Berita SMKPP Sembawa

Kementan Ajak Generasi Muda Menghadapi Krisis Pangan Melalui Perluasan Areal Tanam

Kementan terus menerus mengajak generasi muda untuk turut andil dalam mengantisipasi darurat pangan nasional yang dipicu oleh fenomena El nino.

Editor: Slamet Teguh
Dokumen
Kementan Ajak Generasi Muda Menghadapi Krisis Pangan Melalui Perluasan Areal Tanam 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menerus mengajak generasi muda untuk turut andil dalam mengantisipasi darurat pangan nasional yang dipicu oleh fenomena El nino.

Saat ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus menggenjot produksi pangan melalui kegiatan perluasan areal tanam dalam program pompanisasi dan peningkatan lahan rawa.

Krisis pangan menjadi tantangan dan ancaman dalam kehidupan manusia. Ancaman krisis pangan sebagaimana dilontarkan oleh FAO memang tidak boleh dipandang remeh.

Melambatnya perekonomian dunia dan prediksi meningkatnya masyarakat miskin tentu berimplikasi pada pemenuhan pangan bagi masyarakat. Fenomena penurunan produksi di beberapa daerah serta kenaikan harga pangan juga diwaspadai pemerintah sebagai pemicu terjadinya kerawanan dan krisis pangan di Indonesia.

Selaras dengan hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan prioritas pemerintah saat ini adalah menggenjot produksi padi dan jagung untuk mencegah krisis pangan di Indonesia sekaligus komitmennya dalam menjaga kedaulatan pangan nasional.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia,” ujar Menteri Amran 

Amran juga menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil pemerintah dalam menangani darurat pangan."Penurunan luas tanam ini tentu berdampak langsung pada hasil panen dan produksi padi," ungkap Amran.

"Namun kini, pemerintah telah melakukan upaya untuk memperluas lahan tanam melalui program pompanisasi air sungai di 11 provinsi untuk mendukung lahan sawah.”ujarnya

Baca juga: Perkuat Jejaring Vokasi Pertanian, SMKPP Kementan Teken MoU Dengan Iduka dan Stakeholder

Baca juga: Kukuhkan 153 Lulusan, SMKPP Kementan Cetak Generasi Unggul

Dalam upaya mensukseskan program mengggenjot produksi pangan, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF)  volume 5 edisi 21 dengan mengangkat tema  “Perluasan Areal Tanam, Strategi Antisipatif Menghadapi Krisis Pangan” yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom dan Live Streaming Youtube, pada sabtu (22/06/2024).

Hadir membuka webinar, Plt. Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa, situasi dunia dalam kondisi tidak menentu dengan sekitar 60 negara mengalami krisis pangan dan 900 juta penduduk dunia terdampak krisis pangan. Krisis pangan, kata Dedi, disebabkan oleh pandemi COVID-19, climate change (perubahan iklim), dan geopolitical tension, terutama perang Rusia dan Ukraina, yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda usai.

Dedi mengatakan, beras adalah kebutuhan pokok Indonesia. Per bulannya, kebutuhan beras dalam negeri tidak kurang dari 2,6 juta ton atau setara 1 juta hektar luas panen dengan produktivitas 5,2 ton per hektar. Dedi menjelaskan, konsumsi beras dalam negeri setiap bulannya tidak kurang dari 2,6  juta ton atau setara 1 juta hektar luas panen dengan produktivitas 5,2 ton per hektar. 

Sementara Indonesia hanya mampu menghasilkan beras 30,2 juta ton per tahun. 

“Strategi yang perlu dilakukan salah satunya perluasan tanam dan meningkatkan indeks pertanaman (IP) di lahan rawa dan lahan tadah hujan agar produksi beras kembali melimpah. 

Kementan saat ini tengah fokus menggenjot produksi dua komoditas pokok, yaitu padi dan jagung nasional melalui optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan. 

Dedi mengatakan, optimalisasi rawa sedang dilakukan di 11 provinsi dengan target meningkatkan IP 100 menjadi 200 untuk daerah yang sudah dilakukan survei investigasi dan desain (SID).” tuturnya.

Selanjutnya, kata Dedi, Kementan juga menggalakkan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa yang sedang mengikuti program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta menyukseskan menggenjot produksi pangan melalui perluasan areal tanam sebagai strartegi antisipatif krisis pangan.
“lahan rawa memiliki keunggulan spesifik serta menjadi potensi besar yang memang perlu dioptimalkan. 

BPPSDMP Kementan selalu melakukan inovasi dalam hal pertanian yang dalam hal ini melakukan MAF yang diharapkan dapat berjalan lancer, serta para peserta dapat berdiskusi, bertukar gagasan serta mengambil ilmu dari para narasumber yang hadir “ tutur Yudi.

Webinar MAF kali ini dihadiri lebih dari seribu partisipan yang menghadirkan 3 pemateri yang sangat luar biasa  yakni Ilfantria (Koordinator Fungsional PSP, Dinas Pertanian TPH Prov Sumsel), Sriyanto (Penyuluh Pertanian Kab. Banyuasin), Ardiansyah (Petani Milenial Pendampingan PAT).

“Peningkatan produksi padi untuk mendukung swasembada pangan dibagi menjadi 2 cara yakni intensifikasi yang meliputi peningkatan indeks pertanaman , peningkatan produktivitas serta pengamanan produksi melalui oplah, pembuatan atauperbaikan infrastruktur pertanian, mekanisasi pertanian dan pengendalian hama penyakit tanaman). Sedangkan cara ekstensifikasi melalui perluasan areal tanam baru, cetak sawah/pembukaan lahan dan updating lahan baru sawah” ucap Ilfantria.

Ilfantria juga menuturkkan mengenai permasalahan pertanian di Sumatera Selatan serta Solusi penyelesainya. Permasalahan yang terjadi yakni anomali iklim, pemanfaatan lahan belum optimal, alih fungsi lahan pertanian pangan, SDM (Petani) terbatas. 

Selain permasalahan yang ada, namun terdapat beberapa Solusi yang bisa menjawab permasalahan yang ada yakni pengaturan jadwal tanam, oplah sawah, pengendalian lahan sawah, mekanisasi pertanian, serta pemanfaatan KUR. 

Selain itu Sriyanto menyatakan dalam menghadapi kendala dan hambatan yang selalu mengancam petani dan penyuluh serta stockholder yang terkait selalu belajar dan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam mengadopsi teknologi yang baik sehingga swasembada pangan dan kesejahteraan petani dapat tercapai. Peningkatan Indeks pertanaman dapat tercapai dengan baik apabila semua lapisan masyarat petani dan instansi terkait lebih proaktif dalam mensinergikan Pembangunan pertanian yang berkedaulatan pangan.

Peran petani milenial dalam PAT yakni  menjadi pelopor, teladan dan sebagai contoh kepada generasi muda yang lain untuk terjun didunia pertanian, pengembangan pertanian presisi dari hulu hingga hilir serta pengembangan korperasi petani pada Kawasan pertanian”ucap andrianyah.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti yang memberika closing statement dalam kegiatan MAF ini. Idha Widhi Arsanti mengatakan peran generasi Muda sangat penting dan diharapkan akan menjadi contoh nyata bagi pemuda lainnya dalam hal kemandirian bertani atau berwirausaha di sektor pertanian.

"Petani muda memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan global, khususnya di tengah tantangan perubahan iklim dan penurunan produktivitas lahan pertanian” ujarnya.

“Salah satu program untuk mendukung  optimalisasi pemanfaatan lahan seluruh wilayah Indonesia termasuk di dalamnya lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan. Tentunya Program tersebut membutuhkan keterlibatan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani khususnya petani muda. petani muda memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan global, khususnya di tengah tantangan perubahan iklim dan penurunan produktivitas lahan pertanian” ujarnya.


"Petani muda mari kita bangun masa depan pertanian yang lebih baik dan lebih berkelanjutan,” katanya. (RIL)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved