Seputar Islam

Arti La Yakhluwanna Rojulun Bi Imroatin Fa Inna Tsalisuha Syaithon, Hadits Larangan Mendekati Zina

Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat La Yakhluwanna Rojulun Bi Imroatin Fa Inna Tsalisuha Syaithon adalah salah satu hadits Rasulullah SAW tentang larangan mendekati zina, larangan berduaan karena yang ketiganya adalah setan.

Berikut arti hadits selengkapnya:

لا يخلون أحدكم بامرأة فإن الشيطان ثالثهما

Arab Latin: 
Laa yakhluwanna ahadukum bi imroatin, fa innas syaiithoona tsaalitsuhumaa.

Artinya: 
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR Ibnu Hibban)

Maksud hadits tersebut adalah, bahwa antara seorang laki-laki dan perempuan dilarang berduaan karena dikhawatirkan akan ada bisikan setan untuk berbuat maksiat.

Berbuat maksiat ini di antaranya perbuatan-perbuatan seks bebas, pelecehan seksual, rudapaksa ataupun tindak kriminalitas lainnya. 

Makna larangan berduaan yang ketiganya setan adalah bahwa syaitan akan menjadi orang ketiga diantara mereka.

Datangnya setan tersebut antara lain menjadi penggoda bagi mereka berdua supaya melakukan hal-hal yang tidak senonoh, bahkan mengarah kepada perzinaan.


Berikut kumpulan hadits lainnya berkaitan dengan larangan mendekati zina

Hadits 1

لا يخلون رجل بامرأة إلا مع ذي محرم فقام رجل فقال يا رسول الله امرأتي خرجت حاجة واكتتبت في غزوة كذا وكذا قال ارجع فحج مع امرأتك

Arab latin:
 Laa yakhluwanna rojulun bi imroatin illaa ma’a dzii mahromin. Faqooma rojulun, faqoola yaa Rosuulallaah! Imroatii kharajat haajjatan, waktatabtu fii ghazwati kadzaa wa kadzaa. Qoola, irji’ fahajji ma’a imroatika.


Artinya: 
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kacuali jika bersama dengan mahrom sang wanita tersebut.” Lalu berdirilah seseorang dan berkata, “Wahai Rasulullah, istriku keluar untuk berhaji, dan aku telah mendaftarkan diriku untuk berjihad pada perang ini dan itu.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Kembalilah!, dan berhajilah bersama istrimu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits di atas, Nabi SAW melarang dengan tegas kepada umatnya agar seorang laki laki tidak berduaan dengan seorang wanita tanpa adanya mahram wanita tersebut.

Bahkan, saking pentingnya mahrom bagi seorang wanita, Nabi SAW memerintahkan sahabatnya untuk tidak pergi berjihad dan lebih menemani istrinya pergi berhaji.


Hadits 2

ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يخلون بامرأة ليس معها ذو محرم منها فإن ثالثهما الشيطان

Arab Latin:

Wa man kaana yu’minu billaahi wal yaumil aakhiri, falla yakhluwanna bi imroatin laysa ma’ahaa dzuu mahromin minhaa fa inna tsaalitsahuma assyaiithoonu.

Artinya:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad)

Hadits ini menegaskan bahwa diantara ciri orang yang beriman adalah tidak melakukan aktivitas khalwat (berduaan). Karena itu, jika ada diantara kita yang mengaku beriman tapi masih sering berduaan dengan lawan jenis, maka keimanannya patut dipertanyakan!

Hadits 3

لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمَخِيْطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ

Latin:

 Li ayyuthana fii ra’si ahadikum bi makhiithin min hadiidin khayrun lahu min ayyamassa imroatan laa tahilla lahu.

Artinya:

“Sesungguhnya andai kepala seseorang kalian ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR Thabrani)

Berdasarkan hadits di atas,  Rasulullah SAW menegaskan haramnya seseorang lelaki menyentuh wanita yang bukan mahramnya. Demikian juga sebaliknya, seorang wanita tidak boleh menyentuh lelaki yang bukan mahramnya.


Hadits 4

يَا عَلِيّ ُ! لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ, فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأَخِيْرَةُ

Latin:

Yaa ‘Aliy! Laa tutbi’in nazhrota, fa innamaa lakal uulaa wa laysat lakal ‘aakhiroh.

“Wahai Ali janganlah engkau mengikuti pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)” (HR Tirmidzi)

Pada hadits di atas, Baginda SAW memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk tidak memandang wanita setelah pandangan pertama yang tidak disengaja. Itu artinya, hadits ini memiliki makna larangan memandang wanita yang bukan mahrom dengan sengaja dan tanpa alasan yang jelas, begitu juga sebaliknya.

Hadits 5


ثَـلَاثَةٌ لَا يُـكَـلّـِمُـهُمُ اللّٰـهُ يَوْمَ الْقِـيَـامَـةِ وَلَا يُـزَكّـِيْهِمْ وَلَا يَـنْـظُـرُ إِلَيْهِمْ وَلَـهُمْ عَـذَابٌ أَلِـيْمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَـلِـكٌ كَـذَّابٌ ، وَعَائِـلٌ مُسْتَـكْبِـرٌ.

Latin: Tsalaatsatun laa yukallimuhumullaahu yaumal qiyaamati wa laa yudzakkiihim wa laa yanzhuru ilaihim wa lahum ‘adzaabun aliimun; syaikhun zaanin, wa malikun kadzzaabun, wa ‘aailun mustakbirun.

Artinya:

“Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim)

Itulah Arti La Yakhluwanna Rojulun Bi Imroatin Fa Inna Tsalisuha Syaithon, Hadits Larangan Mendekati Zina. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Doa agar Sembuh dari Penyakit HIV, Butuh Support System kepada ODA Agar Semangat Jalani Pengobatan

Baca juga: Doa Agar tidak Terjerumus dalam Zina, Dosa Besar, Salah Satu Penyebab Tertularnya Penyakit HIV/Aids

Baca juga: Arti Wa La Taqrabuzzina Innahu Kana Fahisyah WaSaa Sabila Jangan Dekati Zina Perbuatan Keji & Buruk

Baca juga: Doa Agar Anak Terhindar dari Seks Bebas, Allahummaghfir Zanbahu Wa Tohhir Qalbahu Wa Hassin Farjahu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved