Patung Biawak di Wonosobo

Sosok Rejo Arianto, Pembuat Patung Biawak di Wonosobo, Belajar Otodidak, Rela Beli Hewan Asli

Mengenal sosok Rejo Arianto, seniman yang buat tugu biawak di Kabupaten Wonosobo jadi sorotan.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Iimah masitoh/tribunbanyumas.com
SENIMAN PATUNG BIAWAK - (kiri) Arianto, seniman asli Wonosobo yang membuat Tugu Krasak Menyawak. Karyanya viral di media sosial karena memiliki bentuk yang realistis sama seperti biawak sungguhan. Untuk menciptakan karya indah ini ia rela membeli biawak sungguhan agar dapat menciptakan karya yang sesuai aslinya. (kanan) Penampakan tugu patung biawak bernama Tugu Krasak Menyawak yang berlokasi di jalur Wonosobo-Banjarnegara turut Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Senin (21/4/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok Rejo Arianto, seniman yang buat tugu biawak di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Tugu yang berlokasi di jalur Wonosobo-Banjarnegara, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto ini dinilai memiliki tampilan yang mirip dengan biawak sungguhan.

Pembuatan tugu ini diinisiasi oleh pemuda karang taruna desa setempat dan pembuatannya dinahkodai oleh seniman asli Wonosobo bernama Rejo Arianto.

PATUNG BIAWAK DI WONOSOBO - Sebuah patung biawak setinggi kurang lebih 4 meter yang berdiri megah di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
PATUNG BIAWAK DI WONOSOBO - Sebuah patung biawak setinggi kurang lebih 4 meter yang berdiri megah di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. (Dok Rejo Arianto)

Lantas siapakah sosoknya ?

Arianto yang akrab di sapa Ari ini rupanya lama berkecimpung pada dunia seni lukis yang dulunya mengenyam bangku kuliah di ISI Surakarta.

Seiring berjalannya waktu, secara otodidak ia mulai belajar membuat patung hingga karya terbaiknya dapat terkenal seperti saat ini.

Baca juga: Viral Patung Biawak di Wonosobo Disebut Mirip Aslinya, Biaya Rp50 Juta Dibuat Seniman Lokal

Terkait besaran nominal pembuatan tugu biawak ini ia pun enggan menyebut angka pastinya, ia mengatakan, tidak sampai menembus angka Rp1 miliar.

"Saya sebagai seniman itu sebetulnya kurang etis menyebut nominal."

"Kalau tahu prosesnya ini saja saya ngawali sampai ibaratnya berhutang."

"Kalau kok ditulis Rp50 juta, uh banyak sekali."

"Saya didawuhi bupati dan dana seadanya saya pasti buat semampu saya."

"Misal saya dikasih Rp1 miliar, 4 penjuru mata angin tak bangun, serius," ucapnya.

Diceritakannya dalam membuat tugu patung biawak ini ia rela membeli biawak sungguhan untuk diobservasi agar karya yang akan dibuatnya dapat betul-betul sesuai aslinya.
 
Ia mengungkapkan, kesulitan dalam membuat seni patung adalah menciptakan ruh dalam patung tersebut agar bisa dinikmati orang yang melihat.

"Jadi karya sebagus apapun ketika tidak punya ruh, sel, ataupun jiwa ya kurang."

"Dalam karya itu ya menurut saya seperti orang cantik tapi juga harus yang smart."

"Jadi semoga karya-karya yang nanti tercipta ya cantik, ya pintar," terangnya.

Ia berharap, ke depannya dapat membuat patung kembali dengan karya yang lebih megah dari ini dan ia dedikasikan karyanya untuk Kabupaten Wonosobo tercinta.

Secara fisik, tugu patung biawak ini memiliki tinggi 7 meter dengan lebar 4 meter.

Tampak secara kasat mata patung biawak berwarna hitam dengan corak kuning sedang merayap di sebuah batu dengan lidah yang menjulur keluar dan menoleh ke arah kiri.

Sebetulnya pengerjaan tugu ini masih belum selesai sepenuhnya, masih ada finishing dan penambahan pada area di sekitarnya seperti taman dan bangku-bangku untuk menambah keestetikannya. 

Meskipun begitu tugu ini berhasil menarik perhatian masyarakat.

Tidak sedikit pengguna jalan yang sengaja berhenti untuk berfoto dan mengabadikan gambar Tugu Krasak Menyawak ini.

Dibangun Tanpa APBD

Selain bentuk patungnya yang dipuji, banyak beredar luas terkait anggaran pembuatannya yang diisukan menggunakan anggaran dana desa senilai Rp50 juta.

Mengklarifikasi hal tersebut, Kepala Desa Krasak, Supinah menuturkan, kabar tersebut tidaklah benar.

"Saya klarifikasi itu bukan dari anggran desa, itu dari anggaran CSR dari kabupaten dan dibantu swadaya dari masyarakat seperti gotong-royongnya dan konsumsi selama pembangunannya," ucapnya.

"Kita coba wujudkan keinginan masyarakat."

"Pemerintah daerah kan enggak punya duit."

"Kami terus terang tidak anggarkan lewat APBD."

"Justru kami mencoba memantik, menyentuh teman-teman BUMD, yuk gotong royong, kemudian itu bisa terealisasi," ucapnya.

Bupati mengapresiasi betul hasil tugu biawak yang dibangun mendapatkan perhatian positif dari masyarakat luas dan dapat mengangkat nama Wonosobo

Tidak hanya itu ia juga berterima kasih kepada seniman asli Wonosobo Arianto yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga untuk membuat karya yang luar biasa ini.

"Kami percayakan kepada Mas Ari, saya percaya beliau bisa mewujudkan apa yang menjadi keinginan masyarakat dan pemerintah kabupaten."

"Termasuk lukisan bupati-bupati di pendopo ini semua produknya Mas Ari, dan bagus-bagus," tuturnya.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Sosok Seniman Pembuat Patung Biawak Viral di Wonosobo

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved