3. Penilaian Kebermaknaan Refleksi Keterampilan Mengajar PJOK yang Berpusatpada Peserta Didik

Program Pengembangan Kompetensi Guru PJOK (PKG PJOK) terdapat tugas Refleksi untuk mengembangkan profesionalitas guru

Editor: Abu Hurairah
kemdikbud.go.id
Program Pengembangan Kompetensi Guru PJOK (PKG PJOK) 

TRIBUNSUMSEL.COM - 3. Penilaian Kebermaknaan Refleksi Keterampilan Mengajar PJOK yang Berpusatpada Peserta Didik

Dalam Program Pengembangan Kompetensi Guru PJOK (PKG PJOK) terdapat tugas Refleksi untuk mengembangkan profesionalitas guru dengan menggunakan refleksi 3 tahap yaitu What?, So Whats?, dan Now Whats?.

Refleksi 3 tahap itu dapat dikerjakan setelah mempelajari paket modul 2.1 s/d 2.5.

Berikut contoh pengisian 3. Penilaian Kebermaknaan Refleksi Keterampilan Mengajar PJOK yang Berpusatpada Peserta Didik dari Marianus Depa, S.Pd.,Gr :

REFLEKSI

Marianus Depa, S.Pd.,Gr

Refleksi Tahap 1 'What'

Tahap pertama adalah tentang "what" untuk menggali informasi yang menggambarkan tindakan pengajaran yang telah dilakukan oleh peserta sebelumnya dikaitkan dengan pembelajaran Modul 2.1 s/d 2.5. 

Tindakan pengajaran yang telah dilakukan oleh peserta sebelumnya mencakuppemahaman tentang kebijakan perangkat ajar yang dapat digunakan dan dikembangkan.Peserta telah belajar untuk memahami fungsi dan pengembangan modul ajar, yangmerupakan langkah penting dalam merancang pembelajaran yang efektif. Dengan memahami kebijakan ini, peserta dapat lebih mudah menyesuaikan perangkat ajar dengankebutuhan murid.

Peserta juga telah berpartisipasi dalam komunitas belajar sebagai wadah untukberkolaborasi dan berbagi praktik baik. Melalui komunitas ini, mereka dapat salingmendukung dalam mengembangkan perangkat ajar yang lebih baik dan relevan dengankonteks pembelajaran di daerah masing-masing. Ini menunjukkan bahwa peserta tidakhanya belajar secara mandiri, tetapi juga aktif terlibat dalam diskusi dan kolaborasi denganrekan-rekan pendidik lainnya.

Dalam konteks perencanaan pembelajaran, peserta telah mempelajari cara membuat danmemodifikasi modul ajar. Mereka telah menghabiskan waktu untuk memahamikomponen-komponen penting dalam modul ajar dan bagaimana cara menyesuaikannyadengan capaian pembelajaran yang diharapkan. Dengan demikian, peserta dapatmenyusun rencana pembelajaran yang lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhanmurid.

Peserta juga telah belajar tentang pentingnya asesmen formatif dan sumatif dalam prosespembelajaran. Mereka memahami bahwa asesmen ini tidak hanya berfungsi untukmengevaluasi kemajuan murid, tetapi juga untuk memberikan umpan balik yangkonstruktif. Dengan menggunakan hasil asesmen awal, peserta dapat menyusun rencanapembelajaran yang lebih baik dan menentukan strategi yang tepat untuk memenuhikesiapan peserta didik yang beragam.

Secara keseluruhan, tindakan pengajaran yang telah dilakukan oleh peserta sebelumnyamenunjukkan bahwa mereka telah mengembangkan pemahaman yang mendalam tentangperencanaan pembelajaran dan pengembangan modul ajar, serta pentingnya kolaborasidalam komunitas belajar

Refleksi tahap 2 'so what'

Tahap kedua adalah pertanyaan "so what" yang menjadi tempat untuk menjelaskansecara rasional keputusan yang diambil dalam tindakan pengajaran yang telah dilakukanoleh peserta sebelumnya dikaitkan dengan pembelajaran Modul 2.1 s/d 2.5. 

Keputusan yang diambil dalam tindakan pengajaran peserta sebelumnya didasarkan padapemahaman yang mendalam tentang capaian pembelajaran yang diharapkan. Dalam konteksini, peserta telah merancang alur tujuan pembelajaran yang logis dan sesuai dengankebutuhan murid. 

Dengan mempertimbangkan laju perkembangan dan hasil asesmen awal,peserta dapat menyesuaikan materi dan metode pengajaran agar lebih relevan dan efektif.

Peserta juga telah menggunakan pertanyaan pemantik untuk menggali informasi tentangcapaian tujuan pembelajaran. Dengan cara ini, mereka dapat mengidentifikasi tujuan-tujuanpembelajaran yang sudah dikuasai oleh murid dan bukti-bukti yang mendukung pencapaiantersebut. Hal ini penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan merencanakantindak lanjut yang tepat bagi murid yang belum mencapai tujuan tertentu.

Dalam merancang modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, peserta memilikikebebasan untuk menyesuaikan komponen modul dengan kondisi sekolah dan kebutuhanpeserta didik. Keputusan ini mencerminkan pemahaman bahwa setiap sekolah dan murid memiliki karakteristik yang unik, sehingga pendekatan yang fleksibel dan adaptif sangatdiperlukan. 

Dengan menambahkan tema, deskripsi, dan media ajar yang relevan, pesertadapat meningkatkan keterlibatan murid dalam proses belajar.

Penggunaan media ajar yang bervariasi juga menjadi keputusan yang rasional, karena dapatmembantu murid memahami materi dengan lebih baik. Media ajar yang tepat dapatmendukung proses pembelajaran dan penilaian, serta membuat pembelajaran menjadi lebihmenarik.

Rekomendasi kepada orang tua juga merupakan langkah penting yang diambil peserta.Dengan melibatkan orang tua dalam proses belajar, peserta dapat menciptakan sinergi antarasekolah dan rumah, yang sangat penting untuk mendukung perkembangan murid secaraholistik.

Secara keseluruhan, keputusan yang diambil dalam tindakan pengajaran peserta sebelumnyamenunjukkan komitmen untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan sesuaidengan kebutuhan murid, serta mengoptimalkan pencapaian profil pelajar Pancasila.

Tahap 3 Not What

Tahap refleksi terakhir adalah pertanyaan "now what" yang terkait dengan proses mengevaluasidan merencanakan perbaikan tindakan pengajaran PJOK di masa yang akan datang.

Tahap "now what" adalah momen penting untuk mengevaluasi tindakan pengajaran yangtelah dilakukan dan merencanakan langkah-langkah perbaikan di masa depan. 

Pertama, guruperlu menganalisis hasil dari tindak lanjut yang telah dilakukan sebelumnya. Ini mencakuppengumpulan data dari observasi, umpan balik dari murid, serta hasil asesmen yang relevan.Dengan menganalisis data ini, guru dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalampraktik pengajaran mereka.

Selanjutnya, guru harus merumuskan rencana perbaikan yang konkret berdasarkan hasilevaluasi tersebut. Rencana ini bisa mencakup pengembangan metode pengajaran yang lebihinteraktif, penyesuaian materi ajar, atau penerapan strategi baru untuk meningkatkanketerlibatan murid. Misalnya, jika selama observasi ditemukan bahwa murid kurang aktifberpartisipasi, guru dapat merencanakan lebih banyak aktivitas kelompok atau permainan yang melibatkan semua murid.

Selain itu, penting untuk melibatkan Kepala Sekolah dan rekan guru dalam prosesperencanaan ini. Diskusi dengan Kepala Sekolah dapat memberikan wawasan tambahan dandukungan yang diperlukan untuk implementasi rencana perbaikan. 

Guru juga dapatberdiskusi dengan rekan-rekan mereka untuk berbagi praktik baik dan mendapatkanmasukan yang konstruktif.Guru juga harus mempertimbangkan untuk mengikuti pelatihan atau workshop yang relevanuntuk meningkatkan kompetensi mereka dalam pengajaran PJOK. Dengan terus belajar danmengembangkan diri, guru dapat menerapkan metode yang lebih efektif dan sesuai dengankebutuhan murid.

Terakhir, dokumentasi dari proses refleksi dan rencana perbaikan sangat penting. Guru perlumencatat langkah-langkah yang akan diambil, serta waktu dan sumber daya yang diperlukan. Dokumentasi ini akan menjadi acuan untuk mengevaluasi kemajuan di masa depan danmemastikan bahwa tindakan perbaikan yang direncanakan dapat diimplementasikan denganbaik.

Keseluruhan tahapan refleksi perlu dikaitkan dengan aspek instruksional atau manajerial kelas,isu-isu kontekstual dari pengajaran yang sudah dilaksanakan, dan isu-isu ketidakadilan sosialyang sudah terjadi di dalam pembelajaran. 

Tahapan refleksi dalam proses pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan kualitaspengajaran. Aspek instruksional mencakup penilaian terhadap metode pengajaran yang digunakan, bagaimana guru menyusun tujuan belajar, dan strategi yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam konteks ini, guru perlu menganalisis apakah tujuan  pembelajaran yang ditetapkan sudah jelas dan relevan dengan kebutuhan murid. Selain itu,penting untuk mengevaluasi apakah asesmen yang dilakukan dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai posisi murid di awal siklus pembelajaran.

Dari sisi manajerial kelas, kepala sekolah dan pengawas memiliki peran penting dalammemfasilitasi proses refleksi. Kepala sekolah dapat mengadakan diskusi untukmengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk mendukung proses pembelajaran.Pengawas, di sisi lain, dapat mendampingi guru dalam melakukan refleksi denganpendekatan dialogis yang non-judgmental. 

Hal ini mendorong guru untuk berpikir terbukadan berbagi pengalaman tanpa merasa dihakimi, sehingga menciptakan suasana yangmendukung kolaborasi dan pembelajaran bersama.Isu-isu kontekstual dari pengajaran yang telah dilaksanakan juga perlu diperhatikan.Misalnya, apakah lingkungan belajar mendukung partisipasi aktif murid? Apakah ada keragaman pendapat yang dihargai dalam kelas? Mengapresiasi keragaman pendapat dapatmembantu membangun suasana pembelajaran yang inklusif dan mendorong murid untukberpikir kritis.

Selain itu, isu-isu ketidakadilan sosial yang mungkin terjadi dalam pembelajaran juga perludievaluasi. Misalnya, apakah semua murid mendapatkan akses yang sama terhadap sumberbelajar? Apakah ada murid yang merasa terpinggirkan atau tidak terwakili dalam prosespembelajaran? Mengidentifikasi dan mengatasi isu-isu ini sangat penting untuk menciptakanlingkungan belajar yang adil dan merata bagi semua murid.

Dengan melakukan refleksi yang menyeluruh dan mempertimbangkan aspek instruksional,manajerial, serta isu-isu kontekstual dan ketidakadilan sosial, guru dan kepala sekolah dapatmerumuskan rencana perbaikan yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitaspembelajaran di masa depan

Baca juga: Apa yang Perlu Diperhatikan oleh Guru PJOK Supaya Dapat Menyampaikan/Mengkomunikasikan Isyarat?

Baca juga: Mengapa Guru PJOK Perlu Memastikan Mendapatkan Perhatian Peserta Didik Proses Pembelajaran PJOK?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved