita kumpulkan bukti-buktinya dulu baru kita gelarkan, dari situ baru masuk tahap penyidikan," terangnya.
Viral di Media Sosial
Sebelumnya, sebuah video keributan di sebuh pertandingan sepak bola tersebar di media sosial, insiden itu diketahui terjadi di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi.
Video detik-detik keributan diunggah akun instagram @garudarevolution, tampak pesepak bola berkerumun dan saling dorong di tengah lapangan.
Pertandingan tu mempertemukan klub Champas FC dan Yutaka FC.
Laga kala itu dipimpin oleh wasit bernama Wahyudin (29), dia saat dikonfirmasi mengaku, sempat dinjak-injak oleh pemain yang kesal dengan keputusannya.
"Masalah keputusan offside, pemain ini protes sama saya, diinjak dari belakang, pas terjatuh saya langsung diinjak-injak pas itu saya kurang sadar," kata Wahyudin.
Dia menjelaskan, Champs FC dan Yutaka FC merupakan dua klub sepak bola lokal, pertandingan di Stadion Patriot kemarin merupakan ajang silaturahmi.
Tim yang pada saat itu merasa dirugikan ialah Champas FC, keputusan Wahyudin menilai penyerang dari klub tersebut terjebak offside.
Dari situ, para pemain Champas FC merasa keputusan wasit keliru, mereka protes dan langsung terjadi insiden penyerangan.
"Jadi pokoknya pas dia enggak terima kejadian itu pemainnya hampiri saya dari belakang, nendang saya, terus saya terjatuh telentang, pas saya jatuh itu langsung dibalas muka saya dan wajah saya diinjak," terangnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Bekasi Ahmad Zarkasih membenarkan terjadinya insiden tersebut.
"Saya sampaikan kemarin memang ada pertandingan, di situ ada terjadi insiden," kata Zarkasih.
Dispora Kota Bekasi selaku pengelola Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi langsung mengambil tindakan. Para pemain yang kala itu menyewa stadion langsung dipanggil dan dimintai keterangan atas insiden tersebut.
"Mereka sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, sebetulnya hanya salah paham dilapangan saja," terangnya.
Terkait adanya korban pengeroyokan yakni seorang wasit, Zarkasih belum mengetahui lebih detail. Tetapi yang jelas, insiden pertandingan sepak bola di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi memang dipicu akibat keputusan wasit.
"Wasitnya satu aja, wasit utama (yang diserang), jadi ada protes dari pemain terjadilah dorong-dorongan seperti yang di video," tegasnya.