Istri TNI Tewas di Deli Serdang

Pengakuan Keluarga Astri Istri Dibunuh Suami TNI Diintervensi Agar Tak Autopsi: Saya Capek, Gas Aja

Keluarga Astri Gustina Ayu Yolanda (35),  mengaku mendapat intervensi dari pihak pelaku agar tidak mengautopsi jenazah korban.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID
KELUARGA KORBAN DIINTERVENSI- (KIRI) Muhammad Fadhil saat diwawancarai wartawan di rumah duka yang berada di Jalan Danau Lau Tawar, Gang Duyung, Lingkungan IV Sumber Karya, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara, Rabu (23/7/2025).  Keluarga Astri Gustina Ayu Yolanda (35),  mengaku mendapat intervensi dari pihak pelaku agar tidak mengautopsi jenazah korban. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Keluarga Astri Gustina Ayu Yolanda (35),  mengaku mendapat intervensi dari pihak pelaku agar tidak mengautopsi jenazah korban.

Astri tewas diduga dibunuh suaminya, seorang prajurit TNI bernama Sersan Mayor (Serma) Tengku Dian Anugerah di rumah pelaku di Desa Sei Semayang, Sunggal, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), pada Rabu (23/7/2025) pagi. 

Keterangan tersebut disampaikan kakak ipar dari korban, Muhammad Fadhil (42).

Baca juga: Tampang Serma TNI Tengku Dian Anugerah Tega Bunuh Istri di Sunggal Sumut, Terkuak Inilah Motifnya

ISTRI DIBUNUH: Suasana rumah prajurit TNI berinisial Serma TDA diduga membunuh istrinya berinisial AGY di Jalan Pasar Besar, Desa Sei Semayang, Sunggal, Deli Serdang, Rabu (23/7/2025). Sejumlah prajurit TNI berkumpul di lokasi.
ISTRI DIBUNUH: Suasana rumah prajurit TNI berinisial Serma TDA diduga membunuh istrinya berinisial AGY di Jalan Pasar Besar, Desa Sei Semayang, Sunggal, Deli Serdang, Rabu (23/7/2025). Sejumlah prajurit TNI berkumpul di lokasi. (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

 

Awalnya, Fadhil diwawancarai wartawan di rumah duka yang berad di Jalan Danau Lau Tawar, Gang Duyung, Lingkungan IV Sumber Karya, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatra Utara. 

Keluarga korban berharap agar dihukum seberat-beratnya.

"Kami berharap agar pelaku dihukum dengan seberat-beratnya. Adik kami telah meregang nyawa, kami berharap dia (pelaku) dihukum begitu," ujar Fadhil, Rabu (23/7/2025). 

Namun saat ditengah-tengah sesi tanya jawab dengan keluarga korban, oknum personel TNI memberhentikan sesi wawancara yang dilakukan wartawan. 

"Dipanggil pak Mardianto," ujar seorang oknum TNI

Wartawan sudah menjelaskan jika akan menyelesaikan wawancara terlebih dahulu.

Tak lama berselang seorang pria berpangkat Mayor berinisial M menggandeng Fadhil menjauh dari wartawan. 

"Aku capek diintervensi kayak gini bang, gas aja terus pemberitaannya," ujar Fadhil saat kembali menemui wartawan. 

"Di RSUD Djoelham juga tadi gitu. Saya diintervensi jangan foto dan video lah. Terus dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan tidak melakukan autopsi. Cuma tadi hanya melakukan autopsi luar," sambungnya. 

Baca juga: Tetangga Kaget Dengar Teriakan Minta Tolong Saat Prajurit TNI Bunuh Istri di Deli Serdang Sumut

Menurut Fadhil pria yang berpangkat Mayor itu diduga paman Serma TDA.

"Itu pamannya. Padahal kami sudah memberitahu paman pelaku ini. Udah mau kami laporkan pelaku karena suka main tangan itu," ujar Fadhil. 

Selama proses autopsi di RSUD Djoelham Binjai, amatan wartawan sejumlah personel TNI berjaga-jaga dipintu masuk ruangan IGD. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved