Berita Viral
Syoknya Teman Misri Tak Menyangka jadi Tersangka Kematian Brigadir Nurhadi, Perangai Dibongkar
Misri, wanita asal Jambi yang jadi tersangka kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, membuat teman syok.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Misri, wanita asal Jambi yang jadi tersangka kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, membuat teman syok.
Seperti diketahui, Misri ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan bersama Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Candra.
Penetapan tersangka Misri membuat kerabat syok.
Salah satunya teman kecil Misri yang tak menyangka M yang dikenal ramah dan suka membantu, kini ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan yang terjadi di kolam renang vila di Gili Trawangan, Lombok Utara, pada 16 April 2025.
Teman kecil Misri yang berinisial I menyebut Misri sebagai sosok pendiam dan baik.
"Kalau sebagai teman, saya taunya dia nggak banyak perangai, dan nggak nakal kok," kata I.
"Enggak nyangka aja, dia jadi tersangka pembunuhan," lanjutnya.
Hal senada diungkapkan bibi M, yang tinggal di samping kontrakan tempat M dibesarkan.
Ia mengatakan M dikenal berprestasi dan tak pernah membuat masalah.
"Nggak pernah dengar dia neko-neko, dia banyak prestasi juga," ujar sang bibi saat ditemui Kompas.com, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: Jadi Kambing Hitam, Ibu Misri Heran Anak Ditetapkan Tersangka, Minta Kasus Diungkap Transparan
Keluarga Misri masih sulit menerima kenyataan. Mereka meyakini kasus ini belum sepenuhnya terang dan berharap kebenaran terungkap.
Menilik latar belakangnya, Misri tumbuh dari keluarga sederhana di rumah kontrakan dua pintu berbahan kayu di Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi. Masa kecil M diwarnai kegiatan bermain sederhana, seperti berenang saat banjir dan berkeliling lingkungan rumah.
Pada 2022, Misri dan keluarganya kehilangan sang ayah. Saat itu, Misri baru lulus SMP.
Bersama ibu dan lima adiknya, ia pindah ke Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Misri kemudian bersekolah di SMAN 11 Muaro Jambi dan terus menunjukkan prestasinya.
Dia mengoleksi belasan penghargaan dan pernah mewakili Jambi sebagai pelajar berprestasi ke Istana Negara atas undangan Presiden Joko Widodo.
Namun, demi membantu ibunya dan membiayai pendidikan kelima adiknya, M menunda kuliah dan memilih bekerja.
M sempat bekerja di lembaga negara dan rumah sakit ternama di Jambi, bahkan dipercaya menjadi duta oleh sejumlah instansi.
Misri Sempat Hubungi Ibu
Sebelumnya, Ibunda Misri mengaku sempat dihubungi putrinya yang menangis terisak setelah ditetapkan sebagai tersangka pada Senin, (2/6/2025).
Awalnya, IM mengungkapkan jika putrinya berpamitan melalui telepon untuk memberitahukan bahwa ia akan pergi ke Lombok menemani seseorang.
"Sekembalinya dari Lombok, dia akan mengirimkan uang untuk biaya pendidikan adiknya yang akan masuk kuliah serta adiknya yang bungsu untuk masuk Taman Kanak-Kanak (TK)," ungkap IM.
IM pun mengizinkan Misri.
"Sebelum kejadian, dia pamit, 'Ma, aku mau nemani orang ini ke Lombok,' terus saya jawab, 'Ya hati-hati saja'," kata IM, saat diwawancarai.
Namun, IM tidak menyebutkan siapa orang yang dimaksud putrinya.
Tak lama setelah percakapan itu, peristiwa pembunuhan Brigadir Nurhadi terjadi dan mencuat ke publik.
IM kemudian menerima telepon dari M.
Suara yang pertama terdengar adalah tangisan.
"Waktu itu dia telepon sambil nangis, dia bilang, 'Ma, kok ayuk (kakak perempuan dalam bahasa Jambi) tertuduh, padahal ayuk gak tau sama sekali, ayuk bantu orang ini, ayuk bantu orang kok ayuk tertuduh'," ungkap IM, merujuk pada pengakuan putrinya yang merasa tidak terlibat dalam peristiwa tersebut.
Telepon itu menjadi percakapan terakhir IM dengan putrinya, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Sejak saat itu, IM tidak bisa lagi menghubungi M.
Sebagaimana diketahui, Brigadir Nurhadi ditemukan tewas di kolam salah satu villa Gili Trawangan pada 16 April 2025.
Dalam kasus tersebut Misri ditetapkan tersangka dan ditahan bersama dua atasan korban, yakni Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Candra.
Pengakuan Misri
Sebelumnya, Misri mengaku tengah berada di Bali saat itu diajak Kompol I Made Yogi Purusa Utama untuk ikut liburan ke Gili Trawangan.
Dia tiba di Pelabuhan Senggigi, Lombok Barat pada Rabu (16/4/2025) dan dijemput Yogi bersama sopirnya, Brigadir Nurhadi.
Di dalam mobil sudah ada Ipda Haris dan rekan wanitanya Melanie Putri.
Mereka berlima menuju Gili Trawangan menggunakan kapal cepat melalui Pelabuhan Teluk Nara.
Di tengah perjalanan, mereka berlima mampir untuk belanja di swalayan.
"Dalam perjalanan Yogi akrab dengan Misri, sementara Haris akrab dengan Putri," kata Yan, dilansir dari Tribunlombok.com, Rabu (9/7/2025).
Melalui kuasa hukum Misri, Yan Mangandar Putra menuturkan bahwa kliennya dan Kompol I Made Yogi Purusa Utama beda villa, mereka di Villa Tekek di The Beach House Resort sedangkan MP, Ipda Haris, dan korban Brigadir Nurhadi di Natya Hotel.
Pukul 16:30 WITA semuanya berkumpul di Villa Tekek dan berpesta mengkonsumsi Rikolona dan Ekstasi.
Peristiwa naas pun terjadi menjelang malam.
"Semua kumpul di Villa Tekek dan mengkonsumsi pil Riklona obat penenang dan ekstasi," ungkap Yan, Rabu (9/7/2025), dilansir dari Tribunlombok.com.
Adapun Riklona dibeli Misri di Bali atas perintah Yogi yang juga memberikan uang Rp2 juta untuk transaksi.
"Ekstasi dari Kompol YG," sebut Yan.
Dalam pengaruh obat-obatan, Misri melihat Brigadir Nurhadi mendekati Melanie dan sempat menciumnya.
Misri menegur dengan alasan Melanie itu adalah rekan wanita Haris.
"Sudah diingatkan sama Misri, jangan ganggu dia, dia kan teman abangmu," kata Yan.
Kemudian setelah pesta berlangsung, Haris bersama dengan Putri kembali ke Villa Natya tempat mereka menginap.
Namun Nurhadi tidak ikut kembali ke villa itu.
Yan mengatakan saat itu Kompol Yogi yang kini juga berstatus tersangka kembali ke kamar untuk tidur, sementara Misri berada di sekitar kolam dan Nurhadi masih berendam.
Misri mengatakan dalam rentang waktu pukul 18:20 WITA sampai 19:55 WITA ia sempat melihat tersangka Haris dua kali datang ke Villa Tekek, pertama ia datang dan langsung duduk di pinggir kolam sampai video call.
Kedua ia datang dengan gelagat celingak-celinguk namun hanya sampai emperan villa. Pada pukul 19:55 WITA inilah, Misri merekam video Nurhadi di kolam.
"Karena mungkin dia merasa kalau ada yang penting makaknya Haris ini berulang kali ke kamar, makakanya dia membangunkan Yogi," kata Yan.
Setelah itu dia masuk ke kamar mandi, sekitar 40 menit ia baru keluar dan melihat Kompol Yogi di atas kasur dengan kaki menjutai ke lantai.
Sekira pukul 21:00 WITA Misri sempat berjalan menuju kolam namun ia tidak melihat siapa-siapa, setelah semakin dekat dengan kolam ia baru melihat Nurhadi ada didasar kolam.
Atas apa yang dilihatnya itu, Misri pun membangunkan Yogi yang tertidur yang kemudian menuju kolam tempat ditemukannya Nurhadi.
Sementara, Ketua tim kuasa hukum Kompol Yogi, Hijrat Prayitno mengatakan, kliennya yang mengangkat korban dari dasar kolam serta memberikan pertolongan pertama termasuk membawa ke klinik di Gili Trawangan.
Saat ini, tim penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum telah menahan tiga orang tersangka terkait kasus kematian Brigadir Nurhadi.
Tim penyidik sudah memeriksa 18 orang saksi dan 5 orang ahli, yaitu ahli patologi, ahli pidana, ahli poligraf, ahli forensik, dan dokter RS Bhayangkara yang memeriksa awal terkait keadaan korban Brigadir Nurhadi saat itu.
Gusti berharap, proses penyelidikan kasus ini dilakukan secara transparan.
"Sehingga tidak timbul asumsi atau opini negatif yang seolah-olah sudah menghukum tersangka ini sebagai pelakunya, padahal ini belum tentu. Dalam proses masih jauh dan semua alat bukti akan diuji kebenarannya," ujar dia.
Polisi juga telah lakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Selasa (6/5/2025).
Olah TKP digelar di The Beach House Resort Hotel. Termasuk privat vila Tekek tempat yang korban menginap bersama atasannya Kompol YG dan Ipda AC Rabu 16 April 2025.
Brigadir Nurhadi ditemukan berada di dasar kolam villa tersebut hingga akhirnya dilaporkan meninggal dunia.
Hasil Autopsi
Nurhadi disebut mengalami penganiayaan sebelum akhirnya tenggelam di kolam renang di salah satu penginapan di Gili Trawangan.
Ahli forensik Universitas Mataram dr Arfi Samsun mengungkapkan hasil autopsi.
Terdapat indikasi penganiayaan terhadap Nurhadi.
Ditemukan kondisi patah tulang lidah yang mengindikasikan 80 persen kematian korban karena dicekik.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini juga melakukan pemeriksaan penunjang, seperti memeriksa paru-paru, tulang sumsum dan ginjal.
Hasilnya ditemukan air kolam yang masuk ke bagian tubuh ini.
"Saat korban berada di dalam air dia masih hidup dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan," kata Arfi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).
"Jadi ada kekerasan pencekikan yang utama yang menyebabkan yang bersangkutan tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air."
"Tidak bisa dipisahkan pencekikan dan tenggelam sendiri-sendiri tetapi merupakan kejadian yang berkesinambungan atau berkaitan," jelasnya.
"Kami menemukan luka memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun kepala bagian belakang, kalau berdasarkan teori kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam," imbuh Arfi.
Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan, peran para tersangka masih didalami.
Para tersangka memberikan sesuatu kepada korban yang menyebabkan korban tidak sadarkan diri sesuai dengan pasal 359 KUHP.
Terkait dugaan adanya penganiayaan sesuai dengan pasal 351 ayat 3, Syarif mengatakan masih mendalami karena terkendala pengakuan para tersangka yang sebagian besar berbohong.
"Tapi saya sampaikan dari awal kami berdasarkan keterangan hasil ekshumasi, keterangan ahli pidana dan ahli poligraf untuk menetapkan tersangka," kata Syarif.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " Sosok M, Perempuan Asal Jambi yang Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir Nurhadi"
| Alasan Pria Viral Ngaku Anak Propam Nekat Berbohong Usai Cekcok Debt Collector di Mal Bogor |
|
|---|
| Sosok EP Pria yang Ngaku Anak Propam Bawa Mobil Barang Bukti, Kini Minta Maaf dan Membantah |
|
|---|
| Klarifikasi Pria Ngaku Anak Propam Usai Cekcok Debt Collector Soal Mobil, Sampaikan Permintaan Maaf |
|
|---|
| Fakta Pria yang Bawa Mobil Barang Bukti ke Mal di Bogor, Polda Metro Jaya : Bapaknya Anggota SPKT |
|
|---|
| Polda Metro Jaya Bantah Pria Viral Ngaku Anak Propam, Mobil Ternyata Milik Pribadi yang Nunggak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Kepala-UPTD-PPA-NTB-Eny-Chaerany-saat-bertemu-tersangka-M-di-Rutan-Polda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.