Enjoy GMT Palembang

Tidak Ingin Mata Rusak Saat Lihat Gerhana Matahari? Ini Dia Caranya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Bila pusing untuk membeli kaca mata filter matahari untuk melihat fenomena terjadinya matahari total pada tanggal 9 Maret mendatang, sebenarnya bisa menggunakan kacamata lain dan banyak dijual.

Kacamata khusus untuk orang mengelas, sebenarnya dapat digunakan untuk melihat detik-detik timbulnya matahari usai mengalami gerhana total.

Hal ini diungkapkan pemerhati astronomi dari Diknas Sumsel Ayub Siregar.

Menurutnya, bila kesulitan memperoleh kacamata filter matahari untuk melihat gerhana matahari total dapat disiasati menggunakan kacamata las yang berbentuk google.

Kacamata las berbentuk google ini dapat digunakan sebagai filter sinar matahari karena memang netral dencitynya di atas lima.

"Sebenarnya terjadi detik-detik gerhana matahari total tidak menyebabkan kebutaan, tetapi saat matahari akan timbul setelah gerhana itulah yang akan mengganggu retina mata. Karena sinarnya yang kuat, membuat retina mata menjadi rabun dan lama kelamaan menjadi buta," ujarnya, Sabtu (5/3).

Pasti, kacamata filter matahari untuk melihat gerhana matahari total sudah banyak dibeli orang dan habis di pasaran.

Sehingga, untuk mengakalinya bisa menggunakan kacamata las yang google atau menutupi muka tetapi ada kacamatanya. Kacamata las ini, aman untuk melihat gerhana matahari total ketika matahari baru akan muncul setelah terjadinya gerhana.

Tetapi, tidak dianjurkan untuk menggunakan kacamata hitam yang biasa digunakan atau kacamata riben pada umumnya. Karena, kacamata ini tidak dapat menahan sinar matahari yang besar dan masih dapat menyebabkan retina mata menjadi rusak.

Ketika disinggung bisakan masyarakat membuat kacamata sendiri untuk melihat gerhana matahari total, menurutnya masyarakat sebenarnya bisa membuat sendiri kacamata tersebut.

Namun, permasalahannya kaca atau filter yang digunakan untuk dipasangkan di kacamata tersebut sangatlah mahal.

Karena memang, filter yang dijual khusus untuk menyaring sinar matahari sehingga menjadi bias dan tidak terlalu terlihat sinar matahari. Selain itu, filter matahari yang dijual ini juga hanya ada di Jakarta dan tidak dijual sembarangan.

"Filter matahari itulah yang digunakan sebagai penyaring sinar agar tidak membuat mata menjadi rabun dan menimbulkan kebutaan. Kalau mau melihat jelas proses terjadinya gerhana matahari total, bisa dilihat di blog Langit Selatan. Karena memang, GMT yang terjadi ini disebutkan Gerhana Matahari Indonesia. Karena hanya terjadi di Indonesia dan berakhir di laut Pasifik," pungkasnya. (ard)

Cerah Tapi Langit Tertutup Awan

Sedangkan Kasi Observasi dan Informasi BMKG Kenten Palembang Indra Purna menuturkan, untuk prediksi awal terjadinya gerhana matahari total hanya dapat terlihat 50 persen.

Hal ini terjadi karena kondisi yang terjadi di pagi hari dan kemungkinan besar tertutup awan.

"Untuk cuaca saat itu diprediksi cerah berawan, akan tetapi langit tertutup awan terutama di Palembang terlebih di atas Jembatan Ampera karena adanya penguapan air Sungai Musi," ujaarnya.

Jadi kemungkinan besar gerhana matahari total hanya dapat terlihay sekitar 50 persen saja. Akan tetapi, pihaknya yang telah berkoordinasi dengan BMKG pusat juga terus melakukan pemantauan cuaca.

Terlebih untuk dua hari sebelum terjadinya fenomena gerhana matahari total akan terus dilakukan pemantauan baik itu cuaca maupun kondisi awan.

"Mudah-mudahan langit cerah dan awan tidak banyak, sehingga gerhana matahari total dapat terlihat sempurna. Meski di Palembang sebenarnya gerhana matahari total terjadi dengan sempurna, akan tetapi bila tertutup awan maka tidak dapt dilihat secara sempurna," pungkasnya. (ard)

Berita Terkini