Kisah Anggota Brimob Terpapar Doktrin Kelompok Teroris, Pilih Ingin Jihad,Namun Tersadar Gegara Ini!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Terorisme

TRIBUNSUMSEL.COM -- Aksi tindakan teror belakangan memang menjadi perhatian masyarakat.

Dalam waktu sepekan, serangan yang diduga dilakukan oleh teroris ke sejumlah daerah di Indonesia membuat sejumlah nyawa tewas dan puluhan orang luka-luka.

Bahkan, polisi saat ini sudah mengamankan sejumlah orang yang diduga teroris untuk dimintai keterangannya.

Tak sedikit pula dari terduga teroris ini ditembak mati oleh tim densus 88 lantaran melakukan perlawanan.

Nah, seorang mantan teroris, Sofyan Tsauri yang saat ini sudah bertaubat dan menceritakan kisah kelamnya.

Sebelum menjadi bagian dari teroris, Sofyan Tsauri merupakan seorang anggota polisi aktif.

Tim Densus 88 dan Gegana Polda Jabar melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris di Kampung Jajaway, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Selasa (15/8/2017). Penggeledahan siang hingga sore tersebut merupakan pengembangan dari penangkapan lima orang terduga teroris pada pagi hari. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Lewat acara pagi-pagi pasti happy, Sofyan menceritakan apa yang ia alami saat bergabung menjadi anggota teroris pada Jumat (18/5/2018).

Dihari yang sama pula, videonya dibagiakan oleh chanel youtube Trans TV Official.

Sofyan meceritakan jika dirinya berasal dari keluarga polisi yang ikut terpapar ideologi seorang teroris bahkan hingga mendekam dipenjara.

Meski dirinya tinggal di asrama Brimob, namun ia mengakui jika dirinya terpapar paham yang salah.

"Ayah saya Brimob, kakak saya juga Brimob, dan saya polisi saat itu," kata dia saat berbincang dengan uya kuya diacara pagi-pagi happy.

Namun, saat itu ia terpengaruh dengan bacaan-bacaan hingga berujung dokrin yang membuatnya mengambil jalan keluar dari institusi polri dan memutuskan menjadi teroris.

"Tahun 2008 saya disersi dan dicari-cari sama provos. kemudian tahun 2009 turun surat pemecatan kepada saya. saat itu saya sudah bergabung dengan kelompok bom bali, Rich Carlton dan bom Mmariot," ungkapnya.

Menurutnya, saat memutuskan keluar dari polisi lantaran menganggap yang diambilnya itu salah sehingga memutuskan untuk berjihad.

"Janjinya engga muluk-muluk kita cuma dijanjikan surga," ungkapnya.

Halaman
12

Berita Terkini