Kisah Drg Putut Simpan Rekam Medis Sofyan Selama 21 Tahun. Pembunuhan Driver Online di Kota Palembang.
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Johanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Drg Putut Tri Karjana M,Kes mendapatkan penghargaan dari Polda Sumsel atas kontribusinya membantu proses identifikasi jenazah Sofyan yang telah berupa kerangka dengan menggunakan metode Odontogram, Rabu (28/11/2018).
Sofyan adalah driver online grab car yang dibunuh oleh perampok belum lama ini.
Baca Juga
• Pembunuhan Driver Online di Palembang - Polisi dan Dokter Pecahkan Kasus Sofyan Diberi Penghargaan
Drg Putut menyimpan data rekam medis, Sofyan yang pernah berobat di tempatnya praktik pada tahun 1997 silam. Drg Putut menyimpan data Sofyan selama 21 tahun dan digunakan sebagai data primer Identifikasi Sofyan.
(Beginilah cerita dari para pembunuh Sofyan: Pembunuh Driver Grab Car Mengaku Bukan Seperti Manusia, Merasa Diancam)
"Saya pertama kali dihubungi oleh dokter DVI, saya langsung coba cari di file saya tahun 1995-2000, tak lama saya dapat beberapa nama Sofyan lalu saya cocokkan dengan data dari DVI," ungkapnya usai mendapatkan penghargaan.
Ia menyampaikan sebagai dokter gigi memang menjadi tanggungjawabnya menyimpan data rekam medis pasien. Hal itu bersifat rahasia, namun jika diperlukan kepolisian atau pengadilan akan dibuka untuk membantu tugas mereka.
"Karena sudah lama, saya juga lupa almarhum (Sofyan) berobat apa waktu itu, tapi semua lengkap ada di data saya, ada alamat, tanggal lahir dan nama lengkapnya. Itu yang kami cocokkan," katanya
Disinggung perasaan dirinya usai data yang dimilikinya membantu proses identifikasi. Ia nampak rendah hatinya.
"Ini merupakan tugas dan kewajiban saya sebagai dokter dan dilakukan rutin, bukan hanya saya mengambil uang jasa, kita juga akan berikan yang menjadi hak pasien," katanya
Sementara, Dokter DVI Polda Sumsel, Fauzan menyampaikan pada mulanya proses DVI diawali dengan mengambil data sebelum meninggal (Antemortem) dan Pasca meninggal (Postmortem).
" Saat kita mencari data Antemortem dari orang tua, kita mendapat informasi alm Sofyan pernah berobat gigi di dua dokter Drg Sugiana dan Drg Putut," katanya
Selanjutnya, Tim DVI pun menghubungi Drg Sugiana untuk mencari rekam medis alm Sofyan. Drg Sugiana langsung melakukan pencarian rekam medis pasien. Namun, Drg Sugiana lantas menyampaikan tidak memiliki rekam medis alm Sofyan.
"Baru selanjutnya kami menghubungi Drg Putut, Beliau langsung mencari, ternyata ada sekitar sembilan data pasien atas nama Sofyan. Lalu kami coba pilah, berdasarkan alamat dan tanggal kelahiran," katanya
Ia pun mencocokkan data bahwa Sofyan pernah melakukan pencabutan gigi depan dan ternyata identik. Setelah mendapatkan data itu untuk melakukan identifikasi terutama catatan gigi gerigi Sofyan.
"Kombinasi gigi gerigi itu yang menjadi dasar kami, karena gigi gerigi sangat khas, 1 kali dua milyar orang baru ada yang mampu menyamai," jelasnya
Sebelumnya, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara memberikan penghargaan kepada tim dari Jatanras Direskrimum Polda Sumsel atas keberhasilan mengungkap tindak kejahatan pencurian disertai kekerasan yang menyebabkan Driver Grabcar, Sofyan (43) wafat.
Selain kepada anggota Kepolisian, Kapolda Juga memberikan penghargaan Drg Putut Tri Karjana M,Kes yang telah membantu proses identifikasi jenazah Sofyan yang telah berupa kerangka dengan menggunakan metode Odotogram.
"Saya memberikan apresiasi kepada dokter Putut karena berkat kerja profesi sebagai dokter gigi, dengan cermat dan baik mengfile kan data medis pasiennya, sehingga identifikasi kerangka Sofyan dapat segera diidentifikasi," ungkap Kapolda usai apel pemberian penghargaan di Mapolda Sumsel, Rabu (28/11/2018).
Ia mengharapkan kepada dokter lain untuk juga mendata pasien karena ini dapat membantu proses pengungkapan kasus di kepolisian. Apalagi kondisi korban Sofyan sudah ditemukan berupa kerangka, dengan proses identifikasi yang cepat maka korban segera dimakamkan.
"Saya juga memberikan penghargaan kepada Subdit Jatanras AKBP Yoga dan kawan kawannya, karena mereka sudah bekerja keras, dan bekerja cerdas, karena menggunakan scientific criminal investigation untuk mengungkap kasus ini," jelasnya
Ia menyampaikan terdapat 23 polisi yang bekerja keras untuk mengungkap kasus itu. Dalam bertugas mereka dibagi menjadi tiga tim, yakni tim yang mencari jenazah, tim yang mencari barang bukti mobil dan tim yang khusus memburu tersangka.