Maulid Nabi Muhammad

KUMPULAN Pidato tentang Maulid Nabi Muhammad SAW 2025, Singkat dan Mudah Dipahami untuk Lomba

Berikut akan Tribunsumsel.com sajikan selengkapnya contoh Teks Pidato tentang Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 yang singkat dan berkesan untuk referensi

Tribunsumsel.com/ Putri Kusuma Rinjani
ILUSTRASI MENYAMPAIKAN PIDATO - Inilah KUMPULAN Pidato tentang Maulid Nabi Muhammad SAW 2025, Singkat dan Mudah Dipahami untuk Lomba 

TRIBUNSUMSEL.COM - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya, dimana tahun ini bertepatan dengan hari Jumat, 5 September 2025.

Umumnya umat muslim megadakan ragam acara saat memperingati moment ini, salah satunya yakni lomba membaca Teks Pidato bertemakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Berikut akan Tribunsumsel.com sajikan selengkapnya contoh Teks Pidato tentang Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 yang singkat dan berkesan untuk referensi.

=============

Kumpulan Teks Pidato tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

#Contoh (1)

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, dan selawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW. Pertama-tama, mari kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kehidupan tanpa kita meminta. Nikmat yang sering kita lupakan adalah otak, mata, telinga, hidung, dan lisan yang sehat.

Hari ini, kita memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, suri tauladan terbaik. Sebagai anak, kita harus memiliki cita-cita dan mimpi yang mulia. Apakah kalian sudah menetapkan cita-cita? Cita-cita yang baik akan memotivasi kita untuk berbuat baik dan mengajak orang lain pada kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian meminta sesuatu kepada Allah, mintalah surga Firdaus, karena itulah surga yang tertinggi." (HR. Bukhari)

Mimpi dan cita-cita harus tinggi. Jika ingin menjadi pelajar, jadilah pelajar terbaik. Jika ingin menjadi pengusaha, jadilah pengusaha terbaik. Begitu pula untuk profesi lainnya. Jangan hanya bermimpi, tetapi wujudkan impian tersebut dengan usaha terbaik.

Rasulullah SAW hidup sederhana tetapi memiliki cita rasa yang tinggi, seperti makanan dan minuman kesukaannya. Hidup boleh sederhana, tetapi cita-cita harus besar. Tentukan impian kalian dan fokuslah untuk mencapainya. Ingatlah bahwa perjuangan Rasulullah dalam hijrah menunjukkan bahwa proses itu penting.

Sekian pidato singkat ini. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

#Contoh (2)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Mari panjatkan puji syukur terlebih dahulu kepada Allah SWT karena atas berkat dan kebaikannya, kita semua masih dapat bertemu hari ini. Khususnya dalam acara spesial yaitu memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Selawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, rekan, juga sahabat-sahabatnya. Nabi Muhammad adalah penuntun seluruh umat muslim dari zaman kegelapan menuju terang.

Dalam rangka memperingati maulid Nabi ini izinkan saya untuk menyampaikan sepatah dua patah kata. Saya ingin menyampaikan mengenai sosok manusia mulia sealam dunia ini. Tentunya setiap umat Muslim mengetahui bahwa Nabi Muhammad mendapatkan julukan Al Amin, artinya "yang dapat dipercaya." Sebuah gelar mulia untuk menunjukkan diakuinya kejujuran beliau oleh masyarakat saat itu. Jujur merupakan nilai yang harus dijunjung oleh seluruh masyarakat.

Kejujuran dimulai dari kesadaran diri sendiri dan harus dilatih sejak dini. Misalnya di lingkup sekolah, siswa maupun guru harus menerapkan kejujuran. Misalnya dengan tidak menyontek ketika ulangan, tidak berbohong kepada guru, ataupun curang saat bermain dengan teman-teman. Mungkin terkadang saat menghadapi situasi sulit bisa membuat kita susah mengatakan hal jujur.

Namun perlu diingat sebagaimana diakui oleh Nabi Muhammad SAW, maka perilaku terpuji dan jujur harus tetap dijalankan. Beliau tidak mengajarkan kebohongan atau menyembunyikan sesuatu demi kepentingan tertentu. Sebagaimana disampaikan dalam surat Al Ahzab ayat 21 yang bunyinya sebagai berikut:

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

Artinya adalah "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW yaitu suri tauladan bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." Tentunya mendapatkan gelar Al Amin menjadi sanjungan tersendiri bagi seorang Muslim. Amalan kejujuran Nabi Muhammad merupakan salah satu dari akhlak mulia lainnya yang harus kita tiru, semoga kita semua mampu mengamalkannya.

Demikian dapat saya sampaikan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW hari ini. Semoga dapat bermanfaat dan seluruh umat Muslim di sekolah ini dapat mengamalkan akhlak kejujuran seperti pesan Nabi Muhammad.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

#Contoh (3)

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Hadirin yang terhormat,

Mari kita bersyukur kepada Allah SWT atas anugerah terbesar-Nya, yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan pidato tentang momen bersejarah ini.

Nabi Muhammad SAW lahir di Mekah pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah (570 M). Beliau diutus Allah untuk membimbing umat manusia dengan ajaran Islam, penuh kasih sayang, dan perdamaian. Nabi Muhammad SAW bukan hanya seorang rasul, tetapi juga teladan sempurna bagi kita semua.

Beliau membawa cahaya petunjuk ke tengah masyarakat yang penuh kegelapan dan ketidakadilan, dan mengajarkan kita tentang keimanan, kasih sayang, kejujuran, dan nilai-nilai mulia lainnya.

Sebagai umat Islam, kita wajib mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan cara yang sesuai, yaitu dengan mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita tingkatkan ibadah dan akhlak kita, serta berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.

Semoga kita dapat menyambut momen ini dengan penuh syukur dan keikhlasan, serta mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW dalam setiap langkah kehidupan kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

#Contoh (4)

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Innalhamdalillaah nahmaduhu wa nasta'iinuhu wa na'uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a'maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu wa rosuuluh. Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad. Walhamdulillahi rabbil 'alamin.

Kepada semua jamaah sekalian, Allah SWT telah menjanjikan dua hal tentang nikmat, yaitu bersyukur dan ingkar. Janji pertama, bagi kita yang bersyukur atas nikmat-Nya, Allah akan menambahkan nikmat dan melipatgandakan untuk hamba-Nya. Janji kedua, Allah akan memberikan musibah sekaligus mengurangi nikmat yang telah diterima bagi hamba-Nya yang tidak mau bersyukur.

Oleh karena itu, marilah kita semua mensyukuri nikmat-Nya dengan mengucapkan hamdallah dan menuntut ilmu dengan niat yang lurus. Selain itu, marilah kita gunakan waktu yang kita miliki untuk mengamalkan perbuatan-perbuatan amal shalih.

Selawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang kelahirannya sedang kita peringati saat ini. Dalam memperingati Maulid Nabi, mari kita meneladani sikap dan sifat beliau yang mulia. Ada banyak kisah yang kita dengar tentang Rasulullah SAW, namun kali ini kita akan membuat satu cerita yang sederhana tetapi sangat mendalam.

Suatu hari, Rasulullah SAW sedang mengadakan pertemuan majelis di Masjid Nabawi. Saat itu, Masjid Nabawi masih beralaskan pasir, tanpa ubin dan sajadah. Para manusia terbaik itu berkumpul di dalam masjid tersebut untuk meraih ilmu dari teladan terbaik.

Di saat yang sama, seorang lelaki badui yang berasal dari desa masuk ke dalam masjid, bukan untuk mengikuti majelis ilmu apalagi ibadah. Orang tersebut berjalan ke pojok ruangan masjid, menengok ke kanan dan kiri lalu jongkok untuk buang air. Ya, dia buang air di dalam masjid.

Ketika Anda mengetahui hal itu, wajar saja Anda marah. Begitu pula yang dirasakan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW yang kemudian bergejolak dan marah. Mereka mendatangi orang itu dan siap meledakkan amarahnya.

Mengetahui suasana diselimuti amarah, Rasulullah SAW memanggil para sahabat dan menenangkan mereka semua yang sudah siap melakukan ketegasan. Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk tidak mengganggu hajat orang tersebut dan menyelesaikan hajatnya.

Nabi Muhammad SAW memanggil orang itu dengan nada yang ramah. Orang badui yang mengetahui bahwa di sekitarnya sudah dipenuhi dengan hawa amarah, berjalan menuju Rasulullah SAW. Ia menilai hanya Nabi Muhammad SAW satu-satunya orang yang tidak menampakkan wajah marah.

Beliau kemudian menasihati orang badui tersebut agar tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Beliau menjelaskan bahwa masjid dibangun untuk sholat dan membaca Al-Qur'an, bukan untuk buang hajat. Orang itu paham lalu pergi meninggalkan masjid.

Tak lama berselang, tiba waktu sholat dan Nabi Muhammad SAW menjadi imam. Tanpa disangka, lelaki badui tadi ikut bergabung sholat berjamaah. Ia masuk ke tengah-tengah barisan jemaah. Saat masuk ke gerakan i'tidal, lelaki badui ini kembali membuat geger.

Ia menambahkan doa i'tidal sesuai dengan versinya sendiri dan diteriakkan keras-keras. Padahal harusnya doa tersebut dibaca di dalam hati. "Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji. Sayangilah aku dan Muhammad dan jangan Engkau sayangi orang-orang selain kami berdua," begitu doa yang diucapkan.

Lihatlah doa orang ini. Secara rukun sholat memang salah. Tapi jika kita lihat dari sudut pandang lain, orang ini telah memasukkan Nabi Muhammad SAW ke dalam hatinya. Bahkan ia telah menjadikan Rasulullah sebagai orang yang paling penting bagi hidupnya, di samping dirinya sendiri. Bagaimana bisa?

Pertemuan beberapa menit tadi telah mengisi hatinya dengan Nabi Muhammad SAW. Apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah? Sederhana. Menahan amarah, berkata yang lembut, dan memberikan nasihat dari yang tulus dan terdalam.

Mari kita berkaca pada hidup kita. Apakah tutur kata, sikap, dan sifat bisa meninggalkan kesan yang positif dan mendalam untuk lingkungan sekitar kita? Jangan-jangan selama ini kita memberikan kesan negatif di hati banyak orang.

Jangan-jangan, selama ini kita sibuk memoles diri agar terlihat sebaik dan semulia mungkin. Jangan-jangan selama ini tutur kita melangit dan terlihat cerdas namun tidak berhasil membuat orang lain nyaman dengan keberadaan kita.

Jangan-jangan selama ini kita memiliki waktu kebersamaan yang banyak dengan orang di sekitar, namun kita lebih banyak meninggalkan jejak keburukan dalam hidup mereka.

Dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai tolak ukur kita dalam menjalani hidup, Insya Allah kita akan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Mari kita jadikan momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai titik perbaikan akhlak kita kepada Allah, makhluk-Nya, dan lingkungan sekitar kita.

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

**

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved