Seputar Islam

Ada Apa di Malam Nisfu Syaban? Bertepatan 15 Hari Menuju Ramadhan, Dalil dan Beberapa Pendapat Ulama

Para ulama memiliki 2 pandnagan berbeda tentang malam nisfu syaban hendaknya umat islam dapat memahaminya dengan bijaksana

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribunnews
MALAM NISFU SYABAN -- Ilustrasi tentang ada apa di Malam Nisfu Syaban? Dalil dan Beberapa Pendapat Ulama. 

TRIBUNSUMSEL.COM  — Malam Nisfu Sya’ban 1446 hijriah atau tanggal 15 Syaban, insyaallah akan jatuh pada Kamis malam 13 Februari 2025 selepas maghrib hingga Jumat 14 Februari 2025 sebelum maghrib.

Nisfu Syaban secara bahasa berarti pertengahan Syaban.  Artinya tinggal 15 hari lagi menuju bulan Ramadhan bulan suci umat Islam.

Ada apa di malam nisfu Syaban?  

Ada beberapa pendapat dan dalil yang bisa diungkapkan dalam menjelaskan tentang malam nisfu sya’ban ini, seperti yang dikutip dari laman konsultasisyariah.com.

 

Hadis seputar nisfu syaban

Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan nisfu syaban. Ada yang shahih, ada yang dhaif, bahkan ada yang palsu.

Berikut beberapa hadis tentang nisfu syaban  di masyarakat;

Pertama,

“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’ (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378)

Hadits di atas diriwayatkan dari jalur Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, secara marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Hadits dengan redaksi di atas adalah hadits maudhu’ (palsu), karena perawi bernama Ibnu Abi Sabrah statusnya muttaham bil kadzib (tertuduh berdusta), sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam At-Taqrib. Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma’in) berkomentar tentang Ibnu Abi Sabrah, “Dia adalah perawi yang memalsukan hadits.”[ Lihat Silsilah Dha’ifah, no. 2132]

Kedua,

Riwayat dari A’isyah, bahwa beliau menuturkan:

Aku pernah kehilangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian aku keluar, ternyata beliau di Baqi, sambil menengadahkan wajah ke langit. Nabi bertanya; “Kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menipumu?” (maksudnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi jatah Aisyah). Aisyah mengatakan: Wahai Rasulullah, saya hanya menyangka anda mendatangi istri yang lain. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam nisfu syaban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb.”

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved