TRIBUNSUMSEL.COM -- Baru-baru ini, seorang wanita terekam kamera memukul seorang pria yang diduga menyerangnya di sebuah festival musik.
Tentu ini dilakukannya bukan tanpa alasan.
Seorang saksi yang berada di kerumunan, Giann Reece, membuat kesaksian kepada UNILAD.
Saat itu Reece sedang merekam video dari tempat kejadian tersebut.
Secara kebetulan ia juga merekam momen saat seorang pria memegang secara kasar payudara wanita yang tak berbusana di festival Rhythm & Vines di Gisborne, di Pulau Bagian Utara Selandia Baru.
Reece yang juga mengunggah video itu segera setelah serangan tersebut, ingin membuat pelaku menyesali tindakannya.
Dalam video yang terlihat, seorang wanita sedang berjalan dengan temannya.
Mereka tampak sedang asyik berjalan sampai akhirnya seorang pria dengan bucket hat mencengkeram payudara wanita itu dari belakang.
Wanita itu segera melakukan pembalasan atas tindakan pria yang menjijikkan itu dengan melempar minuman ke wajah pria itu.
Ia juga meninju pelaku berulang kali sebelum pergi.
Wanita yang diraba-raba itu diidentifikasi sebagai Madeline Anello-Kitzmiller.
Reece, yang menyaksikan keseluruhan kejadian tersebut, mengatakan kepada UNILAD:
"Kedua wanita itu berjalan pergi dan kemudian kembali dengan tangan yang dibalut karena memukul pelaku begitu keras!"
Reece menganggap bahwa perilaku pria itu sangat tidak masuk akal.
Ia menambahkan:
"Saya tidak percaya bahwa masih ada orang yang berpikir mereka bisa menyentuh tubuh wanita hanya karena apa yang dia kenakan!"
"Ini sangat keterlaluan. Saya pikir dia tak jauh berbeda dengan hewan."
"Setiap orang memiliki tubuh, wanita dan pria sama-sama harus bisa memakai apapun yang mereka mau tanpa ancaman raba-raba!"
"Jika pria tidak bisa mengendalikan diri maka merekalah yang harus berubah, bukan kita."
Pelaku yang belum disebutkan namanya itu tampaknya tidak terluka dan tidak berusaha untuk melawan serangan balas dendam wanita itu.
Rekaman itu memang telah dihapus di media sosial.
Tapi kejadian ini sudah terlanjur viral dan mendapat ribuan komentar pro kontra.
Ratusan komentator dengan cepat menyalahkan wanita yang topless tersebut dan menuduh Madeline 'memintanya' karena payudaranya yang terbuka.
Setelah berbicara dengan Madeline, Reece teringat satu hal.
Madeline mengaku bahwa seorang wanita memintanya untuk melepaskan atasannya.
Orang-orang tampaknya tidak dapat mengenali standar ganda yang ada di sini, di mana pria dapat diterima secara umum untuk telanjang dan berjalan-jalan di festival musik yang panas dan cerah, tapi tak mendapat perilaku buruk.
Di sisi lain, wanita dengan penampilan serupa justru tidak mendapat hak istimewa yang sama.
Reece menambahkan:
"Madeline merasa punya hak untuk tidak mengenakan baju!"
"Saya yakin dia tidak keberatan bila orang lain melihat dia karena dia terlihat menakjubkan, tapi untuk benar-benar menyentuhnya tentu ini bukan hal yang waras!"
Beberapa saat pasca kejadian itu, Madeline mengingat kejadian tersebut dan menjelaskan tindakannya:
"Yang terjadi adalah dia muncul di belakangku dan memegang dadaku dan lari, sepertinya dia telah melakukannya untuk dipamerkan kepada teman-temannya."
"Saya berada di sebuah bar berpakaian lengkap beberapa bulan yang lalu dan seseorang menyentuh saya dengan cara yang sama dan semua pria dan wanita di sekitar saya langsung membidiknya dan dia dilempar keluar dari klub dalam waktu kurang dari lima menit."
"Saya bersumpah kepada diri sendiri, bila ada orang berikutnya yang melakukan itu, saya akan melawan, itulah yang terjadi dalam video tersebut."
Meski mendapat beberapa pukulan karena membela tubuhnya, Madeline menambahkan:
"Saya bangga dengan diri saya dan bersyukur atas dukungan positif tapi kecewa tidak ada orang di sekitarnya yang bereaksi atau berpikir untuk menghentikannya."
"Saya berharap wanita punya kekuatan untuk membela diri, karena terkadang tidak ada orang lain yang akan melakukannya."
"Wanita telah diperlakukan sebagai objek begitu lama dan saya hanya bosan dengan pelecehan dan standar ganda. Saya senang video itu viral karena penting bagi wanita lain untuk melihat mereka dapat bertahan untuk diri mereka sendiri."
"Saya memiliki waktu terbaik di festival itu dan kecelakaan ini hanyalah sebuah masalah kecil di tengah jalan. Saya tidak menutup-nutupinya setelah itu dan tinggal semalaman."
"Saya harap ini mengilhami orang untuk berbicara secara terbuka tentang pentingnya kesetaraan sekaligus memahami betapa disayangkannya pelecehan seksual dan penyerangan seksual."
Madeline menambahkan:
"Banyak orang mengatakan bahwa saya 'memintanya' tapi faktanya adalah, saya telah diraba-raba bar, di kota dan di pesta-pesta, saat berpakaian lengkap."
"Masalahnya bukan apa yang wanita kenakan tapi bagaimana pria merasa sewenang-wenang atas tubuh seseorang tanpa persetujuan mereka."
"Kita semua memiliki tubuh dan kita semua menggunakannya dengan cara yang sama dan tak seorang pun harus merasa malu dengan milik mereka. Kita lahir telanjang."
Festival Malam Tahun Baru Rhythm and Vines yang ikonik ini dihadiri oleh 20.000 orang turun ke Waiohika Estate, Selandia Baru selama tiga hari acara tersebut berlangsung.
Bahkan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, muncul di festival berkemah yang sold out tersebut.
(TribunStyle/Yohanes Endra)