Bayi di Palembang Alami Hipospadia
Kisah Pilu Bayi 10 Bulan di Palembang Terlahir Alami Hipospadia, Butuh Bantuan Biaya Operasi
MEP bayi 10 bulan di Palembang, Sumsel terlahir dengan kondisi Hipospadia atau penyakit kelainan organ vital.
Penulis: andyka wijaya | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- MEP bayi 10 bulan di Palembang, Sumsel terlahir dengan kondisi Hipospadia atau penyakit kelainan organ vital.
Hipospadia sempat ramai diperpincangkan setelah terungkap atlet voli sekaligus prajurit TNI Aprilio Manganang juga pernah mengalami kelainan ini sejak lahir.
Akibat kelainan yang dialaminya, Manganang bertahun-tahun mengira dirinya wanita namun ternyata seorang pria.
Kondisi serupa, nyatanya juga dialami oleh MEP yang kini baru berusia 10 bulan.
Pilunya, orangtua bayi tersebut tak memiliki biaya operasi bagi buah hatinya.
Bayi malang itu bersama orangtuanya tinggal menumpang di rumah sang kakek yang berada di Jalan KH Wahid Hasyim Lorong Terusan 1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan SU I, Palembang.
Elin Tri Utami, ibu MEP mengatakan anaknya menderita penyakit langkah yaitu penyakit Hipospadia atau penyakit kelainan organ vital.
"Kami sedang butuh bantu pemerintah kota Palembang. Untuk penanganan penyakit yang dialami Elgio anak saya. Dari keterangan dokter anak saya harus ditangani dengan cara operasi. Tentunya hal ini sangat membutuhkan biaya yang banyak. Kami sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah kota Palembang dan dermawan untuk pengobatan anak saya," Ucap Elin.
Lanjut Elin, anaknya menderita penyakit Hipospadia diketahui sejak Elgio lahir dan sampai dengan umur sepuluh bulan, saat ini berat badan anak saya terus berkurang karena tidak mau makan, mungkin karena menderita sakit tersebut.
“Sebelumnya penyakit anak saya sudah pernah ditangani oleh pihak RS Hermina Kabupaten Bogor, dan di Palembang kami juga pernah ke Rumah Sakit Muhamadiyah untuk melakukan Control, dan juga Rumah Sakit Siloam Palembang, namun pihak Rumah Sakit Siloam bahwa untuk penanganan penyakit anak saya harus ditanami dengan cara operasi sebanyak 4 tahap," bebernya.
Hingga kini, sambung Elin, dirinya bingung, hingga saat ini anaknya tidak memiliki BPJS Kesehatan, untuk berobat ke Rumah Sakit Siloam Palembang.
"Saat berobat kemarin kami tidak mengunakan BPJS, namun mendapatkan bantuan dari keluarga untuk melakukan control anaknya," katanya.
"Karena saat itu saya baru saja pindah dari Bogor ke Palembang, ketempat orangtua saya, jadi saya bingung untuk operasi anak saya dari mana saya mendapatkan biaya untuk operasi anak saya sedang BPJS belum ada," ungkap Elin.
"Kami sangat berharap kepada pemerintah kota palembang, agar dapat membantu proses pengobatan penyakit anak saya, agar penyakit anak saya dapat segera ditangani," harap Elin dengan mata memerah.
Sementara, Kepala dinas Kesehatan kota palembang Dr Hj Fenty Aprina melalui Yulia selaku Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes kota Palembang, mengatakan untuk hal ini secepatnya pihak Kesehatan kota Palembang akan melakukan pengecekan dan turun kelokasi untuk melihat langsung kondisi bay tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.