Berita Palembang

Tak Hanya Jadi Cerita, Dinas Kearsipan Sumsel Lakukan Penulusuran Cari Bukti Kerajaan Sriwijaya

Dinas Kearsipan Provinsi Sumsel menyelenggarakan diskusi terbatas mengenai penelusuran dan penyelamatan arsip sejarah kemaritiman Kerajaan Sriwijaya. 

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Linda Trisnawati
Gelar Rapat - Tak Hanya Jadi Cerita, Dinas Kearsipan Sumsel Lakukan Penulusuran Cari Bukti Kerajaan Sriiwjaya 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Dinas Kearsipan Provinsi Sumsel menyelenggarakan diskusi terbatas mengenai penelusuran dan penyelamatan arsip sejarah kemaritiman Kerajaan Sriwijaya. 

"Kegiatan diskusi ini menindaklanjuti arahan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel," kata Arsiparis Madya Dinas Kearsipan Provinsi Sumsel Hazairin didampingi Kabid Pengelolaan Arsip Anny Murdayani, Rabu (8/5/2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan, sebelumnya pada acara Audensi Deputi Konservasi ANRI dan Kepala Dinas Kearsipan Provinsi Sumsel di kantor Gubernur Sumsel, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni ingin supaya dapat bukti-bukti keberadaan kerajaan Sriwijaya dan buktinya bisa disimpan di dinas kearsipan. 

"Jangan sampai kejayaan di Sumsel hilang. Karena memang kita belum ada arsip-arsip tentang Kerajaan Sriwijaya, maka dengan kegiatan ini diharapkan ada bukti-bukti dan arsipnya. Hasilnya akan disosialisasikan, sehingga nantinya kalau masyarakat mau tahu kita ada baik, visual maupun arsip nya," katanya.

Menurutnya, hasil disukai ini akan disampaikan kembali ke Pj Gubernur Sumsel.

Arsip Nasional akan beraudiensi dengan pj Gubernur bahwa langkah awal sudah dilakukan kemudian seperti apa kelanjutannya menunggu arahan.

Baca juga: Maju Bakal Calon Gubernur Sumsel, Ir Holda Ungkap Sudah Ada Kandidat Mendekatinya

Baca juga: Parkir Sembarangan Di Area Kantor Gubernur Sumsel, 6 Mobil Digembok Petugas

Sementara itu Arsiparis Ahli Madya dari Kedeputian Konservasi Arsip Nasional RI Agung Ismawarno menambahkan, masyarakat Sumsel lebih mengerti akan adanya faktual, selama ini hanya dari cerita atau tinutur.

"Sriwijaya bukan hanya berdasarkan cerita prasasti, tapi buktinya kita tahu dasarnya. Kita ingin tahu itu, supaya bisa mencermati dan jangan sampai Sriwijaya diakui negara luar," kata Agung Ismawarno.

Langkah-langkah yang dilakukan seperti mencari data yang sudah ada, dilihat apa kurangnya.

Lalu dibuat pleno lingkup Sumsel dan Sumatera. Kemudian lingkup nasional tiga tahap 1, 2 dan 3.

Baru melihat ke luar negeri seperti ke Thailand, India, China dan lain-lain untuk memperluas serta memperbanyak data. 

"Saya sampai di sini sebutanya bukan Kerajaan Sriwijaya tapi Kedatuan Sriwijaya. Sriwijaya yang kita kenal dari dulu adalah kerajaan, namun tidak ada yang namanya rajo. Melainkan adanya datuk, makanya dibilang kedatuan," katanya.

Menurutnya, orang yang menyebutkan raja biasanya punya hulubalang, senopati dan lain-lain. Tapi kalau datuk cuma punya penjaga keamanan. Datuk orang yang sangat dipercaya dari segi kepandaian, kepintaran dan lain-lain. Ini belum banyak penelitian tentang datuk.

"Datuk orang yang dipercaya secara kepemimpinan di wilayah Sumatera dan itu sudah terjadi di abad ke 6-12. Kita mencoba memaknai konsep datuk ini sebagai fungsi pimpinan wilayah. Fungsi kearsipan bagaimana memunculkan itu dan melestarikan serta mensosialisasikan ke masyarakat," katanya.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dnan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved