TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Mustakim (20) masih tampak begitu terpukul atas kebakaran yang baru saja menghanguskan kediamannya, Rabu (15/1/2020).
Tak hanya itu, kebakaran di Jalan Ki Merogan lorong Wijaya 7 RT 36 RW 07 Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati Palembang tersebut, juga turut menewaskan dua kakak kandungnya yang merupakan penyandang autis sejak lahir.
"Kami sudah berusaha menyelamatkan mereka (korban). Memang situasi saat itu sangat tidak memungkinkan. Ditambah lagi mereka punya keterbatasan (autis). Jadi benar-benar sulit saat itu," ujar Mustakim saat ditemui di depan Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara.
Seperti diketahui, Hari Handoko (27) dan Puji Arianti (30), kakak beradik penyandang autis, tewas akibat kebakaran yang terjadi di kediamannya..
Selain menelan korban jiwa, kebakaran itu juga telah menghanguskan seluruh bagian rumah.
Bahkan tak ada satupun harta benda yang berhasil diselamatkan kecuali baju yang melekat di badan.
"Kami masih bisa bersyukur, soalnya kedua orang tua bisa diselamatkan. Selebihnya saya sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi. Sekarang ini cuma bisa pasrah," ujarnya dengan wajah tertunduk lesu.
Mustakim sendiri, masih terlihat syok atas kejadian itu.
Sesekali ia tampak terduduk dengan terus mengusap kening dengan raut wajah sedih yang tampak terlihat jelas darinya.
Terlihat pula sisa-sisa abu kebakaran yang mengotori keningnya.
Pemuda itu juga terlihat menarik nafas panjang seperti berusaha untuk menenangkan diri.
Menurutnya, kebakaran itu terjadi sekira pukul 03.00 dini hari di saat lima orang penghuni rumah sedang tertidur lelap.
Menurutnya, api bersumber dari korsleting listrik kabel kulkas di dalam kamarnya.
Dengan cepat, kobaran api langsung menyambar dinding rumah yang terbuat dari kayu.
Menyadari kobaran api telah membesarkan, Mustakim langsung membangunkan seluruh anggota keluarganya untuk segera menyelamatkan diri.
Namun Hari dan Puji, dua kakak kandungnya tidak bisa diselamatkan dalam kebakaran itu.
"Mereka posisinya ada di kamar tengah. Rumah kami itu hanya satu lantai, tapi disekat-sekat oleh dinding. Waktu tahu kebakaran, kami semua lari ke luar rumah. Tapi dua saudara saya itu justru sangat panik dan tidak bisa menyelamatkan diri. Susah juga mengarahkannya untuk keluar, mereka autis sejak lahir," cerita Mustakim.
Selanjutnya pihak keluarga akan memakamkan kedua jenazah di TPU Simpang Sunan Kecamatan Kertapati.
Mirisnya, dikarenakan rumah mereka telah habis terbakar,
pihak keluarga terpaksa meminjam rumah salah seorang tetangga untuk menjadi tempat sementara bagi kedua jenazah sebelum dimakamkan.
"Kami pinjam satu rumah kontrakan kosong milik tetangga kami. Rencananya setelah dari rumah sakit, jenazah akan kami bawa dulu ke kontrakan, baru kemudian dimakamkan. Mau bagaimana lagi, rumah kami benar-benar sudah habis terbakar," ujarnya dengan suara lesu.
Sebelumnya Tribunsumsel juga mewawancarai ayah korban.
Nurdin, pemilik rumah mengatakan, ia bersama istri dan ketiga orang anaknya sedang tertidur pulas.
Tiba-tiba ia terjaga dan menyaksikan api sudah membakar rumah semi permanen miliknya.
"Saya rasa karena korsleting. Saya hanya melihat api sudah membesar sangat bangun dan langsung menyelamatkan diri," kata Nurdin saat disambangi di kediamannya, Rabu (15/1/2020) pagi.
• Kronologi Kebakaran Kertapati 2 Orang Tewas, Kebakaran Terjadi Setelah Listrik Padam
Nurdin bersama istri dan seorang anaknya langsung keluar dari rumah dan berusaha memadamkan api menggunakan peralatan seadanya.
Ia bahkan mengaku tidak mampu menyelamatkan kedua anaknya yang masih tertidur di rumah karena kobaran api yang begitu besar.
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan kedua anak saya di dalam karena api itu sudah berkobar di semua sis rumah. Saya bingung mau masuk lewat mana," ungkap pria 53 tahun itu.
Sekitar satu jam kemudian, api berhasil dipadamkan.
Dua orang yang masih di dalam, Puji Ariantini (27) dan Hari Andoko (24) tewas terpanggang api.
Sementara Nurdin beserta istri, Nurhayati (48) dan seorang putranya bernama Mustakim (20) selamat tanpa kurang suatu apapun.
"Anak saya dua orang meninggal dunia. Harta benda kami semua habis," kata Nurdin yang tampak berusaha tabah.
Jenazah kedua korban pun kini dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Sementara kasus kebakaran ini masih diselidiki Polsek Kertapati.
Kebakaran melanda sebuah rumah di RT 36 RW 07, Gang Wijaya 8, Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati Palembang.
Mustakim (20) keluarga korban tewas dalam kebakaran di kertapati Palembang, saat ditemui di depan instalasi forensik rumah sakit Bhayangkara, Rabu (15/1/2020)