Berita Viral

Fakta Karisto Paskibraka Papua Nyaris Pingsan Ditopang Teman, Pilu Ayahnya Meninggal Usai Upacara

Karisto menerima kabar duka bahwa sang ayah meninggal dunia di rumah sakit setelah insiden hampir pingsan saat upacara pengibaran bendera HUT ke-80 RI

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
IG/unikinfold
PASKIBRAKA PAPUA BARAT DAYA- Karisto, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang viral saling menopang rekannya yang nyaris pingsan saat upacara bendera Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (RI) di Kota Sorong, Papua Barat Daya sempat menerima kabar duka bahwa sang ayah meninggal dunia di rumah sakit setelah insiden dirinya hampir pingsan saat upacara pengibaran bendera HUT ke-80 RI pada Minggu (17/8/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Di balik Karisto Gideon Dimara (17), petugas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang viral nyaris pingsan saat upacara bendera Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (RI) di Kota Sorong, Papua Barat Daya, menyimpan fakta memilukan.

Karisto menerima kabar duka bahwa sang ayah meninggal dunia di rumah sakit setelah insiden dirinya hampir pingsan saat upacara pengibaran bendera HUT ke-80 RI pada Minggu (17/8/2025).

Hal itu disampaikan Karisto saat menerima hadiah sepeda motor dari Menteri Hukum Supratman Andi Agatas.

Baca juga: Kisah 3 Paskibraka Papua Barat Daya Viral Topang Teman Hampir Pingsan saat Upacara, Dihadiahi Menkum

VIRAL PASKIBRAKA - (Kiri) Tangkap layar video viral Karisto Gideon Dimara, viral paskibraka yang hampir pingsan saat upacara bendera Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (RI) di Kota Sorong, Papua Barat Daya, pada Minggu (17/8/2025) dan (Kanan) Karisto Gideon saat diwawancari TribunSorong.com.
VIRAL PASKIBRAKA - (Kiri) Tangkap layar video viral Karisto Gideon Dimara, viral paskibraka yang hampir pingsan saat upacara bendera Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (RI) di Kota Sorong, Papua Barat Daya, pada Minggu (17/8/2025) dan (Kanan) Karisto Gideon saat diwawancari TribunSorong.com. (Kolase: Instagram @tribunsorong)

Karisto pun kini menjadi anak yatim piatu setelah kedua orang tuanya kini telah meninggal dunia.

"Orang tua saya kemarin pas pengibaran bendera, meninggal ayah saya, sementara ibu saya meninggal pada 2023," ungkap Karisto, dilansir dari Instagram @Unikinfold, Rabu (20/8/2025).

"Berarti yang meninggal itu kemarin bapak?" tanya wartawan.

"Iya, siap," kata Karisto dengan mata berkaca-kaca.

Karisto merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Meski diselimuti duka, Karisto mengaku tetap bangga karena telah berhasil mengibarkan bendera Merah Putih.

"Kami ada delapan bersaudara, saya anak terakhir," ujarnya.

Dengan apresiasi sepeda motor dari Menteri Hukum Supratman Andi Agatas, semakin menambah motivasi Karisto untuk kegiatan sekolah dan kebutuhan sehari-hari.

Ia pun bertekad mengejar cita-citanya menjadi anggota Brimob Polri.

"Saya cita-citanya menjadi anggota Brimob Polri," katanya.

Baca juga: Menkum Akan Beri Beasiswa Sekolah Kedinasan Usai Aksi Heroik Paskibraka Papua Barat Daya

Diakui Karisto, sehari-hari ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki menempuh jarak 100 meter.

Ia merupakan siswa kelas dua di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YPK Bukid Zaitun Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

"Saya setiap ke sekolah saya jalan kaki, kalau setiap berangkat ke sekolah hampir 100 meter, lumayan jauh," ungkapnya.

Adapun Kristo Dimara, bersama kedua temannya yang memopongnya saat nyaris pingsan, Afgan Sapulete dan Frans Beto Kolowa masing-masing mendapatkan satu sepeda motor.

Pemberian motor diwakili oleh Gubernur Papua Barat Daya (PBD), Elisa Kambu, di Kantor Gubernur dan Sekretariat Daerah PBD, Sorong, Rabu (20/08/2025).

Berdasar siaran pers Kemenkum RI, Supratman mengingatkan agar tiga Paskibraka lebih semangat lagi dalam belajar dan membela negara.

"Semoga hadiah motor ini menambah semangat untuk belajar dan berbakti kepada negara," ujar Supratman melalui telekonferensi, dilansir dari Kompas.com.

Menkum juga mengatakan kembali bahwa ia akan memberi akses bagi tiga Paskibraka tersebut bila ingin melanjutkan pendidikan ke Politeknik Pengayoman Indonesia (Poltekpin) milik Kemenkum.

"Saya berharap nanti ke tiga adik kita ini ada yang mau sekolah kedinasan di Kementerian Hukum, saya siapkan beasiswa untuk tiga adik kita itu," tutur Menkum.

Atas hadiah yang diterima Kristo Dimara mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI dan Menteri Hukum.

 “Terima kasih banyak kepada Bapak Presiden dan Bapak Menteri Hukum,“ ungkapnya.

Sebelum mengakhiri perbincangan, Menkum mengingatkan Kristo, Afgan dan Frans untuk tertib lalu lintas dan motor tidak digunakan untuk balapan.

Menkum berharap semangat nasionalisme Paskibraka tetap digelorakan sebagai bentuk cinta tanah air.

"Jiwa nasionalisme harus terus ditegakkan, bangga dengan merah putih, Bapak Presiden pasti bangga dengan kalian," tutup Menkum.

Baca juga: Pesan Ayah Kevin Silaban Paskibraka di Sumut Sebelum Meninggal, Tahan Tangis jadi Komandan Upacara

 TribunSorong.com sebelumnya, berkesempatan wawancara ekslusif ketiga anak tersebut, kini sudah purna Paskibraka

Adapun, paskirabka yang nyaris pingsan itu bernama ideon Dimara (17).

Ia siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YPK Bukid Zaitun Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Sementara, dua Paskibraka yang memapah Karisto adalah Afgan Rizal Sapulette (kiri) dan Frans Beto Koloway (kanan).

Afgan Rizal Sapulette siswa SMA Negeri 3 Kota Sorong.

Frans Beto Koloway siswa SMK Negeri 1 Kota Sorong.

Afgan Rizal Sapulette mengaku, saat melihat Karisto mulai tidak stabil langsung spontan menggandeng tangannya.

"Saya pas liat teman Karisto Dimara mulai goyang, saya respek dan langsung raih tangan lalu diikuti Frans Koloway," ungkap Afgan, kepada TribunSorong.com di Aimas Hotel, Senin (18/8/2025).

Ia menuturkan, sejak awal pelatih telah ajarkan kepada seluruh pasukan agar bisa berjiwa korsa selama momentum tersebut.

"Saya hanya mau ketika masuk lengkap, maka keluar pun harus lengkap tanpa harus ada yang tertinggal di lapangan," katanya.

Sementara, Karisto mengaku sempat rasa mata berkunang-kunang dan sesak nafas usai pengibaran bendera.
 
"Awalnya saya masih stabil hingga merah putih berkibar," kata Karisto.

Ia terharu, meski tampil di depan banyak orang dengan kondisi tak stabil, tapi jiwa korsa sesama teman tetap di sisinya.

"Saya salut kepada dua teman di samping, meski kesusahan tapi mereka kawal saya," ucapnya.

Sebagai anak nelayan, dirinya merasa bangga sebab bisa tampil menjadi pasukan pengibar Bendera Merah Putih di depan Gubernur Papua Barat Daya dan pejabat-pejabar lain.

"Lewat Paskibraka ini saya mau buat bangga bapa di kampung, almarhuma mama, serta semua keluarga di Raja Ampat," jelasnya.

Tak hanya itu, dirinya juga merasa terharu sebab kembali dipercaya menjadi komandan Pasukan 8 Paskibraka, saat penurunan Bendera Merah Putih di Mako Lantamal XIV Sorong.

"Saya bangga menjadi anak nelayan yang meski hampir jatuh, tapi tetap kuat sebab teman-teman pun ada di sisi saya," ucapnya.
 

 (*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved