Seputar Islam

Hadits tentang Malu Sebagian dari Iman, Alhaya'u Minal Iman Alhaya'u La Yati Illa Bi Khair

Al Haya yang berarti malu dalam bahasa Indonesia, adalah satu kata yang mencakup perbuatan menjauhi segala apa yang dibenci atau tercela.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Hadits tentang Malu Sebagian dari Iman, Alhaya'u Minal Iman Alhaya'u La Ya`ti Illa Bi Khair 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat “Alhaya u minal iman, Alhaya u la ya`ti illa bi khair" adalah salah satu kalimat hadits Rasulullah SAW tentang pentingnya memiliki rasa malu.

Sabda Rasulullah SAW:


الْـحَيَاءُ مِنَ الإيْمَـانِ

Al haya'u Minal Iman

 Artinya:
Rasa malu itu sebagian dari iman. (muttafaq ‘alaih)

َلْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ

Al Haya u laa yaktii illa bikhair

Artinya:
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” (Muttafaq ‘alaihi)

Al Haya yang berarti malu dalam bahasa Indonesia, adalah satu kata yang mencakup perbuatan menjauhi segala apa yang dibenci atau tercela.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata, “Malu berasal dari kata hayaah (hidup), dan ada yang berpendapat bahwa malu berasal dari kata al-hayaa (hujan), tetapi makna ini tidak masyhûr. 

Kesimpulan definisi di atas ialah bahwa malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain.[Lihat al-Haya' fî Dhau-il Qur-ânil Karîm wal Ahâdîts ash-Shahîhah (hal. 9).

 Malu adalah cabang keimanan


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

َاْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ.

“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.”
[Shahîh: HR.al-Bukhâri dalam al-Adâbul Mufrad (no. 598), Muslim (no. 35), Abû Dâwud (no. 4676), an-Nasâ-i (VIII/110) dan Ibnu Mâjah (no. 57), dari Shahabat Abû Hurairah. Lihat Shahîhul Jâmi’ ash-Shaghîr (no. 2800).]

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved