TRIBUNSUMSEL.COM, RIO DE JANEIRO - Prancis mendapat pelajaran berharga selama berkompetisi di Piala Dunia 2014. Meskipun disingkirkan Jerman 0-1 di perempatfinal, namun pelatih Didier Deschamps optimis skuat asuhannya akan meraih sukses di Piala Eropa 2016 ketika menjadi tuan rumah.
Pelatih berusia 45 tahun telah mengubah tim berjuluk Les Blues dalam kurun waktu delapan bulan terakhir. Tepatnya, sejak meraih kemenangan 3-0 atas Ukraina untuk mengejar defisit setelah tertinggal 0-2 di pertemuan pertama dalam kualifikasi Piala Dunia.
“Tim ini terbentuk ketika lolos kualifikasi Piala Dunia. Saya bangga terhadap apa yang dilakukan pemain di dalam dan luar lapangan. Ada pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi materi pemain sudah ada,” tutur Deschamps seperti dilansir Supersport.
“Kita perlu mempertahankan kualitas dan semangat yang sama., Saya lebih memilih untuk mengambil sisi positif yang telah ada sejak kedatangan kami di Brasil," ujar pria yang mengantarkan Prancis juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
Sebelum berangkat ke Brasil, tak ada yang mengira tim Ayam Jantan akan melaju sampai ke perempatfinal. Apalagi, Prancis tak diperkuat dua pemain yang bersinar di kompetisi Eropa, Samir Nasri (Manchester City) dan Franck Ribery (Bayern Munchen).
Nasri ditinggal karena dinilai membawa pengaruh buruk sama seperti gelaran empat tahun lalu ataupun ketika Piala Eropa 2012, di mana dia terlibat perseteruan dengan media. Sementara, Ribery, yang masuk dalam nominasi FIFA Ballon d’Or menderita cedera.
Tanpa Ribery, Prancis mencetak delapan gol dari dua laga melawan Swiss dan Honduras. Benzema menjadi andalan dengan koleksi tiga gol. Namun, di dua partai berikutnya, Les Blues hanya mencetak tiga gol termasuk gol bunuh diri pemain Nigeria di babak 16 besar.
Ini menunjukkan bahwa masih banyak masalah yang harus diperbaik, tetapi Deschamps telah membentuk pondasi permainan untuk menjadi yang pertama dari kejuaraan Eropa yang digelar untuk ke-24 kali.