Arti Bahasa Arab
Arti Zikir Laa Mabuda Bihaqqin Illallah Laa Maujuda Bihaqqin Illallah Laa Maqshuda Bihaqqin Illallah
Lafadz La Mabuda Bihaqqin Illallah, Laa Maqshuda Bihaqqin Illallah La Maujuda Bihaqqin Illallah, adalah pengejawantahan dari makna kalimat tauhid
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -- Tiga kalimat La Mabuda Bihaqqin Illallah, La Maujuda Bihaqqin Illallah, Laa Maqshuda Bihaqqin Illallah, adalah bagian dari dzikir dengan kalimat tauhid, yaitu Lailahaillallah.
Lafadz La Mabuda Bihaqqin Illallah, Laa Maqshuda Bihaqqin Illallah La Maujuda Bihaqqin Illallah, adalah pengejawantahan dari makna kalimat tauhid lailahaillallah, yaitu kalimat mengesakan Allah, tiada Tuhan Selain Allah.
Berikut penjelasannya.
Makna Laa Mabuda bihaqqin Illallah
La Mabuda bihaqqin Illallah artinya adalah Tiada Tuhan yang disembah dengan hak kecuali Allah.
Dikutip dari bincangsyariah.com, Dzikir kalamat tauhid dalam pengertian laa ma’buda illallah menegaskan bahwa ibadah yang dilakukan, seperti: salat, puasa, zakat, haji, dzikir, do’a, meminta pertolongan, berkurban, nadzar, sujud dan lain sebagainya hendaknya hanya kepada Allah SWT.
Juga menegaskan, tidak diperbolehkan menyembah selain-Nya, semisal malaikat, manusia, hawa nafsu, hewan, patung, setan, atau yang lain. Sebagaimana yang sering kita baca dalam surat al-Fatihah “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in” (hanya kepada-Mu aku menyembah, dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan).
Makna Laa Maujuda Bihaqqin Illallah
Laa Maqshuda Illallah
Dzikir pada tingkatan ini adalah perjalanan menuju Allah, dalam artian semua amal ibadah yang dilakukan tidak untuk mendapatkan surga atau karena takut neraka, akan tetapi karena ingin mendapatkan ridho Allah SWT.
Setiap orang memiliki niat yang berbeda-beda dalam ibadah yang dilakukan. Di antaranya ada yang melakukan ibadah karena takut neraka. Ada lagi yang melakukan ibadah karena menginginkan surga dan segala macam kesenangan di dalamnya, termasuk bidadari.
Orang yang motifasi ibadahnya karena surga oleh al-Ghazali dalam Ihya’ disebut sebagai orang yang beramal karena perut dan kelaminnya. Al-Ghazali juga mengibaratkannya sebagai karyawan yang tidak baik, dan masuk dalam kategori al-bulhu (dungu). Rasul bersabda, “Kebayakan penduduk surga adalah orang yang bulhu (dungu)”.
Sedangkan ibadah orang-orang yang berakal adalah karena cinta kepada Allah yang memiliki sifat-sifat yang indah dan mulia, tidak lagi menghiraukan makanan dan bidadari dalam surga.
Mereka adalah orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Surga bukanlah tujuan dari ibadah yang mereka kerjakan, namun bukan berarti mereka meremehkan keberadaan surga dan neraka tersebut.
Para muqarrabun kelak akan dibalas sesuai dengan niat mereka, sehingga di akhirat bisa melihat Dzat Allah SWT. Tentu melihat Dzat Allah terasa lebih nikmat dan lebih mulia dibandingkan segala macam kenikmatan surgawi.
Makna Laa Maujuda Bihaqin Illallah
Masih dari laman bincangsyariah, Dzikir dalam tingkatan ini merupakan perjalanan fillah, sehingga dalam pandangan seorang salik, yang memiliki wujud sejati hanya Allah SWT. Kalimat laa maujuda illallah dapat dipahami dalam dua pengertian:
Pertama, Yusuf Khaththar Muhammad dalam Mausu’ah al-Yusufiyyah menjelaskan, makna kalimat di atas adalah: “Laa maujuda qaimun binafsihi illa Hua Ta’ala wa ma siwahu qaimun bi ghairih” (Tidak ada yang wujud secara independen kecuali Dia Yang Maha Tinggi, sedangkan selain diri-Nya wujudnya membutuhkan yang lain).
Dari penjelasan tersebut dipahami bahwa keberadaan makhluk itu lebih identik dengan sifat “adam” atau tiada, karena wujud makluk didahului oleh ketiadaan, dan wujudnya pun selalu berada di antara dua kemungkinan; keberadaannya akan terus berlanjut atau akan segera berakhir. Selain itu, eksistensi makhluk sangat tergantung pada Dzat Yang Maha Wujud, bagaikan eksistensi bayangan yang keberadaannya sangat tergantung pada wujud sebuah benda.
Kedua, kalimat tersebut diucapkan oleh seorang salik yang telah mencapai maqam fana’, artinya dia telah tenggelam dalam lautan tauhid sehingga yang tampak dalam hatinya hanyalah Dzat Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Junaid al-Bahgdadi, “Siapa saja yang memandang Allah dengan hatinya, maka dia tidak lagi memandang makhluk”.
Anjuran Dzikir Lailahaillallah
Selain anjuran dzikir secara umum, perintah untuk dzikir lailahaillalahdisampaikan dalam beberapa sabda Rasulullah, diantaranya:
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ
“Dzikir yang paling utama adalah lailahaillallah dan do’a yang paling utama adalah Alhamdulillah” (HR. Turmudzi).
مَنْ قَالَ : لا إله إلا الله مُوْقِنًا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Siapa saja yang mengucapkan lailahaillallah dan meyakininya, maka dia akan masuk surga”. (HR. Abu Ya’la al-Mawsili).
Demikian penjelasan tentang Arti Zikir Laa Mabuda Bihaqqin Illallah Laa Maujuda Bihaqqin Illallah Laa Maqshuda Bihaqqin Illallah. Semoga bermanfaat. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Luhumuha Wala Dimauha Wala Kiyyanaluhut Taqwa, Surah Al Hajj Ayat 37, Tujuan Kurban Ketakwaan
Baca juga: Arti Ya Robbi Ballighna Nazuruh, Doa Agar Disegerakan ke Tanah Suci dengan Jalan tak Diduga-duga
Baca juga: Doa Orang Tua untuk Anak Ujian Sekolah Mohon Kemudahan, Allahumma La Sahla Illa Ma Jaaltahu Sahla
Baca juga: 8 Ayat Alquran tentang Perintah Berbakti kepada Orang Tua Selalu Disandingkan dengan Kalimat Tauhid
arti lailahaillallah adalah
dzikir lailahaillallah artinya
Laa Mabuda Bihaqqin Illallah
arti Laa Mabuda Bihaqqin Illallah
La Maujuda Bihaqqin Illallah artinya
Laa Maqshuda Bihaqqin Illallah artinya
Tribunsumsel.com
Tribunnews.com
la ilaha illallah kalimat tauhid
| Arti Ya Qowiyyu Ya Matin Ikfisaro Dzolimin, Bacaan Dzikir dan Doa Perlindungan dari Orang Zalim |
|
|---|
| Arti La Ilaha Illallahul Wahidul Qahhar, Dzikir Ketika Terbangun di Tengah Malam dan Keutamaannya |
|
|---|
| Hubbul Wathon Minal Iman, Quote Bahasa Arab Semangat Nasionalisme, Cinta Tanah Air Bagian dari Iman |
|
|---|
| Arti Ied Al Istiqlal, Kosa Kata Bahasa Arab Bermakna Hari Kemerdekaan |
|
|---|
| Arti Wa Lanabluwannakum Bisyaiin Minal Khaufi Wal Jui, Surat Al Baqarah Ayat 155 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.