Seputar Islam

Keistimewaan Perempuan Menurut Islam Berdasarkan Alquran dan Hadits, Berikut Ciri Perempuan Sejati

Surat An Nisa ayat 4, artinya: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Keistimewaan Perempuan Menurut Islam Berdasarkan Alquran dan Hadits, Berikut Ciri Perempuan Sejati 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki keistimewaan.

Dalam Islam tidak sedikit aturan tentang muslimah atau perempuan yang tujuannya adalah memuliakannya.

Di dalam Alquran juga  dijelaskan keistimewaan seorang perempuan. Di antaranya adalah:

1. Surat Al Hujurat ayat 13, menjelaskan Posisi perempuan dalam Islam adalah sebagai pendamping atau pasangan dari seorang laki-laki.

Surat Al-Hujurat Ayat 13
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Arab-Latin: Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr

Artinya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.


2. Surat Al Ahqaf ayat 15

Perempuan mendapat kepercayaan dari Allah untuk bisa mengandung, melahirkan, dan menyusui.

Surat Al-Ahqaf Ayat 15
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُۥ وَفِصَٰلُهُۥ ثَلَٰثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Arab-Latin:

Wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi iḥsānā, ḥamalat-hu ummuhụ kurhaw wa waḍa'at-hu kurhā, wa ḥamluhụ wa fiṣāluhụ ṡalāṡụna syahrā, ḥattā iżā balaga asyuddahụ wa balaga arba'īna sanatang qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa aṣliḥ lī fī żurriyyatī, innī tubtu ilaika wa innī minal-muslimīn

Artinya:

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

 

3. Surat An Nisa ayat 4
Perempuan berhak mendapat mahar ketika dinikahi laki-laki (Q.S. An-Nisa ayat 4); 

Surat An-Nisa Ayat 4
وَءَاتُوا۟ ٱلنِّسَآءَ صَدُقَٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَىْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيٓـًٔا مَّرِيٓـًٔا

Arab-Latin: Wa ātun-nisā`a ṣaduqātihinna niḥlah, fa in ṭibna lakum 'an syai`im min-hu nafsan fa kulụhu hanī`am marī`ā

Artinya:

Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

4. Surat Al Ahzab ayat 59 
kehormatan perempuan dilindungi dalam Islam (Q.S. Al-Ahzab ayat 59), dan seorang perempuan dapat memasuki surga lewat pintu mana pun.”

Surat Al-Ahzab Ayat 59
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Arab-Latin:

 Yā ayyuhan-nabiyyu qul li`azwājika wa banātika wa nisā`il-mu`minīna yudnīna 'alaihinna min jalābībihinn, żālika adnā ay yu'rafna fa lā yu`żaīn, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā

Artinya:

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Lalu seperti apakah ciri-ciri perempuan sejati menurut Islam? Berikut penjelasannya dikutip dari berbagai sumber yang terpercaya, salah satunya dari laman nu.or.id


1.Memiliki Salimul Aqidah (akidah yang bersih). Muslimah sejati itu mempunyai akidah yang bersih dari perbuatan syirik.

Doa kepada Allah untuk berlindung dari kesyirikan adalah sebagai  berikut,

 


اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ


“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad dan Shahih Abi Hatim serta yang lainnya, shahih).

 

2. Memiliki Shahihul Ibadah (benar ibadahnya). Muslimah taat beribadah dan selalu berbuat baik.

Muslimah tahu bahwa hidupnya berarti bila bermanfaat bagi orang lain dan beramal kebaikan.

Tentang menjadi pribadi yang banyak memberi manfaat ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda,

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’no:3289).

 

3.  Memiliki Matinul Khuluq (akhlaknya mulia). Muslimah sejati akan menjaga akhlaknya agar tetap berakhlak mulia.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang shalih dengan yang buruk itu seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium ban wanginya. Sementara berteman dengan pandai besi akan membakar badan dan bajumu atau kamu hanya akan mendapatkan bau tidak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena akhlaknya mulia, sehingga ia disenangi semua orang. Karena akhlaknya lurus dan baik, kehadirannya selalu dinanti banyak orang. 

4. Memiliki Qowiyul Jismi (fisiknya kuat). Muslimah sejati menyadari benar bahwa fisiknya kelak akan menanggung beban dengan mengandung anak-anaknya, melahirkan, merawat dan mendidik mereka hingga tumbuh dewasa dan menjadi generasi yang islami.

5. Memiliki Mutsaqoful Fikri (luas akal pikirannya). 

Perempuan sejati akan selalu memanfaatkan waktunya untuk menuntut ilmu, banyak membaca buku-buku bermanfaat, sehingga ilmunya bertambah luas dan akhlaknya semakin baik. 

6. Memiliki Qodirun ‘alal Kasbi (mandiri). Seorang Muslimah sejati, ia mampu berdiri dan mandiri di atas kakinya sendiri, perempuan yang kuat dan tidak lemah.

7. Memiliki Mujahidun linafsihi (jiwa yang bersemangat).

Muslimah sejati adalah Muslimah yang mempunyai semangat kuat dalam menuntut ilmu demi memperbaiki dirinya sebagai bekal menghadap Tuhannya kelak. Ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki. Dengan kesungguhan itu pula ia akan meraih apa yang menjadi impiannya selama ini.

8. Muslimah sejati selalu menyadari setiap waktu yang digunakan dalam hidup ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda tentang pentingnya memanfaatkan waktu ini,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.”  (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

9. Memiliki Munazhom Fii Su’unihi (urusannya tertata). Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. 

Hal ini seperti dalam firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (Qs. Al Mukminun: 8)


10. Memiliki  Naafi’un Li Ghairihi (bermanfaat bagi orang lain).

Muslimah sejati senantiasa berusaha menjadikan setiap detik dari hidupnya mampu memberi manfaat untuk semua orang, sehingga ia keberadaannya selalu dibutuhkan. 

Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslimah. Ia menyadari menjadi pribadi yang memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman,

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” (Qs. Al-Isra: 7).

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” 

Itulah Keistimewaan Perempuan Menurut Islam Berdasarkan Alquran dan Hadits, Berikut Ciri Perempuan Sejat. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: 3 Ucapan Selamat Hari Ibu, Terima Kasih Ibu dalam Bahasa Arab dan Artinya, Syukron Laki Ya Ummi

Baca juga: Arti Al Walidu Au Sathu Abwabil Jannah, Orang Tua Pintu Surga Paling Tengah, Hadits Tentang Berbakti

Baca juga: Arti Ummi Habibati Ummi, Lirik Lagi Maher Zein, Ibu, Ibuku Tersayang, Betapa Banyak Jasa-jasa Ibu

Baca juga: Arti Ya Habibah Qalbi Ya Ummi, Teks Qasidah Wahai Ummi Majelis Nurul Musthofa Tentang Jasa-jasa Ibu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved