TRIBUNSUMSEL.COM -- Nama Audrey Yu Jia Hiu mendadak jadi trending topic di media sosial twitter.
Sosok gadis berusia 25 tahun ini bahkan sampai diminta presiden Jokowi untuk pulang ke Indonesia.
Lalu Siapakah Audrey Yu Jia Hiu sebenarnya ?
Audrey ternyata salah satu dari 71 ikon prestasi Indonesia, lulus SMA di usia 13 tahun.
Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dalam 5 tahun, Audrey Yu mengeyam pendidikan SMP dalam 1 tahun dan SMA 11 bulan.
Pada saat lulus, tidak ada satu pun universitas di Indonesia yang mau menerima Audrey lantara usianya masih 13 tahun.
Tidak putus asa, Audrey akhirnya memutuskan untuk memutuskan untuk melanjutkan pendidikanya di Virginia, Amerika.
"Saya lulus Summa cum Laude dan Phi Beta Kappa pada usia 16 dari salah satu universitas terbaik dan tertua di Amerika, College of William and Mary di Virginia," tulis Audrey dalam blog pribadinya, dilansir BolaStylo.co dari GridHot.id.
Gagal Masuk TNI
Belakangan diketahui, Audrey ditolak masuk jadi anggota TNI karena usianya saat itu masih 17 tahun.
Audrey sempat bekerja sebagai pengajar Bahasa Inggris di Tiongkok.
Karena gagal masuk jadi anggota TNI, Audrey memutuskan menempuh S-3 di Paris, mengambil jurusan Fisika dan Bahasa.
Audrey lulus S-3 di usia kurang dari 25 tahun.
Tak tanggung, tanggung, Audrey dikabarkan menerima gaji sekitar Rp 200 juta per bulan.
Sejatinya ada beberapa orang yang yang menaruh perhatian terhadap kecerdasan Audrey.
Salah satunya Presiden Indonesia, Jokowi.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari akun Twitter @nithasist yang mengunggah sebuah postingan pada 7 Juli 2019.
Dalam cuitannya, akun @nithasist menyebut Jokowi memberi tawaran spesial untuk Audrey.
Jokowi disebut menawarkan Audrey bekerja di lembaga pemerintah.
"Dia lgsg diterima kerja di Badan Antariksa Amerika (NASA) dgn gaji 200 jt/bln. Stlh ketemu Jokowi di KTT G-20 di Jepang kmrn, ditawari msk ke BPPT dan dgn antusias dia terima tanpa mikir brp gajinya. Dia hanya blg Indonesia Love You. Aku datang u/ mengabdi padamu ..... Terharu," tulis akun @nithasist.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang berada dibawah koordinasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah perihal tawaran spesial yang diberikan Jokowi pada Audrey Yu tersebut.
Dibantah Ayah Audrey
kabar tersebut dibantah oleh keluarga Audrey sendiri.
Ialah ayah Audrey, Budi Lukito yang membantah kabar putrinya mendapat tawaran spesial dari Jokowi.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari akun Twitter @CrushHopeless1 yang mengunggah sebuah postingan pada 7 Juli 2019.
"Whoops...sudah masuk trending saja nih #audrey Netizen mah gampang banget kebawa. Ini @nithasist udah konfirm blm ke ybs coz penjelasan daddynya beda lagi," tulis akun @CrushHopeless1.
Dalam screen capture percakapan WhatsApp yang diunggah akun @CrushHopeless1 disebutkan bahwa salah seorang pengguna WhatsApp bernama Koko Sudjatmiko mengabarkan bahwa ayah Audrey membantah kabar putrinya mendapat tawaran dari Jokowi.
"Koko Sudjatmiko: Itu anak temanku om
Koko Sudjatmiko: Ada info dan bantahan dari bapaknya, soal ditawari NASA dan ketemu Presiden Jokowi adalah tidak benar. Thanks.
Koko Sudjatmiko: Ini klarifikasi dari pak Budi Lukito (bapak yang bersangkutan) "Soal ditawari NASA dan ketemu pak Jokowi adalah tidak benar.
Koko Sudjatmiko: Dia koreksi begitu saja dari om atas up load nya teman. Kalau info pendidikannya memang benar adanya," tulis percakapan pesan WhatsApp tersebut.
"KLARIFIKASI
Keluarga #audrey udah bilang bhw:
Berita tentang kerja di NASA dan bertemu Jokowi di G-20 spt caption ternyata TIDAK BENAR atau HOAX!
Tapi berita di video ini benar adanya," tulis akun @MurthadaOne pada 7 Juli 2019 seperti dikutip GridHot.ID.
"Saat ini saya bekerja di sekolah Shanghai New Channel, mengajar sastra Inggris dan mempersiapkan siswa saya untuk mengikuti tes SAT.
Tes SAT tidak dapat dilakukan di lokasi mana pun di Cina Daratan, sehingga murid-murid saya harus pergi ke Hongkong atau Macau hanya untuk mengikuti tes ini.
Dulu, saya bekerja di berbagai institusi pendidikan seperti Shanghai Jiaotong University, DS Education dan U Elite Shanghai.
Sebelum datang ke Shanghai, saya bekerja (magang) sebagai penerjemah dan guru bahasa Inggris di Buhlergroup Changzhou (provinsi Jiangsu)," tulis Audrey dalam profil blog pribadinya.
(*)