Kapolri: Problem Senpi Rakitan Ibaratkan Gunung Es

Penulis: M. Ardiansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukan senjata api rakitan hasil sitaan dan serahan masyarakat di halaman Mapolda Sumsel, Senin (9/1/2017).

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, M Ardiansyah

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Melihat masih banyaknya penyitaan dan serahan senjata api rakitan di Sumsel, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengibaratkan peredaran senjata api rakitan di Sumsel bak gunung es.

Hal ini diungkapkan Jenderal Tito sebelum pemusnahan senjata api rakitah di halaman Mapolda Sumsel, Senin (9/1/2017).

Jenderal Tito mengungkapkan senjata api rakitan ini merupakan problem yang terus berulang dan memang harus dilakukan tindakan tegas. Selain itu, juga harus dilakukan langkah pro aktif untuk menindak.

"Cukup efektif untuk memotong puncak gunung es, memang tetapi sulit untuk menghabiskan badannya.
Selain itu, menyelesaikan akar permasalahnnya belum cukup maksimal, tetapi harus terus dilakukan tindakan tegas sebagai efek jera bila tetap," ujar Jenderal Tito.

Selain itu, Jenderal Tito juga memerintahkan untuk lebih mampu mengambil langkah-langkah konseptual. Sehingga, diharapkan gunung es ini dapat dihancurkan.

"Kecepek ini sudah jadi tradisi masyarakat, karena dulu Sumsel memang banyak hutan untuk berburu, menjaga diri. Tetapi, dengan kuatnya pengamanan saat ini, diambil alih Polri tidak perlu lagi masyarakat membawa senjata api untuk menjaga diri," ungkapnya.

Namun, dengan masih banyaknya penggunaan di senpi rakitan secara ilegal berujung untuk digunakan kejahatan. Masalah senpi rakitan, tidak mungkin diselesaikan polisi sendiri, tetapi kampanye kepada masyarakat tidak lagi memproduksi senjata seperti ini juga perlu dilakukan.

Kanalisasi profesi seperti ini, juga perlu disalurkan ke bidang-bidang lain yang lebih bermanfaat. Sehingga, orang-orang yang membuat senpi rakitan tidak lagi memproduksi senpi rakitan.

Sebagai putra daerah, ia sangat mengetahui Sumsel dulu dikenal selalu membawa pisau di pinggang. Namun, lambat laun berhasil dihilangkan meski ada juga sangat kecil.

"Ini yang jadi tandangan kedepan, untuk menyelesaikan senjata api rkaitan di Sumbagsel yang akhirnya jatuh ke tangan yang tidak benar.
Adanya pemusnahan ini, menjadi bangun semua. Di satu sisi, menjadi prestasi, tetapi disisi lain masih ada pembuatan senpira ilegal yang disalahgunakan untuk kejahatan," pungkasnya.

Berita Terkini