Berita Viral
Nasib Jenazah Bayi Diturunkan Sopir Ambulans di SPBU Gegara Tak Diberi Uang Bensin, Kakek Sakit Hati
Jenazah bayi laki-laki bernasib malang setelah diturunkan oleh sopir ambulance RSUD Ade M Djoen Sintang, Kalimantan Barat, ditumpangi mobil lain.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Hasiholan Pane menyayangkan ada oknum Sopir ambulance yang meminta uang selisih harga BBM kepada keluarga pasien.
Seharusnya, jika keluarga pasien sudah membayar biaya di kasir rumah sakit dengan harga sesuai dalam Perbup. Maka, sopir tidak diperkenankan untuk meminta biaya tambahan dalam bentuk apapun.
"Memang benar itu ambulance kami. Dan kami memastikan bahwa pelayanan kemarin sudah sesuai dengan SOP. Pembayaran sudah lewat kasir sesuai perbup. Namun kemudian oleh oknum sopir kami ada rencananya menarik (biaya tambahan) karena pada akhirnya tidak terjadi, karena baru direncanakan. Sebesar 400 ribu," ungkap Ridwan, Selasa 16 Juli 2024.
Adapun alasan Suwardi, sopir ambulance meminta biaya kepada keluarga pasien karena ada selisih harga BBM yang digunakan mobil ambulance dengan Perbup.
"Ketika kami klarifikasi, kenapa dijawab karena memang selisih harga BBM dexlite sementara di perbup masih menggunakan pertalit sehingga ada selisih bayar. Hal ini tidak kami perkenankan," jelas Ridwan.
Ridwan menyebut, ambulance dengan bahan bakar Dexlite tersebut tidak direkomendasikan digunakan ke luar kota. Dengan alasan selisih harga BBM dengan Perbup.
Baca juga: Dibalik Sikap Razman Nasution Laporkan Hakim Eman, Alvin Lim Duga Bela Polisi Demi Kasusnya Dibantu
Namun, jika ambulance itu terpaksa digunakan, harus mendapatkan persetujuan managemen.
"Kalau digunakan itupun atas persetujuan direktur dan biaya dibebankan ke rumah sakit. Itu alternatif terakhir. Kalaupun ada selisih bayar, kita yang tanggung bukan keluarga pasien," ujar Ridwan.
Ridwan mengklaim jika semua jenis operasional ambulance sudah diatur dalam perbup. Baik BBM, biaya sopir dan perawat. Bahkan, BBM ambulance juga sudah terisi dan siap digunakan.
"Sudah ada uang operasional di perbup. Ada uang sopir perawat bensin semua dibayarkan kalau dia sudah kerja. Uang baru dikasih setelah kerja. BBM selalu tersedia. Kan diisi umpamanya sopir berangkat setelah digunakan diisi lagi. Dexlite sebenarnya tidak kita rekomendasikan ya karena ada selisih harga. Kalaupun darurat selisih itu tidak boleh dibebankan ke pasien. Harus rumah sakit yang tanggung. Karena mobil itu memang digunakan di kota saja," beber Ridwan.
Soal narasi yang berkembang oknum sopir menurunkan Jenazah bayi di jalan, Ridwan menyebut sebenarnya sopir berencana untuk ganti mobil yang standar perbup menggunakan pertalite.
"Mungkin ada komunikasi tidak pas antara sopir dengan keluarga pasien. Sampai akhirnya tidak jadi menggunakan ambulance kita," katanya.
Ridwan memastikan, pelayanan terhadap pemulangan jenazah bayi ke Nanga Mau sudah sesuai dengan SOP. Keluarga juga sudah membayar Rp 690.000 ke kasir RSUD untuk ambulance.
"Cuman memang beliau berusaha meminta lebih. Itu diluar pengentahuan kami dan dia sudah minta maaf. Ada konsekuensi ada nanti dari managemen ada aturan kepegawaian akan kami tindkalanjuti. Kami minta maaf memang tidak semua sopir. Ada oknum," ujar Ridwan.
Viral
Tribunsumsel.com
Berita viral
Kalimantan Barat
Sopir Ambulans Diduga Turunkan Paksa Jenazah & Kel
Nasib Jenazah Bayi Diturunkan Sopir Ambulans
Anak Mantan Bupati, Ini Sosok Wahyudin Moridu Anggota DPRD Gorontalo Viral 'Rampok Uang Negara' |
![]() |
---|
Jejak Kasus Litao Anggota DPRD Wakatobi yang Ditahan karena Pembunuhan 11 Tahun Lalu |
![]() |
---|
Jejak Karier Politik Wahyudin Moridu Sebelum Viral, Moncer Jadi Anggota Dewan Sejak Umur 24 Tahun |
![]() |
---|
Reaksi Istri Anggota DPRD Gorontalo Soal "Pengakuan Dosa" Suami Viral Rampok Uang Negara dengan WIL |
![]() |
---|
Alasan PDIP Pecat Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo usai Sesumbar Rampok Uang Negara agar Miskin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.