TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Laga Sriwijaya FC melawan Persegres Gresik, Minggu (5/11) sore di stadion Madya Bumi Sriwijaya Palembang yang berakhir dengan skor 10-2 untuk kemenangan laskar wong kito menghasilkan beberapa rekor.
Yang pertama adalah kemenangan terbesar sepanjang kompetisi Liga 1 Indonesia 2017, SFC sukses melewati catatan Persela Lamongan yang sebelumnya juga sukses mengalahkan lawan yang sama dengan skor 7-1 (30/9) lalu.
Torehan ini juga membawa SFC menyamai rekor di kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 yakni kemenangan terbesar sewaktu menang atas PS TNI (6/8/2016) lalu.
Kemenangan ini juga menjadi rekor kemenangan terbesar SFC selama keikutsertaan di kompetisi tertinggi di tanah air sejak 13 tahun lalu.
Catatan 10 gol ke gawang lawan juga menyamai rekor saat SFC membantai PSMP Mojokerto (3/6/2010) silam.
Sriwijaya FC melibas PSMP Mojokerto 10-0 pada babak penyisihan grup J Piala Indonesia, di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan.
Sejak menit awal "Laskar Wong Kito" gencar melancarkan serangan untuk mengejar selisih gol dibandingkan dua tim lain, yakni Persija dan Persisam yang juga bertanding di tempat berbeda.
Sriwijaya FC (SFC) diharuskan menang dengan skor 5-0 jika Persija dan Persisam bermain dengan skor imbang.
Gol perdana SFC tercipta di menit ke-7 berkat tendangan Anoure Obiora Richard yang mendapat umpan silang Arief Suyono.
Menit 15, Obiora kembali menambah keunggulan menjadi 2-0.
Tak mau ketinggalan, tiga menit berselang giliran gelandang serang Zah Rahan yang menceploskan bola ke gawang setelah bekerja sama apik dengan Keith Kayamba Gumbs.
Gol tambahan dua gol berikutnya dilesakkan Arief Suyono di menit 20 dan Anoure Obiora menit 22 setelah memanfaatkan umpan silang Kayamba.
Obiora kembali mencetak gol di menit 27, mengubah kedudukan menjadi 6-0 .
Gol berikutnya diciptakan Tony Sucipto menit 32 dan Amirul Mukminin menit 42.
Di masa injury time babak pertama, kapten SFC, Kayamba Gumbs, masih sempat menambah keunggulan menjadi 9-0.
Memasuki babak kedua, tim lawan yang sudah kalah telak menerapkan strategi total bertahan, sehingga dapat mementahkan beberapa peluang gol untuk SFC.
"Laskar Wong Kito" hanya mampu menceploskan satu gol melalui Rahmat Rivai di masa injury time babak kedua, dan mengubah kedudukan menjadi 10-0.
Manajer SFC, Ucok Hidayat menyebut pihaknya memang menginstruksikan kepada seluruh pemain untuk terus bermain baik dan fokus di laga tersisa musim ini.
“Mungkin memang sudah tidak ada yang bisa direbut, tapi SFC adalah kebanggaan masyarakat Sumsel dan mereka harus bisa memberikan yang terbaik buat seluruh pendukungnya,” ujarnya usai pertandingan.
Sejak laga melawan Bali United (30/10) lalu, pihaknya juga telah menyiapkan reward yang luar biasa kepada seluruh pemain bila mampu meraih hasil maksimal.
“Saya pribadi meski di Bali kemarin gagal menang, namun secara permainan sudah cukup puas. Sore ini juga seluruh gol yang dicetak juga berasal dari kerja keras dan bukan hadiah dari lawan, sebagai manajer saya memang ingin di setiap laga para pemain bisa bermain dengan semangat dan daya juang yang tinggi,” tegasnya.
Kepala Dinas PU Bina Marga Sumsel ini menyebut pihaknya terus berusaha memberikan pendekatan yang terbaik kepada seluruh pemain agar mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
“Saya mungkin tidak terlalu mengerti sepakbola, tetapi saya berusaha melakukan pendekatan ke pemain dan semua kebutuhannya kami penuhi. Di setiap laga atau sesi latihan saya juga berusaha hadir dan melihat mereka, selain itu saya juga butuh masukan dari semua pihak agar kedepannya SFC lebih baik,” ujarnya.