Seputar Islam

Benarkah Anjuran Setop Aktivitas Bicara Saat Azan Berkumandang, Penjelasan Hadits & Pandangan Ulama

“Ketika kalian mendengarkan orang yang adzan, maka jawablah seperti halnya kalimat yang dikumandangkan olehnya.” (HR. Muslim).

|
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Benarkah Anjuran Setop Aktivitas Saat Azan Berkumandang, Penjelasan Hadits dan Dua Pandangan Ulama 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Menjawab adzan merupakan sebuah kesunahan bagi umat Muslim ketika mendengarnya.

Perintah ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash:

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ مسلم

“Ketika kalian mendengarkan orang yang adzan, maka jawablah seperti halnya kalimat yang dikumandangkan olehnya.” (HR. Muslim).

Sehingga ketika seseorang sedang beraktivitas (terutama aktivitas bicara) atau yang kaitannya dengan pembicaraan, sebaiknya untuk menghentikan pembicaraan sejenak demi mendengarkan dan menjawab adzan yang sedang berkumandang.

Itulah hadits yang mendasari anjuran untuk setop aktivitas saat azan berkumandang. Tujuannya agar kita menjawab seperti kalimat azan yang dikumandangkan.

Dalam aktivitas apa saja disarankan untuk dihentikan sementara saat azan? Apakah termasuk proses belajar mengajar?

Ustadz Ali Zainal Abidin, seperti Dikutip dari laman nu.o.id menjelaskan ada dua pendapat.

Pendapat Pertama

Para ulama dalam hal ini berpandangan bahwa hal yang lebih diutamakan dalam keadaan demikian adalah berhenti dari aktivitas belajar mengajar guna mendengarkan dan menjawab adzan.

Pandangan demikian dilandasi karena kegiatan belajar mengajar adalah suatu ibadah yang dapat dilakukan kapan pun tanpa dibatasi oleh waktu, sedangkan menjawab adzan adalah sebuah kesunnahan yang hanya berlaku ketika saat adzan berkumandang saja.


Sehingga, hal yang baik ketika dua hal ini terjadi secara bersamaan adalah memilih ibadah yang dilaksanakan berdasarkan batas waktu tertentu agar kesunnahan tidak menjadi hilang, dalam hal ini adalah menjawab adzan.

Pandangan di atas sesuai keterangan yang dijelaskan dalam kitab Busyra al-Karim:


ويسن (أن يقطع القراءة) ونحو الذكر كتدريس وإن كان واجبا لأنه لا يفوت بخلاف الإجابة

“Disunnahkan untuk memutus membaca Al-Qur’an dan dzikir seperti mengajar meskipun merupakan hal yang wajib. Sebab sesungguhnya (anjuran) mengajar itu tidak akan hilang, berbeda halnya dengan menjawab adzan.” (Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin, Busyra al-Karim, hal. 196)

Pendapat kedua
Terdapat pandangan yang berbeda dalam mazhab hanafiyah bahwa yang baik untuk dilakukan adalah tetap melanjutkan belajar mengajar.


Seperti yang dikutip dalam kitab Fathu al-‘Alam:

ورأيت بهامش كتاب الوسم للعلامة الحلواني نقلا عن الحنفية ما يفيد عدم قطع قراءة العلم الشرعي لأجل الإجابة. ونصه قال الحنفية: ويجيب من سمع المؤذن ولو جنبا لا حائضا ونفساء وسامع خطبة ومن في صلاة ولو جنازة، وجماع وبيت خلاء وأكل وتعليم علم شرعي وتعلمه، بخلاف قرآن لأنه لا يفوت بالإجابة بخلاف التعلم. فعلى هذا لو يقرأ تعليما وتعلما لا يقطع كما قاله السائحاني

“Aku melihat di hamisy (pinggir) kitab al-Wasm milik Imam Allamah al-Halwani menukil dari pendapat Hanafiyah, berupa keterangan tidak dianjurkan memutus membaca ilmu syar’i karena tujuan menjawab adzan. Berikut redaksinya:


Berkata para ulama Hanafiyah bahwa dianjurkan menjawab orang yang adzan meskipun dalam keadaan junub, tidak (dianjurkan menjawab) bagi orang yang haid, nifas, orang yang sedang mendengarkan khutbah dan orang yang sedang melaksanakan shalat walaupun berupa shalat janazah, orang yang sedang bersetubuh, orang yang berada di WC, orang yang sedang makan dan orang yang sedang mengajarkan ilmu atau sedang mempelajari ilmu.

Dua pandangan ulama di atas memiliki dalilnya masing-masing sehingga tidak perlu diperdebatkan.

Bagi yang meyakini pendapat pertama atau pun pendapat yang kedua, silakan saja.

"Meski hal yang lebih baik adalah diam dan menjawab adzan sebab pendapat ini merupakan pendapat yang dijadikan pijakan oleh mayoritas ulama, kata Ustadz Ali Zainal Abidin.

Itulah penjelasan tentang  Anjuran Setop aktivitas bicara saat Azan Berkumandang,  bunyi dalil Hadits dan dua pandangan ulama. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Doa Setelah Adzan Subuh Arab, Latin Lengkap Artinya, Allahumma Robba Hadzihid Dawatit Taammah

Baca juga: Doa Setelah Azan Maghrib, Tulisan Arab dan Arti, Allahumma Hadza Iqbalu Lailika Wa Idbaru Naharika

Baca juga: Doa Setelah Azan dan Artinya, Waktu Mustajab Berdoa, Allahumma Rabba Haadzihid Dawatit Taammah

Baca juga: Arti Hayya Alas Sholah Hayya Alal Falah, Lafadz Azan Memanggil Orang Sholat dan Hukum Menjawab Azan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved