PPG

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media dalam Uji Kompetensi PPG Guru Tertentu

Apa Permasalahan yang Dihadapi? Permasalahan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan dan ketidak-efektifan media pembelajaran yang digunakan. Buku

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI PPG 2025 - Berikut adalah Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media dalam Uji Kompetensi PPG Guru Tertentu 

TRIBUNSUMSEL.COM - Contoh Studi Kasus PPG 2025 berfokus pada Masalah Media akan dibahas dalam artikel kali ini.

Para peserta pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tertentu Daljab 2025 akan melangsungkan Uji Kompentensi setelah selesai melaksanakan ragam kegiatan selama program ini berlangsung.

Adapun dalam prosesnya, peserta PPG 2025 diminta untuk menuliskan sebuah Studi Kasus berdasarkan pengalaman nyata yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas.

Sebagai tambahan informasi bahwasanya Studi Kasus PPG 2025 telah dijabarkan menjadi empat spesifikasi dimana salah satunya berkaitan dengan Masalah Media.

Berikut akan Tribunsumsel.com sajikan contoh jawaban untuk Studi Kasus PPG 2025 spesifikasi Masalah Media yang bisa dijadikan panduan.

__________

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Spesifikasi Masalah Media

Optimalisasi Media Pembelajaran untuk Materi Geografi Adaptif

Sebagai seorang guru Geografi di kelas XI SMA Harapan Bangsa pada tahun ajaran 2024/2025, saya dihadapkan pada tantangan yang spesifik terkait penggunaan media pembelajaran. 

Materi Geografi, khususnya topik mengenai mitigasi bencana dan peta tematik, seringkali dianggap abstrak dan kurang menarik oleh siswa.

Meskipun saya telah mencoba menggunakan buku teks dan beberapa gambar dari internet, saya merasakan kurangnya keterlibatan siswa dan kesulitan mereka dalam memvisualisasikan konsep-konsep kompleks.

Apa Permasalahan yang Dihadapi?

  • Permasalahan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan dan ketidak-efektifan media pembelajaran yang digunakan. Buku teks dan gambar statis tidak cukup untuk menjelaskan proses terjadinya bencana alam secara dinamis atau bagaimana peta tematik dapat memberikan informasi yang kaya.
  • Siswa sulit membayangkan relief topografi dari gambar 2D, atau memahami dampak spasial dari suatu fenomena tanpa visualisasi yang kuat. Akibatnya, mereka cenderung kurang antusias, cepat bosan, dan kemampuan analisis keruangan mereka tidak berkembang optimal. 
  • Proses pembelajaran terasa satu arah dan kurang interaktif, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat visual dan spasial menjadi dangkal.

Bagaimana Upaya Anda untuk Menyelesaikannya?

Menyadari bahwa media lama tidak lagi relevan, saya memutuskan untuk secara aktif mencari dan mengintegrasikan media pembelajaran yang lebih interaktif dan visual. Langkah-langkah yang saya ambil meliputi:

  • Pemanfaatan Video Edukasi dan Animasi Interaktif: Saya mencari dan menyeleksi video-video dokumenter singkat serta animasi 3D tentang proses geologi, fenomena iklim, dan simulasi bencana dari platform edukasi online (seperti YouTube Edu, National Geographic, atau sumber dari BMKG). Video-video ini digunakan sebagai pengantar materi atau penjelasan mendalam tentang konsep yang sulit.
  • Integrasi Google Earth/Google Maps: Untuk materi peta tematik dan analisis keruangan, saya memanfaatkan fitur Google Earth dan Google Maps. Siswa diajak untuk "berkeliling" secara virtual ke berbagai wilayah, menganalisis topografi, pola permukiman, atau bahkan melihat dampak bencana dari citra satelit. Saya juga mendorong mereka membuat "tur" virtual dengan menandai lokasi-lokasi penting terkait materi.
  • Penggunaan Infografis dan Peta Interaktif Online: Saya memperkenalkan berbagai tool online untuk membuat infografis sederhana yang ringkas dan menarik (misalnya Canva) atau mengakses peta interaktif dari berbagai lembaga (seperti peta sebaran potensi bencana dari BNPB atau peta iklim dari instansi terkait).
  • Membangun Pojok Media Digital di Kelas: Saya mencoba mengalokasikan satu sudut kelas dengan proyektor mini dan laptop yang bisa diakses siswa untuk melihat-lihat media visual yang relevan, atau memutar ulang video pembelajaran yang sudah saya siapkan.

Apa Hasil dari Upaya Anda Tersebut?

Hasil dari optimalisasi media ini sangat positif. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran meningkat secara drastis. Mereka menjadi lebih antusias saat video atau Google Earth digunakan. Diskusi kelas menjadi lebih hidup karena siswa memiliki visualisasi yang lebih jelas tentang topik yang dibahas.

Kemampuan mereka dalam memahami konsep abstrak, menganalisis data spasial, dan menghubungkan fenomena geografi dengan kehidupan nyata juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Penilaian proyek akhir yang melibatkan penggunaan media digital menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam dan kreativitas yang tinggi dalam penyajian informasi.

Pengalaman Berharga Apa yang Bisa Anda Petik Ketika Menyelesaikan Permasalahan Tersebut?

Pengalaman berharga yang saya petik adalah bahwa pemilihan dan integrasi media pembelajaran yang tepat merupakan kunci vital untuk membuat materi yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami dan menarik bagi siswa. Guru harus responsif terhadap kebutuhan visual dan preferensi belajar siswa di era digital ini.

Berinvestasi waktu untuk mencari, menyeleksi, dan bahkan menciptakan media yang relevan akan sangat berdampak pada kualitas pembelajaran. Media yang baik tidak hanya sekadar alat bantu, tetapi dapat menjadi jembatan yang menghubungkan konsep abstrak dengan realitas siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkesan.

______

*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan sebagai panduan bagi Ibu/Bapak Guru dalam PPG 2025. Mengingat Studi Kasus merupakan pertanyaan terbuka, maka kemungkinan akan ada jawaban yang berbeda bagi setiap guru.

***

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved