Tak Terekspos, Inilah 1 Permintaan Ibunda Dian Sastro saat Tahu Putrinya Jadi Muallaf

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dian sastro

TRIBUNSUMSEL.COM-Toleransi ditunjukkan keluarga artis Dian Paramita Sastrowardoyo yang populer dikenal melalui nama Dian Sastrowardoyo atau Dian Sastro (35).

Dian Sastro terlahir sebagai seorang non-muslim, namun saat dewasa dia pindah agama dan keyakinan memeluk Islam.

Kakeknya, Prof Sunario Sastrowardoyo adalah tokoh muslim yang menikah dengan wanita non-muslim asal Minahasa, Sulawesi Utara.

 

Sunario merupakan mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Jakarta, dan mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Yogyakarta.

Walau kakeknya muslim, orangtua kandungnya non-muslim.

Putri pasangan Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo dan Dewi Parwati Setyorini ini dikabarkan mengucapkan kalimat syahadat pada tahun 2006 saat peringatan Isra Mi'raj.

Dia mulai memeluk Islam saat empat tahun sebelum menikah dengan Maulana Indraguna Sutowo.

Akad nikah keduanya berlangsung, 18 Mei 2010.

Sempat beredar rumor jika pernikahanlah mendorong bintang film Ada Apa Dengan Cinta? tersebut menjadi muallaf.

Namun, dibantah pihak Dian Sastro.

Keputusan menjadi muallaf bukan karena pernikahan, melainkan pilihan hati, saat itu.

"Yang membuat aku memilih Islam karena aku ingin berserah diri dan pasrah kepada Allah,” ujar Dian Sastro dalam sebuah kesempatan saat menceritakan pengembaraan dirinya.

Artis Dian Sastro mem-posting foto saat dirinya sedang khatam Alquran, melalui akunnya pada Instagram @therealdisastr. Foto itu di-posting pada 18 Mei 2015. (SCREENSHOT INSTAGRAM.COM/THEREALDIANSASTR)

Keputusan Dian Sastro untuk menjadi seorang mualaf ternyata mendapat dukungan penuh dari sang bunda

Dan bahkan ibundanya meminta agar Dian Sastro khatam Alquran sebelum melangsungkan pernikahan dengan Indraguna.

Hal itu diceritakan Dian Sastro melalui akunnya pada Instagram sebagai caption foto di atas.

"Khataman Qur'an dan pengajian sebelum akad.."

"Mama aku yang Katolik benar benar supportif dan mendukung aku untuk khatamin Qur'an sebelum menikah.."

"Dia bahkan ikut terharu pas aku melafalkan ayat ayat juz amma di akhir pembacaan Qur'an, dia tau usaha aku yg les ngaji terus terusan demi bisa selesai sebelum nikah."

"Mama aku selalu supportif dengan pilihan spiritual aku, kata mama: agama apapun yang kamu pilih boleh saja asal harus dengan satu syarat: harus benar benar taat dan khusyuk kalo lagi ibadah!!!"

"Moral of the story is apapun agama kamu, pastikan itu hubungan mu sendiri dengan Yang Maha Kuasa.."

"Dan yang pasti alhamdulillah di keluarga aku walaupun berbeda beda tapi kita semua tetap saling menghormati dan saling cinta.."

"I love my mom and I'm so grateful about having her as my mother #bhinekatunggalika #toleransiberagama #indonesiaitubhineka," demikian ditulis ibunda dari Syailendra Naryama Sastraguna Sutowo dan Ishana Ariandra Nariratana Sutowo tersebut.

Bawa Obor Olimpiade dan Bisnis Katering

Dian Sastro  memulai kariernya di dunia hiburan pada tahun 1996, sebagai juara pertama di ajang GADIS Sampul majalah GADIS.

Ia disebut-sebut sebagai ikon kebangkitan film nasional bersama rekannya pada film Ada Apa dengan Cinta?, Nicholas Saputra.

Film pertamanya Bintang Jatuh (2000), karya Rudi Sujarwo, diedarkan indie di kampus-kampus dan tidak ditayangkan di bioskop.

Pada film tersebut, Dian Sastro beradu akting dengan Marcella Zalianty, Garry Iskak, dan Indra Birowo.

Film selanjutnya pada tahun 2001, Pasir Berbisik menyandingkannya untuk beradu akting dengan Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan Didi Petet.

Lewat film ini, Dian Sastro dianugerahi pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002).

Ia juga pernah menjadi pembawa acara kuis Super Miliarder 3 Miliar yang ditayangkan pada ANTV.

Selain itu, ia juga pernah membintangi serial TV yang berjudul Dunia Tanpa Koma pada RCTI.

Melanjutkan kariernya di dunia film Indonesia, ia berperan di film pendek yang berjudul Drupadi, di mana ia juga bertindak sebagai produser pada film ini.

Pembawa obor pada ajang Olimpiade 2008 ini kembali disandingkan bersama Nicholas Saputra pada film yang berjudul 3 Doa 3 Cinta yang merupakan film dengan nuansa religius yang dibesut oleh sutradara Nurman Hakim.

Pada ajang International Festival of Asian Cinema Vesoul, 3 Doa 3 Cinta berhasil membawa pulang penghargaan Grand Prize of the International Jury.

Dian Sastro juga berkesempatan melangkahkan kakinya di Cannes Film Festival 2012 di Perancis mewakili Asia Tenggara sebagai brand ambassador L'Oreal Paris yang merupakan official make-up gelaran bergengsi tersebut.

Tahun 2014, Dian Sastro dan dua temannya mulai merintis usaha bisnis bersama yaitu 3 Skinny Minnies dalam usaha katering diet.

Tahun 2016, nama Dian Sastro kembali tayang di layar lebar dalam sekuel kedua film legendarisnya, Ada Apa Dengan Cinta? 2.

Tahun 2017 akhirnya Dian dan anggota 3 Skinny Minnies membuat usaha bisnis baru lagi, yaitu sebuah restoran di Senayan City, Jakarta yang bernama The MAM.

Bisnis baru yang digelutinya adalah startup fotografi, yaitu Frame A Trip.

Berita Terkini