Berita Palembang

Payo Naik LRT, Life Style Baru Wong Kito

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eliza Alex Noerdin bersama seluruh ketua ketua dan anggota TP PKK Kabupaten Kota se Sumsel menumpang LRT dari stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin II ke Stasiun OPI Mall Jakabaring hari ini Rabu (1/8/2018).

Payo Naik LRT
- Ubah Gaya Hidup Wong Kito
- Tarif Disubsidi Dua Tahun

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sosialisasi "Payo Naik LRT, Life Style Baru Wong Kito" digelar di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, Rabu (1/8/2018).

Sebagai pembicara hadir langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, dan Pengamat Transportasi Perkotaan Yayat Supriatna.

Moderator Guru Besar FE UI Prof Rhenald Kasali.

"Dengan adanya LRT melahirkan sebuah citra positif bagi Sumsel serta Palembang yang akan meningkatkan city branding.

Tentu Palembang patut berbangga karena sudah menjadi kota dengan revolusi transportasi," ujar Yayat Supriatna.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa dengan adanya LRT, maka Palembang sudah bisa dikatakan menjadi kembaran Jakarta.

LRT ini bikin branding kota naik, kebanggaan kotanya juga naik.

Tapi yang paling penting dari semua itu LRT ini adalah struktur yang membangun kultur.

"Dengan adanya LRT, kebiasaan masyarakat juga akan berubah. Kalau dulu naik angkot masih merokok, kalau naik LRT tentu tidak lagi. Lalu dibiasakan bersih, tidak buang sampah sembarangan dan dengan adanya LRT juga lebih tertib dan dituntun tepat waktu," kata Yayat.

Kota Palembang akan semakin menarik.

Terlebih tarif LRT sangat murah, sehingga memancing orang datang bahkan berinvestasi.

Intinya, menurut Yayat, harus siap dengan segala perubahan, karena yang tidak siap dengan perubahan akan ditinggalkan.

Para peserta memberi aplus tepuk tanggan atas pemaparaan Yayat.

Suasana di acara sosialisasi ini juga terlihat penuh dan sesak karena membludaknya peserta yang hadir dari berbagai kalangan.

Mereka antusias mendengarkan paparan demi paparan dari narasumber.

Momen ini tak disia-siakan Menhub Budi Karya Sumadi yang merupakan asli kelahiran Palembang. Dia mengajak masyarakat segera menjadikan LRT Palembang sebagai gaya hidup masa kini.

"Pembangunan transportasi massal yang modern ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang ingin memberikan layanan maksimal kepada rakyat Indonesia, seperti halnya di Sumsel ini. LRT merupakan angkutan massal yang akan diragamkan dengan angkutan lain," ujarnya.

LRT dibangun pemerintah agar orang perkotaan tidak lagi terkendala macet. Karena itu dia mengajak masyarakat untuk mulai meninggalkan angkutan pribadi dan beralih ke angkutan massal.

"Palembang sudah jadi model dan kita tidak ingin LRT dimanfaatkan sekarang saja, tapi harus continue dan jadi lifestyle. Ini harus menjadi lifestyle seperti kita pakai gadget. Kita juga harus bangga karena 80 persen LRT hasil karya anak bangsa," kata Budi.

Menhub menjelaskan, pengaturan koneksi LRT bisa dilakukan dengan moda transportasi yang ada di Palembang, baik itu bus trans musi (BRT), angkot dan transportasi lainnya.

"Interkoneksi ini bisa dilakukan dengan LRT sebagai moda transportasi utama. Dimana moda transportasi lainnya menjadi feeder (penghubung) untuk penumpang menuju ke stasiun LRT," ujar dia.

Pengembangan interkoneksi LRT dengan transportasi lain merupakan tugas pemerintah daerah bagimana membuat ini dapat berjalan.

"Palembang menjadi kota pertama dibangun LRT, sehingga Palembang bisa jadi model bagi pembangunan transportasi suatu kota. Kalau ini jadi model maka keharusan bagi kita menjadikan model ini berhasil. oleh karnanya saya all out di Palembang ini untuk menjadikan lifestyle masyarakat," ungkapnya.

Hanya saja, untuk LRT saat ini masih terkendala di kecepatan, karena memang masih dibatasi demi keamanan dan kenyamanan.

Saat ini waktu yang di butuhkan sekitar 60 menit atau 1 jam dari Bandara sampai ke DJKA dengan kecepatan rata-rata 18 sampai 20 menit per kilometer.

"Saat Asian games nanti kecepatan akan kita tambah, sehingga jarak tempuh Bandara-Jakabaring bisa 45 menit," ujarnya.

Terhitung sejak 1 Agustus kemarin, tarif LRT ditetapkan Rp 5.000 untuk jarak dekat, dan Rp 10 Ribu untuk Bandara-Jakabaring serta sebaliknya.

Ini merupakan harga subsidi dari pemerintah yang besarannya sekitar Rp 200-300 miliar per tahun.

"Subsidi akan ditanggung pemerintah selama dua tahun, dan di tahun ketiga kami perkirakan sudah cukup mandiri, sehingga bisa ditetapkan harga ideal atau harga semestinya yang dua kali lipat dari harga subsidi saat ini," kata Budi.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin menambahkan, LRT dibangun dengan alasan yang kuat karena sesuai survei Kota Palembang diprediksi akan macet total pada 2020.

Permasalahan ini solusinya antara lain MRT, Bus Trans, dan LRT.

"Ini alasan utama saat saya presentasi ke presiden dengan waktu 7 menit. Jangan sampai kita terlambat seperti Jakarta. Yang kedua, transportasi ini untuk atlet dan official saat Asian Games dari airport ke Jakabaring. Makanya saya pilih LRT," ujarnya.

LRT pertama di Indonesia sepanjang 22,3 km selesai dan beroperasi.

Tak hanya itu, sejak ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games penerbangan pun mengalami peningkatan menjadi 40 kali sehari ke berbagai kota besar di Indonesia.

Tamu-tamu baik dalam dan luar negeri serta anggota DPR dan DPD pun berdatangan ke Palembang.

"Tamu ini belanja songket dan pempek. Sehari bisa 7 ton pempek keluar Palembang. Jadi dampaknya memang luar biasa," jelasnya.

Sempat Terhenti

Hari pertama operasional Light Rail Transir (LRT/kereta ringan) dibuka untuk umum, suasana stasiun LRT ampera terlihat tak begitu ramai.

Terlihat beberapa warga antusias membeli tiket LRT dengan berbagai tujuan, Ada pula yang terlihat malu-malu karena baru pertama kali naik LRT.

Tribun mencoba naik LRT dengan tujuan stasiun Bumi Sriwijaya pada waktu 13.40, biaya tiket sebesar Rp 5 Ribu.

Setelah membeli tiket, Tribun langsung menuju lantai dua dengan eskalator dan sesampai di lantai dua harus menunggu kedatangan kereta.

Menunggu dari pukul 13.00 hingga pukul 13.35 akhirnya kereta datang.

Suasana di dalam kereta terlihat ramai dan sesak.

Banyak warga yang antusias dan penasaran, ada yang terlihat foto-foto, live Instagram dan lainnya.

Setelah menunggu akhirnya kereta jalan, hanya 5 menit menuju stasiun Cinde.

Penumpang tujuan Cinde keluar dan ada beberapa yang masuk ke kereta.

Sudah banyak warga yang masuk, kereta tak kunjung jalan.

Sekitar 30 menit menunggu kereta tak bergerak sedikit pun.

Ada yang mengeluh kenapa kereta lama berhenti dan ada pula yang sabar menunggu.

Karena lama tak jalan, beberapa petugas di stasiun memberi tahu kalau kereta mogok.

"Maaf bapak dan ibu, keretanya mogok, maaf ya," ujar salah satu petugas di stasiun LRT, Rabu (1/8).

Mendengar kereta atau LRT mogok, ada warga yang terlihat kesal dan tertawa.

"Ado-ado bae keretanyo pacak mogok," ujar salah satu warga.

Sementara itu PPK LRT, Suranto saat dikonfirmasi Tribun mengatakan dia tak mengetahui persis kenapa bisa mogok.

"Waduh saya lagi gak konsen ini, ini sudah jalan kok keretanya cuma sebentar mogoknya. Untuk detailnya coba ditanyakan di PT KAI dan INKA ya," ujarnya.

Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti mengatakam penyebab mogoknya LRT di stasiun Cinde masih diselidiki.

"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Saat ini sedang diteliti untuk penyebabnya untuk evaluasi kedepannya oleh PT INKA," ujarnya.

Sementara itu dari 13 stasiun yang dibangun, baru tujuh stasiun yang dibuka. Di antaranya stasiun DJKA/OPI, Bandara, Ampera, Bumi Sriwijaya, Jakabaring, Polresta, dan Cinde. (elm)

Berita Terkini