Seputar Islam

Bolehkah Perempuan Ziarah Kubur menurut Islam, Berikut Hukum, Dalil dan Adab-adab dalam Berziarah

Dimakruhkan ziarah kubur bagi para wanita karena larutnya mereka dalam kesedihan. Dan, tidak sampai haram hukumnya.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribun Sumsel
Bolehkah Perempuan Ziarah Kubur menurut Islam, Berikut Hukum, Dalil dan Adab-adab dalam Berziarah 

TRIBUNSUMSEL.COM --  Ziarah kubur termasuk di antara amalan yang dianjurkan dalam Islam.

Mengunjungi makam lalu melantunkan dzikir dan doa-doa menjadi sarana (wasilah) seorang hamba untuk menghormati para pendahulu, mendoakan mereka, serta yang terpenting mengingatkan diri sendiri bahwa hidup di dunia tidak selamanya dan kelak pasti akan berakhir.

Lalu apakah ziarah kubur yang dianjurkan itu juga dapat berlaku bagi perempuan? 

Ada dua pendapat ulama tentang hukum ziarah kubur bagi perempuan, yaitu boleh dan tidak boleh.

1. Hukumnya makruh diperbolehkan, tapi perempuan tidak boleh menangis (larut dalam kesedihan)

Hadis Riwayat Sayyidah Aisyah Radhiyallahu Anha
Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW tidak melarang istrinya Aisyah untuk ziarah kubur. Rasulullah SAW justru memerintahkan Aisyah membaca doa tertentu saat ziarah kubur.

عن عَائِشَةَ قَالَتْ : قُلْت كَيْفَ أَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ تَعْنِي إذَا زَارَتْ الْقُبُورَ قَالَ : قُولِي السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدَّارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ وَالْمُسْتَأْخِرِينَ ، وَإِنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ.

Artinya:

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Aku bertanya: "Apa yang harus saya ucapkan ketika ziarah kubur, wahai Rasulullah!".

Rasulullah menjawab: Ucapkanlah doa:

السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدَّارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ وَالْمُسْتَأْخِرِينَ وَإِنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُون.

Berdasarkan hadis ini, maka hukum perempuan ziarah kubur adalah makruh. Sebab, para perempuan maupun khuntsa (orang berkelamin ganda) kerap terbawa perasaan sehingga menangis sejadi-jadinya. Namun, ziarah kubur bagi perempuan tidak sampai dihukumi haram.

Imam ar-Ramli dalam kitab Nihayah al-Muhtaj pun mengatakan:

"Dimakruhkan ziarah kubur bagi para wanita karena larutnya mereka dalam kesedihan. Dan, tidak sampai haram hukumnya, karena ada riwayat hadis dari 'Aisyah beliau berkata: "Saya bertanya kepada baginda Rasulullah, apa yang saya ucapkan jika aku berziarah kubur wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: 'Ucapkanlah Assalamu 'ala ahli al-dar minal mukminin wal muslimin, wa yarhamullahu al-mustaqdimin wal-musta'khirin, wa innaa insyaAllahu bikum laahiqun'."

2. Hadis Riwayat Imam Bukhari tidak dilarang

Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari menerangkan, ziarah kubur tidak dilarang untuk kaum perempuan. Namun, kaum perempuan hanya dinasihati agar tidak larut dalam kesedihan mendalam saat ziarah kubur.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ عِنْدَ قَبْرٍ وَهِيَ تَبْكِي فَقَالَ اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي.

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: 'Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjalan melewati perempuan yang berada di samping kuburan, ia dalam keadaan menangis. Lalu Rasulullah berkata: 'Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!'. (HR. Bukhari).

3. Perempuan tidak diperbolehkan Menurut Hadis Riwayat Imam al-Baihaqi

Berbeda dengan dua hadis sebelumnya, hadis ini justru sebaliknya. Berdasarkan hadis riwayat Imam al-Baihaqi, ziarah bagi kaum perempuan hukumnya haram sebagai berikut.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : لَعَنَ اللَّهُ زَوَّارَاتِ الْقُبُورِ.السنن الكبرى للبيهقي وفي ذيله الجوهر النقي

Artinya:

Dari Abi Hurairoh, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Allah melaknat perempuan-perempuan yang sering berziarah kubur. (HR. Baihaqi)

Namun, yang diharamkan dalam ziarah kubur yang dilakukan kaum perempuan adalah apabila orang tersebut sampai nangis-nangis dan menyebutkan semua kebaikan orang yang diziarahi. Seperti kebiasaan perempuan pada umumnya, atau jika keluar dari rumahnya ada unsur keharaman.

Berikut adab ziarah kubur:


Dilansir dari NU Online, dalam Shahih Muslim dipaparkan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

 

Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn

Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.

Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.” Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.

Rasulullah mengajarkan bacaan dengan redaksi lain, namun dengan substansi yang tetap mirip, yakni mengucapkan salam, mendoakan kebaikan bagi ahli kubur, dan menyadari bahwa peziarah pun suatu saat akan berbaring di dalam tanah.

Berikut jawaban Rasulullah:

السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn

Artinya:
Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami. Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian.

Jawaban Nabi atas pertanyaan Siti A’isyah yang terekam dalam Shahih Muslim itu sekaligus memberi isyarat bahwa ziarah juga bisa dilakukan oleh kaum perempuan. Hanya saja, para peziarah dilarang menangis di atas kuburan.

Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr mengatakan, para peziarah disunnahkan memperbanyak baca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur yang diziarahi serta seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia.


Berikut ini adalah sejumlah lafal yang dapat dibaca seseorang untuk mendoakan kedua orang tuanya yang sudah tiada.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا


Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.

Artinya: Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.

 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا

Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā’i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā’inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddātinā, wa asātidzatinā, wa mu‘allimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi ‘alaynā.

Artinya:
Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ وَالشَّفَاعَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ.


Allāhummaghfir lahum, warhamhum, wa ‘āfihim, wa‘fu ‘anhum. Allāhumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafā’ata ‘alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.

 

Artinya: Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa’at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ …

Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūna, wa salāmun ‘alal mursalīna, wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil ‘alamīn. Al-Fatihah.


Artinya:

Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam (baca Surat Al-Fatihah).

 Itulah penjelesan tentang bolehkah perempuan Ziarah Kubur menurut Islam, Berikut Hukum, Dalil dan Adab-adab dalam Berziarah. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Allahumma Bihafi Sayyidina Muhammadin Latu Azib Hazal Mayit, Doa Ziarah Diangkat Siksa Kubur

Baca juga: Bacaan Doa Ziarah Kubur Orangtua Lengkap Tulisan Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Baca juga: Arti Allahumma Yassirlana Ziyarota Makkah Wal Madinah, Doa agar Bisa Ziarah ke Mekkah dan Madinah

Baca juga: Doa Ziarah Kubur Ke Makam Orangtua Lengkap Tulisan Latin dan Terjemahannya, Mudah Dibaca

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved