Jumat Agung

3 Contoh Materi Khotbah Jumat Agung 18 April 2025: Kasih Tak Terbendung, Meski Paku Menancap

Bayangkan, Saudara, dalam keadaan tubuh-Nya disiksa, diludahi, dipaku, Yesus justru berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa y

TRIBUNSUMSEL.COM
ILUSTRASI MENYAMPAIKAN KHOTBAH JUMAT AGUNG - 3 Contoh Materi Khotbah Jumat Agung 18 April 2025: Kasih Tak Terbendung, Meski Paku Menancap 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut akan disajikan beberapa contoh teks Khotbah Jumat Agung 2025 yang singkat dan mudah dihapalkan untuk referensi.

_____

Kumpulan Khotbah Jumat Agung 2025

1. Harga Sebuah Pengampunan

Ibadah Jumat Agung (Jumat, 18/4) diadakan GBI Mal Taman Palem, Cengkareng, Jakarta-Barat dengan tema “Harga Sebuah Pengampunan”. Pembicara ibadah ini adalah Pdt. Alex Leo. 

Membuka kotbahnya, ia mengatakan sejak kecil orang melakukan dosa namun selanjutnya Roh Kudus menjamah hati dan seseorang itu menerima Yesus sebagai Juru Selamat. 

“Sejak itu pengampunan diberikan kepada orang itu,” ujarnya. Selanjutnya, Tuhan memberikan pengampunan, Ia membayar sebuah harga yang sangat mahal.

Pdt. Alex mengutip nats Yesaya 53:3-7 “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. 53:4. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.............”

Dari nats tersebut, ia menyimpulkan pengampunan Tuhan Yesus adalah anugerah terbesar dalam hidup orang percaya. Makna anugerah menurutnya adalah sesuatu yang sesungguhnya tidak layak kita terima, namun hal itu diberikan kepada kita. Anugerah diterima tanpa lakukan usaha apapun dan tidak membayar. Sebaiknya, Ia (Kristus) membayar harga yang sangat mahal buat kita semua.

Pdt. Alex menjabarkan makna pengampunan pada kasus seorang wanita yang tertangkap basah melakukan perzinahan seperti tertulis dalam Yohanes 8:7-10 “........."Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.........Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: 

"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.".

Yesus memberikan kesempatan kepada seseorang (berdosa) untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam hidupnya. Jika ia dihukum mati maka tidak ada kesempatan itu.Setelah orang diampuni, maka ia seharusnya tidak berbuat dosa lagi. “Tuhan memberikan kesempatan agar kita perbaiki kesalahan,” tegasnya.  

Limit pengampunan, menurutnya diberikan Tuhan sampai sampai kematian menjemput seseorang. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan kematian menjemput seseorang. Hal yang sama terjadi kapan Ia menjemput orang-orang percaya (rapture). “Kita tidak tahu, kapan kesempatan (memperbaiki kesalahan) itu berakhir,” ujarnya.

Meskipun Yesus Kristus memberikan kesempatan secara luas, namun Pdt. Alex mengingatkan anugerah-Nya diikuti dengan perintah (Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu”). Mengasihi itu telah dituliskan dalam nats I Kor 13:5b “..........Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain”. I Kor 13:7 “Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”. “Jika kita mengasihi sesama, berarti memberikan pengampunan kepada orang lain yang bersalah kepada kita”, katanya.

Ia mengutip nats Matius 18:23-35 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama  seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.  18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya............”.

____

2.Kasih Tak Terbendung, Meski Paku Menancap

Khotbah: Lukas 23:32–38, Bacaan: Mazmur 103:8–13

Bayangkan, Saudara, dalam keadaan tubuh-Nya disiksa, diludahi, dipaku, Yesus justru berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Siapa yang bisa mengampuni dalam keadaan seperti itu? Hanya kasih Allah. Bukan karena yang bersalah layak diampuni, tapi karena kasih memilih untuk mengampuni.

Mazmur 103:8 mengingatkan, “Tuhan penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.” Kasih seperti inilah yang turun dari salib.

Jumat Agung bukan hanya tentang pengampunan yang kita terima, tapi juga pengampunan yang kita diajak untuk berikan. Salib bukan hanya tempat menerima anugerah, tapi juga tempat menanggalkan dendam dan luka lama.

Hari ini, kita diingatkan, jika kita telah diampuni sebesar itu, mengapa kita masih memelihara luka lama? Di kaki salib, marilah kita belajar melepas. Bukan demi mereka, tapi demi hati kita sendiri.

____

3. Tiga Salib di Bukit Itu

Khotbah: Lukas 23:39–43, Bacaan: Mazmur 25:4–11
Saudara-saudara,

Jumat Agung adalah perayaan untuk memperingati sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib. Pada Jumat Agung ini, Yesus mati disalibkan di Bukit Golgota demi menanggung dosa manusia dan dunia ini.

Saat itu, dua penjahat tergantung di samping Yesus. Yang satu mengejek, yang satu memohon belas kasih: “Yesus, ingatlah akan aku.” Jawaban Yesus sangat mengejutkan: “Hari ini juga engkau akan bersama Aku di Firdaus.”

Saudara, penjahat itu tidak sempat bertobat panjang. Tidak ada kesempatan untuk berbuat baik. Tidak ada syarat. Hanya hati yang percaya dan berserah.

Mazmur 25:7 berkata, “Ingatlah aku karena kasih setia-Mu, ya TUHAN.” Yesus tidak menilai siapa kita dulu. Ia melihat siapa kita saat ini.

Jumat Agung menyatakan bahwa keselamatan bukan hasil usaha, tapi anugerah. Penjahat itu tidak punya waktu berbuat baik. Tapi satu hal ia punya: iman. Dan itu cukup.

Mungkin ada dari kita yang merasa sudah terlalu jauh, terlalu berdosa, terlalu terlambat. Ini adalah penghiburan bagi siapa pun yang merasa terlambat untuk bertobat.

Selama napas masih ada, pintu pengampunan masih terbuka. Jangan tunggu sampai akhir hidup untuk berseru seperti penjahat di salib. Berserulah sekarang, dan terimalah janji kehidupan kekal. Jumat Agung berkata: belum terlambat. Hari ini juga… keselamatan bisa jadi milikmu.

Menutup kotbahnya, ia memutarkan video kesaksian orang tua Almarhumah Ade Sara,  korban pembunuhan mantan pacar anaknya. Mereka memberikan pengampunan kepada dua sejoli pembunuh itu. Ibadah ini dimeriahkan persembahan pujian (anak muda dan penyanyi lagu rohani, Herlin Pirena), tarian dan drama yang menceritakan keluarga broken home, namun mereka dipersatukan kembali berkat pengampunan dan Kasih Kristus.

***

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved