Idul Fitri

Bolehkah Zakat Fitrah Diberikan Kepada Saudara Kandung? Ini 8 Golongan Penerima Zakat Fitrah

Bolehkah zakat fitrah diberikan kepada saudara kandung? berikut penjelasan 8 golongan yang berhak menerima zakat fitrah

Editor: Abu Hurairah
YT/Tribun Mataraman
Bolehkah Zakat Fitrah Diberikan Kepada Saudara Kandung? Ini 8 Golongan Penerima Zakat Fitrah 

Saat ini, amil bukan lagi individu perorangan, tetapi individu “lembaga” dengan tugas-tugas yang ditetapkan undang-undang sebagai berikut:

a) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

b) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

c) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan zakat; dan

d) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

Berdasarkan hal di atas maka kriteria yang relevan adalah gaji/honorarium pimpinan/pegawai lembaga, biaya pengadaan kantor, biaya pengadaan dan pemeliharaan alat-alat kantor, biaya operasional kantor/lembaga, dan biaya perjalanan dinas.

Baca juga: Niat Zakat Fitrah untuk Ibu, Ayah, Istri, Suami, Anak Laki-laki/Perempuan, Diri Sendiri, Keluarga

4. Muallaf (al-Mu’allafat Qulubuhum)

Muallaf adalah pihak (perorangan dan lembaga), baik Muslim maupun non-Muslim, yang potensial dalam mendukung pengembangan dakwah dan spiritualitas dan orang yang mengalami gangguan dan ancaman dalam pengembangan spiritualitas.

Pengertian ini berarti bahwa bagian zakat untuk muallaf itu menjadi usaha pemberdayaan dalam pengembangan dakwah dan spiritualitas di kalangan masyarakat dan individu-individu.

5. Orang-orang yang memiliki utang (al-Gharimin)

Al Gharimin berarti orang yang memiliki utang untuk keperluan yang baik, seperti untuk keperluan diri dan keluarga maupun untuk kepentingan umum.

Namun, mereka tidak dapat melunasi pada tempo yang ditentukan sehingga mengalami gangguan dalam kehidupan pribadi dan keluarganya.

Misalnya, orang yang terjerat utang kepada rentenir, memiliki utang pelunasan biaya rumah sakit, pelunasan biaya pendidikan tinggi, dan lain-lain.

6. Ibnu Sabil

Ibnu sabil adalah orang yang tidak memiliki bekal (biaya tiket dan atau biaya hidup) untuk mengadakan dan meneruskan perjalanan (perantauan) untuk keperluan yang baik.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved