Berita Viral
Dilihat Misri, Ipda Haris Chandra Sempat Video Call Tunjukkan Wajah Brigadir Nurhadi Sebelum Tewas
Ipda Haris Chandra ternyata sempat menghubungi seseorang memperlihatkan wajah Brigadir Nurhadi sebelum tewas di kolam villa Gili Trawangan.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Ipda Haris Chandra ternyata sempat menghubungi seseorang memperlihatkan wajah Brigadir Nurhadi sebelum tewas di kolam villa Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (16/4/2025).
Dalam kesaksiannya yang diurai sang pengacara, Misri menceritakan detik-detik kematian Brigadir Nurhadi.
Yan Mangandar mengatakan Misri tiga anggota kepolisian lainnya serta seorang wanita sewaan mengonsumsi narkotika.
Awalnya hanya mengenal I Kompol Made Yogi. Ia diminta menemani Yogi dari tanggal 16 April 2025 sampai 17 April 2025.
Saat tiba di Gili Trawangan, lima orang pun berpisah.
"15.30 nyampe di Pelabuhan Gili Trawangan, mereka berlima jalan, ternyata pisah. Kompol Yogi ajak Misri di vila tekek. Sedangkan Ipda Haris Chandra, Brigadir Nurhadi, saksi Putri nginep di hotel berbeda, bersebelahan," pungkas Yan Mangandar.

Satu jam istirahat, kelimanya kembali berkumpul di vila Tekek yang disewa Kompol Yogi dan Misri.
"16.30 WITA datang Ipda Haris Chandra, Brigadir Nurhadi, dan Putri ke vila tekek, menggunakan obat penenang tadi dan juga ekstasi atau inex," akui Yan.
Di momen pesta itu kata Misri, Nurhadi lah yang aktif meminta obat-obatan terlarang itu ke atasannya, Kompol Yogi.
Baca juga: Kejujuran Misri Buat Kompol I Made Yogi di PTDH, Skenario Brigadir Nurhadi Tewas Tenggelam Gagal
Tak cuma narkotika, Nurhadi juga kata Misri sempat menenggak alkohol bersamaan dengan Ipda Haris.
"Brigadir Nurhadi sendiri itu dia lebih aktif, mungkin dia bawahan, merasa tidak enak, akhirnya di yang inisiatif 'izin ndan' dia minta," ujar Yan Mangandar.
"Mirip party, mereka kumpul dengan suara besar dan di kolam kecil itu, mereka konsumsi obat itu. Ada juga mengonsumsi alkohol, tapi hanya digunakan oleh Ipda Haris Chandra sama Brigadir Nurhadi yang jenis tequilla," sambungnya.
Bukan hanya sekali, Misri mengaku dua kali melihat Nurhadi meminta obat-obatan terlarang ke Kompol Yogi.
Terakhir Misri melihat saat Nurhadi minta ekstasi ke Yogi sebelum pesta selesai.
"17.20 WITA si Brigadir minta obat inex lagi ke Yogi. Jadi untuk dua jenis obat itu semua milik Yogi. Obat penenang itu dipesan oleh Yogi melalui Misri di Bali, dengan bayaran Rp2 juta. Inex juga dari Kompol Yogi. Diminta, akhirnya dikasih sama Yogi," kata Yan.
Usai momen pesta, Misri masih melihat Nurhadi dalam kondisi hidup di dalam kolam renang.
Tak berselang lama, Misri pun menemukan Nurhadi tenggelam di dasar kolam.
"18.20 WITA bubar pesta ini. Tapi bubarnya masih dalam kondisi sebagian kesadaran hilang. Tapi yang bubar itu hanya Ipda Haris ke Putri, pindah ke Natya mereka berdua. Kompol Yogi ke tempat tidur, Brigadir Nurhadi tetap dalam kolam dia asyik nikmati suasana, Misri duduk di sekitaran kolam sambil main HP," jelas Yan.
Setelah bubar, Yan mengatakan Ipda Haris terlihat oleh Misri masuk kembali ke villa sambil video call seseorang dan menunjukkan wajah Brigadir Nurhadi.
"Setelah bubar, pukul 18.20 sampai 19.55, Ipda Haris Chandra dua kali masuk kembali ke vila. Pertama dia datang dia itu sambil main Hp, dia itu nelpon sambil video call. Dia langsung ke kolam, sempat video call seseorang dan ditunjukkan wajah Brigadir Nurhadi,” terangnya.
Sempat Tegur Korban
Selain itu, Ipda Haris Chandra juga sempat memperingati Brigadir Nurhadi.
Teguran itu disampaikan setelah Haris menunjukan Nurhadi pada seseorang.
Pengacara Misri, Yan Mangandar mengatakan pada saat itu Ipda Haris Chandra menegur Brigadir Nurhadi lantaran hilang kesadaran.
"Hilang kesadaran, korban tuh sempat kayak menelepon tapi pakai sandal hotel, makanya ditegur sama Haris, 'kamu jangan berlebihan, kontrol diri'," kata Yan.
Kedua kalinya, menurut Yan, Ipda Haris hanya sampai teras vila saja.
"Datang kedua hanya sampai di depan teras hotel, dengan gestur celingak-celinguk. Kompol Yogi di tempat tidur, gak bergerak dia," katanya.
Kedatangan ketiga kali Ipda Haris Chandra hanya sampai teras villa. Dengan gestur celangak celinguk ke dalam villa.
Di vila tersebut tiga anggota kepolisian mengosumsi obat penenang jenis riklona dan ekstasi.
Sementara itu Suhartono pengacara Kompol Yogi yang lain menceritakan pesta obat terlarang dimulai pukul 16.00 Wita.
Satu jam kemudian, Yogi langsung tidur.
"Sampai pukul 17.00 Wita, klien kami ini tertidur di binbag, dipapah oleh kedua temannya Haris dan almarhum untuk dipindah ke kamar," katanya.
Menurutnya, Kompol Yogi tidur dari pukul 17.00 Wita sampai 21.00 Wita.
Dalam kasus ini polisi sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka.
Mereka adalah Kompol I Made Yogi Purusa Utama, Ipda Haris Chandra dan Misri Puspita Sari.
Kompol Yogi menyewa Misri untuk menemaninya pesta di vila Gili Trawangan dari 16 April 2025 sampai 17 April 2025.
Sementara Ipda Haris berpasangan dengan Melanie Putri.
Sedangkan Brigadir Nurhadi seorang diri.
Sebelumnya, Brigadir Nurhadi ditemukan di dasar kolam vila Tekek, Gili Trawangan, dan dilaporkan meninggal pada 16 Juli 2025.
Saat itu, Brigadir Nurhadi sedang bersama dua atasannya, Kompol YG dan Ipda HC, serta dua orang perempuan, M dan P.
Korban Tewas Dicekik
Dari hasil pemeriksaan, diduga Brigadir Nurhadi tewas dihabisi atasannya.
Dokter ahli forensik, Arfi Syamsun mengungkapkan Brigadir Nurhadi dicekik dan ditenggalamkan ke kolam dalam kondisi masih hidup.
Ia mengatakan hasil autopsi menunjukkan Nurhadi mengalami patah tulang lidah dan leher karena cekikan, luka-luka pada wajah hingga kaki, dan diduga tewas karena ditenggelamkan dalam kolam.
"Pada saat terjadi kekerasan di daerah leher yang bersangkutan masih hidup, faktanya adalah ada rasapan darah, kemudian yang bersangkutan ada di air dan itulah kemudian yang menghakhiri hidupnya adanya insipirasi air di dalam napasnya yang bisa mengalir ke otak, ginjal dan seterusnya," kata Arfi Syamsun dilansir Youtube Kompas TV, Kamis (10/7/2025).
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini juga melakukan pemeriksaan penunjang, seperti memeriksa paru-paru, tulang sumsum dan ginjal.
Hasilnya ditemukan air kolam yang masuk ke bagian tubuh ini.
"Saat korban berada di dalam air dia masih hidup dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan," kata Arfi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).
"Jadi ada kekerasan pencekikan yang utama yang menyebabkan yang bersangkutan tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air."
"Tidak bisa dipisahkan pencekikan dan tenggelam sendiri-sendiri tetapi merupakan kejadian yang berkesinambungan atau berkaitan," jelasnya.
"Kami menemukan luka memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun kepala bagian belakang, kalau berdasarkan teori kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam," imbuh Arfi.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Pengakuan Pria di Cirebon Soal Culik Bocah 4 Tahun Pakai Sepeda Hingga Rumahnya Dirusak Warga |
![]() |
---|
Geger Anak Bunuh Ibu Kandung di Donggala Sulteng, Langsung Bawa Bagian Tubuh Korban ke Rumah Saudara |
![]() |
---|
Geram Salsa Erwina Duga Ahmad Sahroni Intimidasi 'Main' ke Rumah Orang Tuanya usai Ditantang Debat |
![]() |
---|
Geram Salsa Erwina Duga Ahmad Sahroni Intimidasi "Main" ke Rumah Orang Tuanya usai Ditantang Debat |
![]() |
---|
Sosok NR, Wanita di Banyumas Gugat Mantan Kekasih Rp1 Miliar Gegara 9 Tahun Pacaran Tak Dinikahi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.