TRIBUNSUMSEL.COM, KANADA - Seorang dokter gigi menyamar menjadi anggota polisi lalu menghabisi nyawa orang lain.
Peristiwa mengerikan tersebut terjadi di Kanada.
Seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai seorang polisi menewaskan sedikitnya 16 orang di Kota Portapique, Provinsi Nova Scotia, Kanada, Minggu (19/4/2020).
Di antara para korban penembakan yang menyebar di sebagian provinsi Kanada Atlantik adalah perwira RCMP Heidi Stevenson, veteran 23 tahun.
"Heidi menjawab panggilan tugas dan kehilangan nyawanya seraya melindungi mereka yang dia layani," kata Komandan RCMP Nova Scotia, Asisten Komisaris Lee Bergerman dalam sebuah posting di Facebook.
Map showing rural town of Portapique in Canada
"Dua anak kehilangan ibu mereka dan seorang suami istrinya. Orang tua kehilangan anak perempuan mereka dan yang lainnya tak terhitung kehilangan seorang teman dan kolega yang luar biasa," kata Komisaris Bergerman.
Royal Canadian Mounted Police (RCMP) mengatakan pria bersenjata itu, Gabriel Wortman, 51 tahun, yang bekerja sebagai dokter gigi, muncul dengan mengenakan seragam polisi.
Dia juga menyamarkan mobilnya agar terlihat seperti mobil polisi.
Setelah 12 jam, Polisi akhirnya dapat menembak mati Wortman.
Wortman menembak orang di beberapa lokasi di Nova Scotia, kata RCMP pada suatu pengarahan.
Komisaris RCMP Brenda Lucki mengatakan kepada Canadian Broadcasting Corp bahwa polisi mengetahui setidaknya 16 korban.
Dia menambahkan tidak ada indikasi saat ini bahwa pembunuhan itu terkait terorisme.
Polisi mengatakan tidak ada hubungan yang jelas antara Wortman dan setidaknya beberapa korbannya.
Mereka mengatakan mereka tidak tahu apa motivasinya.
"Hari ini adalah hari yang menghancurkan bagi Nova Scotia, dan itu akan tetap terukir di benak selama bertahun-tahun yang akan datang," kata Lee Bergerman, komandan RCMP di Nova Scotia.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menggambarkannya sebagai "situasi yang mengerikan" dan Perdana Menteri Nova Scotia Stephen McNeil mengatakan kepada wartawan, "ini adalah salah satu tindakan kekerasan yang paling tidak masuk akal dalam sejarah provinsi kami."
Jumlah korban tewas melebihi dari pembantaian Montreal pada tahun 1989 ketika seorang pria bersenjata membunuh 15 wanita.
Penembakan massal relatif jarang terjadi di Kanada, yang memiliki undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat daripada Amerika Serikat.
Nova Scotia, seperti Kanada lainnya, berada di bawah perintah tetap di rumah karena pandemi coronavirus. (kontan.co.id)