TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Palembang ditetapkan sebagai zona merah penyebaran Corona menyusul adanya 15 kasus transmisi lokal yang baru terkonfirmasi di kota pempek, Jumat (15/4/2020).
Berdasarkan data, ada 17 kasus tambahan yang terjadi di Sumsel.
Jumlah tersebut terdiri dari 15 di Palembang, 1 Banyuasin dan 1 lagi dari luar Sumsel yakni Bandung.
Dengan demikian sudah ada 54 orang terkonfirmasi positif covid-19 di Sumsel.
Dengan catatan, 3 meninggal dunia dan 4 orang dinyatakan sembuh.
Meskipun terjadi pelonjakan jumlah yang cukup signifikan, namun Ahli mikrobiologi kedokteran sekaligus juru bicara gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Sumsel, Prof Yuwono mengungkapkan adanya rasa optimis ditengah penyebaran virus corona yang terjadi di Sumsel saat ini.
"Peningkatan kasus di Sumsel memang merupakan kondisi yang memprihatikan. Tapi masih ada rasa optimis berdasarkan fakta yang ada," ujarnya.
Yuwono mengatakan, semakin cepat orang positif covid-19 yang ditemukan, maka tindakan tepat bisa langsung dilakukan untuk menekan angka penyebaran.
Berdasarkan perhitungan, pada angka kematian sebanyak 3 orang akibat covid-19 seperti yang terjadi di Sumsel, semestinya ada 75-100 kasus positif harus terdeteksi.
Namun pada kenyataannya baru ada 54 kasus yang terkonfirmasi positif di Sumsel.
Dan saat ini petugas kesehatan maupun gugus percepatan penanganan covid-19 Sumsel masih terus mencari keberadaan kasus baru.
"Jangan salah, bukan berarti kita harus senang dengan adanya tambah kasus. Tetapi dengan ditemukannya orang-orang yang positif, maka semakin jelas siapa saja yang harus diisolasi dan daerah mana saja yang perlu jadi prioritas," jelasnya.
Kembali Yuwono menjelaskan, ada 54 kasus positif Corona di Sumsel.
Sebanyak 3 orang telah meninggal dunia, sehingga masih ada 51 kasus aktif positif covid-19 di Sumsel.
Ia mengatakan kondisi 51 orang tersebut terpantau tanpa gejala dan ada pula yang mengalami sakit ringan.
"Dengan kondisi seperti ini, maka berdasarkan pola statistik yang ada, berarti kita patut optimis bahwa 51 orang ini akan sembuh," ungkapnya.
Ia mengungkapkan berdasarkan perhitungan secara menyeluruh, idealnya setiap 2-4 kematian harus terdeteksi sebanyak 50-100 kasus positif yang berasal dari 5.000 - 10.000 sampel yang diperiksa.
Namun kenyataan di NKRI dari sekitar 500 kematian, hanya sekitar 5.100 kasus terdeteksi positif.
"Padahal mestinya ada 25.000-50.000 ribu kasus positif, tapi memang seperti itulah adanya"ujar dia.
Lanjutnya, bila 25.000- 50.000 ribu kasus positif tadi terdeteksi semua atau seberapapun jumlahnya
langsung menjalani isolasi dan mematuhi arahan physical distancing (jaga jarak), Yuwono optimistis bahwa Pandemi saat ini akan segera reda dan akhirnya usai.
"Masyarakat juga mulai terbiasa dengan informasi tentang pandemi ini. Tinggal terus meningkatkan kesadaran untuk patuh pada program pencegahan dan bersikap tepat terhadap orang lain yang OTG, ODP, PDP, Kasus Positif Rapid Test & Kasus Positif PCR. Yaitu dengan tidak sinis dan tidak mengucilkan mereka. Tetapi cukup jaga jarak dan bantu mereka," ujarnya.
Ia juga tetap mengimbau agar masyarakat fokus pada menjaga imunitas tubuh.
"Jaga juga kebersihan, kekompakan, rajin ibadah dan cari info yang diperlukan saja. Hindari menyebarkan berita yang bukan perlunya apalagi berita hoax," ujarnya.