Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Rahim

Sosok Mukarromah, Ibu di Bangkalan yang Kepala Bayinya Tertinggal di Rahim saat Proses Melahirkan

Inilah sosok Mukarromah, ibu di Bangkalan alami nasib pilu bayi yang ia lahirkan tewas kepala tinggal di rahim saat melahirkan, 2 minggu lalu meningga

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Kompas.com / Shutter Stock
Ilustrasi bayi - Seorang ibu bernama Mukarromah melahirkan dengan kondisi kepala bayi tertinggal di rahim. Ia merupakan warga Bangkalan, Jawa Timur 

Lantas, datanglah bidan lain bernama Mega ke puskesmas tersebut dan mengatakan bahwa Mukarromah telah mengalami bukaan empat dan disarankan agar melahirkan di puskesmas saja.

"Pas saya disuruh ngeden, belum dikasih apa-apa, belum disuntik, setelah agak lama saya dikasih suntikan pendorong, terus disuruh ngeden lagi terus saya nggak kuat," tuturnya.

Saat itulah Mukarromah menjalani proses melahirkan.

Namun pilu, proses persalinan itu justru membuat kepala bayi Mukarromah terputus dan tertinggal di rahimnya.

"Waktu itu ditarika saya nggak tahu. Soal dipotong apa nggak saya nggak tahu. Saya ngelihat bidannya pegang gunting, perut saya ditekan dan didorong."

"Karena saya nggak kuat, saya minta rujuk," tuturnya.

Akibat peristiwa tersebut, Mukaromah pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan untuk dilakukan operasi pengeluaran kepala bayi yang tertinggal di rahimnya.

Bayi Sudah Meninggal 2 Minggu Lalu

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah mengungkapkan jika peristiwa yang dialami Mukarromah benar terjadi.

Pihaknya pun telah melakukan audit pada 8 Maret 2024 yang dihadiri dokter spesialis kandungan (Sp OG) RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabaya, Kepala Puskesmas Kedungdung serta bidan, hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu. Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir)," ungkap Nur kepada Tribun Madura, Senin (11/3/2024) malam.

Sementara, Nur menjelaskan Mukarromah datang ke Puskesmas Kedungdung pada 5 Maret 2024 lalu dan meminta agar dirujuk ke rumah sakit lantaran sudah pembukaan 4.

Adapun hal tersebut diketahui lewat adanya riwayat komunikasi yang dilakukan puskesmas dan RSUD Syamrabu.

Seiring berjalannya waktu, Nur mengatakan Mukarromah telah pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.

Nur mengungkapkan kondisi semacam itu tergolong cepat.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved