TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG--- Sebait lagu Kisah Kasih di Sekolah karya Obie Mesakh yang dinyanyikan siang itu membius pengunjung sekaligus peserta reuni di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu, Sabtu (31/3).
Mereka berdansa, berjoget seadanya dan bersama-sama menyanyikan lagu itu dengan rona gembira.
Tak terkecuali Yuyun, panitia acara Reuni Bersama Ikasmansa '91 Palembang dan TWA Punti Kayu ini tampak fasih menyanyikan lagu yang hingga kini masih sering dinyanyikan kawula muda.
Bagi dia, lagu-lagu lawas atau tembang kenangan era 80-90 an adalah kenangan masa lalu yang selalu terjaga hingga kini.
Sengaja memang mengangkat lagu-lagu lawas dalam "hajatan" pertama kalinya ini.
Disediakan panggung dengan alat musik sederhana nyatanya mampu menciptakan suasana musikalisasi tempo dulu.
Lagu-lagu yang dimainkan semacam karya Panbers Band, Obie Mesakh dan lagu populer pada masanya seolah menegaskan suasana pada masa-masa sekolah.
Selain musik yang membawa suasana masa dulu, berbagai macam jajanan sekolah yang sengaja dihadirkan pada stan-stan juga menegaskan kembali bahwa reuni tersebut ingin bernostalgia pada masa-masa sekolah.
Sebut saja jajanan khas Palembang yang ada dari masa ke masa, burgo, laksam dan lain-lain.
Selain itu, jajanan tradisional lain yang tentunya menjadi makanan khas masa lalu, misal kue pancong, kue gula dan sebagainya yang notabene kini sudah jarang ditemui, mereka kembali menyajikannya.
Selain jajanan kemudian lagu-lagu masa lalu dalam reunian tersebut juga menghadirkan berbagai permainan lawas.
Sebut saja congklak dan egrang. Dua permainan bingen ini dihadirkan kembali dalam suasana nostalgia.
Kata Yuyun, alumni SMA Negeri 1 angkatan '91 acara reuni yang digelar pertama kali ini sengaja ingin menghadirkan berbagai kenangan-kenangan ketika masa sekolah.
Mulai dari lagu-lagunya, jajanannya hingga permainannya.
Menurut dia, jika hanya sekedar bertemu teman masa sekolah sudah hal biasa dan cepat terlupa tidak menjadi sebuah kenangan.
Maka ia bersama enam orang lainnya sengaja membuat konsep yang demikian, benar-benar menghadirkan masa lalu di masa sekarang.
"Kami ingin reunian itu menjadi pertemuan teman sekaligus menghadirkan suasana masa sekolah, di antaranya jajanan, lagu zaman kami dan permainan masa itu," katanya.
"Dengan demikian acara reuni bisa lebih mengena. Kami bisa mendengar lagu-lagu zaman kami, begitu juga makanan dan permainan. Nah hal ini bisa semakin menambah keseruannya," tambahnya.
Menurut Yuyun, banyak yang sudah berubah ketika membandingkan zamannya dengan zaman sekarang.
Untuk hal permainan saja Yuyun mengatakan sangat berbeda.
Jika masanya dulu permainan indor dan outdor masih seimbang kini lebih banyak indor-nya dengan diwakili gadget.
"Dulu keluar rumah main sama teman itu masih banyak. Egrang, kejar-kejaran, permainan lompat tali dan lainnya. Sekarang permainan itu sudah banyak ditinggalkan beralih ke gadget semua," ujarnya lagi.
Reuni ini juga mengangkat hal-hal positif untuk lebih diperkenalkan kembali terlebih pada anak-anak dan generasi penerus mereka.
Menyuguhkan stan-stan makanan tradisional, bingen yang mulai langka adalah salah satu tujuannya.
Harapannya mereka, sebagai generasi penerus mengenal dan menikmati aneka jajanan tradisional yang sudah sepatutnya dilestarikan.