Arti Kata Bahasa Arab

Arti Fastabiqul Khairat, Perintah Allah dalam Surat Al-Maidah Ayat 48, Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUNSUMSEL/LISMA
Arti Fastabiqul Khairat, Perintah Allah dalam Surat Al-Maidah Ayat 48, Berlomba-lomba dalam Kebaikan 

TRIBUNSUMSEL.COM ---Arti Fastabiqul Khairat, perintah Allah SWT dalam Surat Al-Maidah Ayat 48, berlomba-lombalah dalam Kebaikan.

Kalimat Fastabiqul Khairat sering kita temukan sebagai kutipan memotivasi dan memberi semangat dalam menjalani kehidupan di dunia.

Fastabiqul Khairat artinya: berlomba-lombalah berbuat kebaikan

Kalimat Fastabiqul Khairat ternyata berasal dari ayat Alquran tepatnya surat Al Maidah ayat 48.

Fastabiqul khairat adalah perintah Allah agar manusia untuk selalu berbuat kebaikan.

Surat Al-Maidah termasuk kedalam surat Madaniyah, yaitu terdiri dari 120 ayat yang merupakan pembahasan Nabi Muhammad SAW ketika beliau berada di Madinah.

Al Maidah memiliki arti hidangan Sebab diturunkannya surat Al-Maidah karena peristiwa disaat para pengikut Nabi Isa meminta Allah SWT menurunkan hidangan makanan dari langit. Hal inilah yang menjadi latar belakang mengapa Al-Maidah memiliki arti hidangan.

Berikut bacaan selengkapnya

Surat Al-Maidah Ayat 48:

 

وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Arab latin:
Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi’ ahwā`ahum ‘ammā jā`aka minal-ḥaqq, likulli ja’alnā minkum syir’atan wa min-hājā, walau syā`allāhu laja’alakum ummatan wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji’ukum jamī’an fa yunabbiukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn

Artinya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukanNya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”

 

Tafsir Surat Al Maidah Ayat 48 Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir, mengandung hikmah, dikutip dari gramedia.com  dengan referensi bukau berjudul "20 Hari Bisa Memahami Tafsir Al-Quran Metode 3 in 1 (Jilid 2)".

1. Alquran membawa kebenaran


Hikmah pertama dari Surat Al Maidah ayat 48

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ

Artinya:

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.


Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan haq. “Yakni membawa kebenaran dan tiada keraguan di dalamnya,” tulis Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

 

2. Al-Quran sebagai pedoman hidup

فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ

Artinya:


Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.

Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Surat Al-Maidah ayat 48 ini turun berkenaan dengan orang-orang ahli kitab yang meminta keputusan kepada Rasulullah. Awalnya, Rasulullah diberi pilihan untuk memutuskan perkara mereka atau mengembalikan perkara itu kepada kitab mereka masing-masing. Namun kemudian Allah menurunkan ayat ini.


“Dengan turunnya ayat ini,” kata Ibnu Katsir, “Allah memerintahkan Rasulullah untuk memutuskan perkara di antara mereka (ahli kitab) dengan apa yang ada pada Al-Qur’an.”

Rasulullah tidak boleh memutuskan dengan mengikuti hawa nafsu mereka. Termasuk dengan kitab mereka yang sudah terdistorsi dan sudah mereka ubah sesuai hawa nafsu.

Ayat ini juga berlaku umum, bahwa segala keputusan orang beriman hendaklah berdasarkan Al-Qur’an dan tidak boleh ada yang bertentangan dengannya.

“Agama ini telah sempurna, nikmat yang Allah berikan kepada kaum muslimin sudah cukup dan Allah telah meridhoi agama Islam ini menjadi manhaj kehidupan semua manusia. Sudah tidak ada jalan lagi di sana untuk merevisi atau mengganti agama ini. Tidak ada jalan lagi untuk meninggalkan sebagian hukumnya dengan beralih kepada hukum lain atau meninggalkan sebagian syariatnya dan berpindah kepada syariat lain,” tegas Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran.

 

3. Tiap umat memiliki syariat masing-masing

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ

Artinya:

Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Ibnu Katsir menjelaskan, seluruh Nabi dan Rasul, ajaran tauhidnya sama. Yakni laa ilaaha illallah. Sebagaimana firman-Nya:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl: 36)

Adapun syariatnya, yakni mengenai perintah dan larangan, kadang berbeda-beda.

“Adakalanya syairat mengharamkan sesuatu, kemudian syariat yang lain/berikutnya menghalalkan sesuatu itu. Begitu pula sebaliknya. Ada yang sesuatu syariat meringankannya, sedangkan syariat yang lain/berikutnya memperberat sesuatu tersebut,” tulis Ibnu Katsir. “Hal demikian itu karena mengandung hikmah yang tidak terbatas serta hujjah yang jelas bagi Allah dalam menentukannya.”

4. Berlomba-lomba dalam kebaikan


وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ

Artinya:

“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.”

Seandainya Allah menghendaki, mudah saja bagiNya menjadikan seluruh manusia sejak Nabi Adam hingga kiamat tiba menjadi satu umat saja. Namun, Allah hendak menguji manusia. Karenanya, Dia memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Ibnu Katsir menjelaskan, Allah telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji hamba-hambaNya dengan memberi pahala kepada orang yang taat dan menyiksa mereka yang durhaka.


“Berlomba-lombalah kamu semuanya berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam dunia ini, dengan memegang pokok pertama yaitu ketaatan kepada Allah dan percaya bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

5. Semua akan kembali kepada Allah

إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Artinya:

Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Itulah Arti Fastabiqul Khairat, Perintah Allah dalam Surat Al-Maidah Ayat 48, Berlomba-lomba dalam Kebaikan.

Baca juga: Arti Allahumma Bariklana Fii Auladina, Kumpulan Bacaan Doa untuk Anak dan Keluarga Mohon Keberkahan

Baca juga: Pengertian Al Maal, Al Amwal atau Harta Menurut Islam, Sifat, Jenis dan Status Harta dalam Alquran

Baca juga: Apakah yang Dimaksud Ilmu yang bermanfaat dan Ilmu yang tidak Bermanfaat? Penjelasan Alquran & Hadis

Baca juga: Ciri Orang yang Beriman, Ada dalam Alquran, Maksud Bila Disebutkan Nama Allah SWT Hatinya Bergetar

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved