Hal ini sontak membuat kemarahan publik termasuk gubenur Jawa Timur, Ganjar Pranowo.
Orang nomor 1 di Jawa Tengah lantas turun tangan memerintahkan jajaran menguak pelaku video tersebut.
Adapun Ganjar Pranowo tak menyangka kali pertama mengetahui aksi bullying antarsiswa di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo.
Begitu melihat video yang viral tersebut, Ganjar berujar langsung menelepon kepala sekolah terkait.
"Saya sudah telepon Kaseknya."
"Sudah ditangani sekolah, saya sedang minta detilnya," kata Ganjar dalam pesan singkat, Rabu malam.
Ganjar mengatakan kasus tersebut sudah ditangani kepala sekolah dan polisi setempat.
"Besok saya minta pengawas sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo turun untuk klarifikasi, sekaligus mengambil tindakan."
"Karena mereka masih anak-anak, saya minta diberikan konseling bersama ortunya,"tambah Ganjar.
Bak bertindak cepat, 3 pelaku aksi bullying akhirnya berhasil diciduk kepolisian.
Hal ini diketahui dari beberapa foto yang beredar di media sosial pada kamis malam.
Dilansir dari Instagram Viralterkini99 yang mengunggah foto 3 pelaku tersebut.
Terlihat 3 pelaku tengah ditanyai oleh pihak kepolisian.
Sebelumnya
Kasus siswi dibully di Kecamatan Butuh Purworejo itu terjadi pada Rabu (12/2/2020) pagi hari.
Sesuai informasi yang beredar, pihak siswi yang dibully melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian pada pukul 16.00 WIB.
"Yang melapor seorang wanita," kata informan Tribunjateng.com yang meminta identitasnya tak disebutkan.
Lebih lanjut, dia enggan menjelaskan perempuan yang dimaksud serta detail pelaporannya.
"Pelaporannya terkait penganiayaan siswa. Itu saja," tambahnya.
Belum diketahui mengapa jarak antara pelaporan dan kejadian begitu jauh, berselang beberapa jam.
Sumber itu menyebut identitas dan alamat masing-masing yang terlibat namun meminta disimpan mengingat pelaku dan korban sama-sama di bawah umur.
Dari keterangan sumber lain, diketahui bahwa pelapor adalah ibu korban.
Ibu korban mengetahui bullying terhadap anaknya setelah melihat video kejadian di tempat kerja pukul 10.00.
Dia kemudian pulang ke rumah memberi tahu suaminya atau ayah korban.
Mereka kemudian datang ke sekolah menanyakan kebenaran adanya perundungan tersebut.
Setelah mendapat jawaban, kemudian ibu korban melaporkannya ke Polsek Butuh.
(*)