Badai Tropis Mangkhut Picu Hujan Lebat di Sumsel, BMKG Imbau Waspadai Dampak Banjir Hingga Longsor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi longsor : Kawasan Lematang Indah yang menjadi salah satu titik paling rawan longsor di Kota Pagaralam. Tampak petugas sedang membersihkan longsor beberapa waktu lalu.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap adanya peningkatan potensi hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk di wilayah Sumatera Selatan. Jumat (21/9/18).

Kasi Data dan Informasi BMKG Kenten Palembang, Nandang mengatakan, berdasarkan rilis prakiraan awal musim hujan provinsi Sumsel dari BMKG akan masuk di bulan Oktober Dasarian 3 sampai dengan November 2018.

Hujan deras di Palembang, pada Kamis (20/09/18) kemarin disebabkan adanya pengaruh dari tekanan rendah yang ada di samudera pasifik di dekat Filipina.

Baca: Dipastikan Perpanjang Kontrak, PSSI Menjelaskan Kabar Terbaru Luis Milla

Baca: Lakukan Hal Ini di Pusat Perbelanjaan, Anak Pertama Raisa dan Hamish Daud Cowok?

Tekanan itu mengakibatkan adanya belokan dan perlambatan masa udara di atas Pulau Sumatera.

Belokan masa udara di atas Sumatera Selatan sehingga potensi hujan di kondisi tersebut dapat terjadi.

"Untuk Sumsel awal masuk musim hujan normalnya di bulan Oktober Dasarian 2 dan 3, untuk 2018 awal musim hujan diperkirakan mundur 1 sampai 2 Dasarian, diperkirakan November 1 dan 2," kata Nandang.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo menjelaskan bahwa dengan meluruhnya badai tropis mangkhut beberapa hari yang lalu, menyebabkan perubahan pola cuaca yang ditandai melemahnya aktivitas aliran massa udara kering dari Australia dan menjauh dari wilayah Indonesia.

Baca: Susah Turuti Permintaan Fans untuk Turunkan Berat Badan, Via Vallen Akui Idap Penyakit Akut

Baca: Resmi Jadi Duda, Begini Jawaban Sule soal Istri Baru: Gampang, Ada Udah Banyak

Pola sirkulasi siklonik di sekitar Laut Cina Selatan, peningkatan kelembapan udara yang basah di lapisan atmosfer pada ketinggian kurang lebih 1500 dan 3000 meter,

Serta belokan arah angin, perlambatan kecepatan angin pada lapisan atmosfer bagian bawah sekitar 1000 meter sehingga mengakibatkan pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

"Kondisi dinamis atmosfer tersebut dapat meningkatkan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia," katanya.

Baca: Gojek Liga 1 : Prediksi dan Siaran Langsung PSMS Medan vs Persela Lamongan Hari ini

Baca: Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten OKU Selatan Sudah Keluar, Cek di Sini

Terdapat beberapa provinsi di Indonesia yang berpotensi terkena cuca ekstrim yakni Aceh, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Papua.

Mulyono meminta masyarakat untuk terus waspada terhadap efek yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, puting beliung, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

"Dengan kondisi cuaca saat ini kami harap masyarakat waspada terhadap banjir, tanah longsor puting beliung hingga banjir bandang," ujar Mulyono.

Berita Terkini