Kenaikan Yesus Kristus

2 Teks Khotbah Singkat Ibadah Kenaikan Yesus Kristus Kamis 9 Mei 2024 untuk Renungan

Artikel ini berisi teks khotbah singkat ibadah kenaikan yesus kristus kamis 9 Mei 2024 untuk renungan.

|
Tribun Sumsel
Daftar 2 Teks Khotbah Singkat Ibadah Kenaikan Yesus Kristus Kamis 9 Mei 2024 untuk Renungan 

TRIBUNSUMSEL.COM- Bagi Anda yang membutuhkan ide rancangan khotbah untuk ibadah di Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga bisa menggunakan contoh di bawah ini.

[Teks Khotbah 1: Kenaikan Yesus Kristus]

KIS 1:6-11Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus merupakan peristiwa yang tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa lainnya, seperti kelahiran, penderitaan dan kematian di kayu salib serta penguburanNya, kebangkitanNya dari antara orang mati, kenaikanNya, dan kedatanganNya pada kali yang kedua.

Dari semua peristiwa tersebut, hanya satu yang belum terjadi, itulah kedatanganNya pada kali yang kedua. Tentang hal ini, kita harus menantikannya.

Berbicara tentang peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, itu merupakan peristiwa yang sangat menarik, kenapa? Karena di dalamnya memiliki banyak kebenaran rohani yang sangat memberkati kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

Pada saat ini kita akan merenungkan bersama kebenaran mengenai kenaikan Tuhan Yesus

1. Kenaikan Tuhan Yesus menegasakan supaya kita fokus kepada perkara-perkara Surgawi bukan perkara duniawi.

Pada waktu mendekati kenaikanNya ke Surga, murid-murid masih bertanya tentang apakah Yesus mau memulihkan kerajaan bagi Israel, Kis. 1:6
Ini menunjukkan bahwa beberapa murid pikirannya masih fokus pada perkara-perkara duniawi, yaitu bagaimana mereka bebas dari penjajahan bangsa Romawi. Sebagai orang percaya, jangan kita terpengaruh apalagi terikat kepada perkara-perkara duniawi.

Tetapi Yesus kemudian mengarahkan pikiran mereka dari fokus kepada perkara duniawi kepada perkara Surgawi. Bagi Yesus bebas dari perbudakan dosa adalah jauh lebih penting dari pada bebas dari perbudakan bangsa Romawi. Karena hidup dalam perbudakan dosa berdampak sampai pada kekekalan, tetapi perbudakan duniawi sifatnya tidak kekal.

Kalaupun miskin secara materi, itu hanya di bumi dan sifatnya sementara; kalaupun sakit secara fisik, itu hanya di bumi, sifatnya hanya sementara. Tetapi yang terpenting sudah tidak diperbudak dosa lagi, maka ketika meninggalkan dunia ini, akan masuk Surga. Di Surga tidak ada lagi penyakit, kemiskinan, kesusahan.

2. Perkara Surgawi yang dimaksudkan yaitu:berkaitan dengan tugas memberitakan Injil atau menjadi saksi dan membaptis, memuridkan, mengutus, Mat. 28:19-20; Kis.1:7-8

Tuhan Yesus mau kita fokus dengan tugas memberitakan Injil atau menjadi saksi dan membaptis, memuridkan, dan kemudian mengutus lagi.

Kita tidak sekedar menjadi orang percaya setelah seseorang memperkenalkan Yesus bagi kita dan percaya, tetapi setelah kita dimuridkan, kita akan diutus oleh gereja untuk kembali pergi memberitakan injil. Siklus ini yang seharusnya terjadi: pergi - dibaptis - dimuridkan - diutus

Sebagai orang percaya, kita tidak boleh kehilangan gairah berkaitan dengan perkara Surgawi ini. Semua berkat yang Tuhan berikan seharusnya menjadi sarana bagi kita untuk menolong kita untuk mewujudkan perkara Surgawi ini.

Misalnya: jika punya rumah yang cukup besar, untuk menampung 5-12 orang, jadikan tempat komsel; jika punya gaji yang cukup baik, menopang pekerjaan Tuhan seperti pembukaan gereja baru, bantu pendeta yang di pedalaman dst; jika ada mobil, sempatkan untuk menjemput teman untuk datang ke gereja atau ke komsel; dll.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved