Update Virus Corona

Mendagri Tito Karnavian Temui Anies Baswedan Bahas Lockdown, Ini 7 Pertimbangan yang Diperhatikan

Editor: M. Syah Beni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

TRIBUNSUMSEL.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan penanganan Virus Corona, termasuk kewenangan memberlakukan lockdown DKI Jakarta atau di daerah lain.

Menurut Anies Baswedan, seharusnya pertemuan dirinya dengan mendagri berlangsung di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Selasa (17/3/2020) .

"Tetapi Pak Tito kangen dengan Balai Kota DKI, dulu waktu masih Kapolda Metro Jaya, sering ke sini, sehingga pertemuan diadakan di Balai Kota," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta. 

Anies kemudian memersilakan Mendagri Tito Karnavian untuk menjelaskan terkait langkah-langkah pengendalian Virus Corona.

Menurut Tito Karnavian, Gubernur Anies Baswedan sudah melakukan sejumlah langkah strategis, tetapi tidak di-publish semua untuk mencegah terjadinya kepanikan.

Menurut Tito Karnavian, kasus Virus Corona sebenarnya tidak perlu terlalu dibesar-besarkan karena tingkat kematiannya rendah.

"Jangan sampai, dampak kasus Virus Corona ini justru lebih menakutkan karena salah penanganan," katanya.

Menurut Tito Karnavian, dalam UU No 6 tahun 2016 tentang Kekarantinaan Kesehatan, ada empat jenis pembatasan

1. Karantina Rumah

2. Karantina Rumah Sakit

3. Karantina Wilayah

4. Pembatasan Wilayah yang bersifat masih di masyarakat.

Untuk pembatasan wilayah yang dikenal lockdown, ada 7 pertimbangan, di antaranya pertimbangan efektifitas, pertimbangan tingkat epidemi, sampai pertimbangan ekonomi, sosial, dan budaya, serta keamanan.

Pembatasan kewilayah, karena menyangkut aspek ekonomi, selain UU Kekerantinaan Kesehatan itu, untuk pembatasan wilayah dan pembatasan sosial dalam jumlah besar, kata Tito, itu menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Selain itu, masalah ekonomi juga berkaitan langsung dengan moneter dan fiskal dan ini menjadi urusan pemerintahan absolute yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dalam hal ini adalah Presiden RI Joko Widodo.

Presiden Jokowi sudah menyampaikan, untuk kekarantinaan wilayah, pemerintah daerah sudah diminta untuk konsultasi dengan pemerintah pusat dalam hal ini adalah Satgas Khusus Corona atau Gugus Tugas yang diketahui Doni Munardo. 

Terkait masalah transportasi, untuk menerapkan sosial distancing, untuk menjaga jarak masyarakat, maka jumlah jarak dikurangi, jangan sampai bertumpuk karena risiko penularan menjadi tinggi. 

Dalam penumpang berasal sejumlah orang dari berbagai wilayah, seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. 

"Bapak gubernur menyarankan untuk dikoordinasikan dengan daerah lain dan juga gubernur provinsi lain. Ini nanti akan dibahas dalam Gugus Tugas khusus Corona," ujar Mendagri seperti disiarkan langsung Kompas Tv.

Tetapi masyarakat diingatkan untuk tidak perlu panik menghadapi Virus Corona.

"Yang penting, jaga pola hidup sehat, usahakan terpapar matahari, cuci tangan pakai sabun, pakai hand sanitizer, dan makan bergizi, terutama makanan bervitamin E dan Vitamin C," 

Makanan toge, brokoli, banyak konsumsi karena mudah didapat di pasar tradisional.

Saling Sindir Anies Vs Tito Karnavian

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyindir Gubernur DKI  Jakarta Anies Baswedan  soal kondisi Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyebutkan sindiran Tito Karnavian adalah masalah transformasi.

Meski demikian, penggunaan kata kampung lebih menarik dan memancing klik atau clickbait.

"Jadi menurut saya justru pelajaran penting yang kita ambil dari pesan yang disampaikan Pak Mendagri tadi adalah pesan tentang transformasi sebuah negara."

"Lebih dari soal kata kampung, jadi kan itu memang clickbait, menarik, tweetable begitu," ucap Anies di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Menurut dia, transformasi yang dilakukan Shanghai sudah bertahun-tahun bahkan dekade sehingga saat ini mereka memetik buahnya dan lebih maju dari kota-kota lainnya.

Pesan pentingnya, lanjut dia, masalah transformasi tidak berlangsung hanya dalam satu atau dua hari melainkan memakan waktu yang panjang.

Salah satunya adalah mengenai pembangunan infrastruktur seperti jalan dan telekomunikasi.

"Yang nanti ketika kita melihat misalnya satu hingga dua dekade ke depan, kita akan menyaksikan betapa dampaknya besar keputusan-keputusan pembangunan yang transformatif seperti ini," tuturnya.

 "Jadi menangkap pesan dari pak Tito itu tadi tentang bagaimana transformasi sebuah negara. Nah, ini yang nanti harapannya juga kita lakukan."

"Misalnya contoh di Jakarta, kita melakukan transformasi transportasi," tambah Anies.

Sindiran Tito

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berkelakar membandingkan kondisi Kota  Jakarta  dengan Kota Shanghai di China.

Menurut Tito Karnavian, Jakarta tampak seperti kampung jika dibandingkan dengan Shanghai.

"Pak Anies, saya yakin Pak Anies sering ke China."

"Kalau kita lihat Jakarta kayak kampung dibanding dengan Shanghai," ujar Tito di hadapan para pimpinan daerah dalam Kongres Asosiasi Pemerintah Provinsi (APPSI) ke VI di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga hadir dalam acara ini.

Selain itu, sejumlah kepala daerah dan sekretaris daerah juga turut hadir.

Ucapan Tito ini bermula saat dirinya membahas sistem demokrasi yang tidak berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi.

Tito menyebutkan, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang menganut sistem demokrasi mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan.

"Jadi, terjadi semacam kegalauan atas demokrasi karena yang tidak menggunakan sistem tersebut ekonominya melompat (lebih maju)."

"Vietnam misalnya, sosialis kondisinya ekonominya melompat," tutur Tito.

Selain itu, dia juga mencontohkan Thailand yang mana saat ini junta militer mengambil alih sistem demokrasi.

"Supremasi sipil (di Thailand) diambil alih jadi junta militer dan ekonominya jalan."

"Juga di tempat lain Mesir yang tadinya diterapkan demokrasi, berantakan diambil oleh militer juga, " papar Tito.

Dirinya kembali menyinggung China yang mengalami kemajuan ekonomi pesat meski tidak menganut demokrasi.

"Di China hanya satu partai. Non-demokrasi, itu melompat ekonominya," ungkapnya.

Bahkan saat ini, lanjut Tito, ekonomi China mulai melampaui Amerika Serikat hanya dalam waktu 20 tahun.

Padahal, pada masa lalu banyak pihak yang meragukan negara Tirai Bambu itu.

Sejalan dengan kondisi ekonomi yang semakin baik, menurut Tito, tata kelola lingkungan di China juga semakin bagus.

Hal ini, kata dia, dilihat dari perkembangan tata kota China yang membaik.

"Tahun 1998 saya masih ingat, saya kebetulan (menempuh pendidikan) Sesko di Australia saat itu, dan sedang studi banding ke China," ungkap Tito.

"Saat itu Kota Beijing dan Kota Shanghai masih banyak yang naik sepeda."

"(Saat itu) dibandingkan dengan Jakarta, Beijing (dan Shanghai) kayak kampung."

"Rumah-rumah kumuh, sungai kotor dan hitam banyak di mana-mana. Sepeda masih di jalan-jalan," lanjut Tito.

Dua tahun kemudian, yakni pada 2000, Tito kembali ke China dalam rangka tugas investigasi.

Saat itu sepeda motor mulai banyak digunakan masyarakat China.

Selanjutnya, pada 2004 Tito juga mengunjungi China.

"Tahun 2004 mulai mobil sudah, tapi tidak begitu bagus," katanya.

"Beberapa tahun kemudian saya datang lagi mulai terlihat infrastruktur, transportasi berkembang. Mobil mengkilat sudah banyak sekali."

"Tahun kemarin saya datang ke sana dalam rangka interpol conference di hotel yang sama, saya melihat sungai yang sama (seperti yang dia lihat tahun-tahun sebelumnya) sudah banyak orang yang berenang di situ."

"Airnya bersih, jernih, dulunya hitam pekat. Dan kemudian kita melihat Beijing sudah mirip-mirip seperti Washington DC, Shanghai sudah mirip-mirip New York," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS: Mendagri Tito Karnavian dan Anies Baswedan Jelaskan Dampak Lockdown Jakarta, https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/17/breaking-news-mendagri-tito-karnavian-dan-anies-baswedan-jelaskan-dampak-lockdown-jakarta?page=all.

Berita Terkini