Hari Santri Nasional

12 Contoh Puisi Hari Santri Nasional 2024, Pilihan Terbaik dan Penuh Haru Untuk Referensi Lomba

Berikut ini akan disajikan ide puisi Hari Santri Nasional 2024 pilihan terbaik dan penuh haru untuk dibagikan lewat media sosial, mulai dari grup WA,

Tribunsumsel.com
12 Contoh Puisi Hari Santri Nasional 2024, Pilihan Terbaik dan Penuh Haru Untuk Referensi Lomba 

Di saat hari masih gelap gulita
Saat semuanya masih terlelap dalam tidurnya
Ku paksakan tubuhku untuk terbangun
Demi mencari ganjaran baik di dunia

Ku kumandangkan Azan dari surau lawas yang masih berdiri kokoh
Tatkala suara azan dari lisanku menggema
Bangunlah setiap muslim dari tidurnya
Mulailah hari seorang santri dengan menjalankan salat
Tak lupa zikir dan berdoa kepada sang Pencipta yang Maha Agung

Selamat Hari Santri
Setiap hariku selalu menimba ilmu, mengaji dan tak lupa mengabdi
Diajarkan untuk tunduk dan berbakti pada sang kiai
Demi mengharap berkah dan barokah dari ilmu yang kita raih

Diriku adalah seorang santri
Kita tidak diarahkan hanya untuk bersolek dan berpangku tangan
Kita merangkul kitab suci Al-Qur'an dan Hadits Nabi
Sebagai pedoman kami untuk menjadi penerus bangsa yang bermoral dan berakhlakul karimah

Jalanku sebagai santri
Hanya ingin menjadi manfaat bagi orang lain
Bisa menerapkan ilmu islami dalam lembar-lembar kehidupan
Menjadi seorang pemimpin yang berpikiran bersih, pemberani dan berbudi luhur

Kuatkan ikatan sarungmu, mari kita berjuang untuk memutus mata rantai kekacauan di Negara yang tercinta ini.

8. Jika dan Mengapa
Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin

Jika berkata mengapa berdusta,
Jika bertutur mengapa tak jujur,
Jika dipercaya mengapa memperdaya,
Jika berjanji mengapa tak ditepati.

Jika memberi mengapa berharap materi kembali,
Jika beramal materi mengapa berharap puji,
Jika menerima puji mengapa jadi lupa diri,
Jika suka lupa diri mengapa tak fokus saja urus diri sendiri,

Jika tak diberi amanah mengapa menjadi marah,
Jika dikritik mengapa menghardik,
Jika tak punya kuasa mengapa malah jumawa,
Jika mendapat mandat mengapa merasa paling berdaulat,
Jika nyatanya kosong, mengapa kata-katanya sombong,
Jika tak bersisi mengapa banyak aksi,
Jika merasa tak bermutu mengapa tak hendak berguru,
Jika tak berilmu mengapa sok tau,

Ohoy, jika mau mengukir sejarah, mengapa hanya mahir berkeluh kesah,
Ohoy, Jika mau ubah kondisi negeri, mengapa cuma aksi berpuisi.

9. Banyak dan Sedikit
Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin

Begitu banyak orang hanya sedikit yang bernama manusia
Begitu banyak manusia hanya sedikit yang baik tutur katanya
Begitu banyak yang baik tutur katanya hanya sedikit yang sesuai dengan perilakunya
Begitu banyak yang tutur katanya sesuai dengan perilakunya, hanya sedikit yang meneladaninya
Dan begitu banyak meneladaninya hanya sedikit yang ikhlas melakukannya
Wahai Zat yang tak berbilang, Begitu banyak tapi hanya sedikit

10. Agama, Konstitusi dan Kita
Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin

Bagaimana posisi agama dalam konstitusi kita,
Mari kita simak bersama

Kemerdekaan kita diraih berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa,
Penyelenggara negara kita bersumpah sesuai agamanya saat memulai kerja
Sistem peradilan kita, melingkupi 4 yang salah satunya peradilan agama,
Pengaturan pelaksanaan hak asasi manusia bisa dibatasi undang-undang atas pertimbangan agama
Tujuan pendidikan nasional kita meningkatkan iman takwa dan akhlak mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,

Ilmu pengetahuan kita dimajukan dengan menjunjung tinggi nilai agama
Dan Negara kita, negara kita berdasar ketuhanan yang maha esa

Tapi mengapa?
Mengapa prahara masih saja bersama kita,
Mungkin karena agama masih di kata-kata,
Mungkin karena agama belum menjelma nyata menjadi tindak kita

11. Puisi Hari Santri
Karya: Azharis

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved