Berita Viral
Isi Chat Palsu Indriana Usai Dibunuh Didot dan Devara Caleg DPR RI, Orang Tua Korban Dikirimi Sate
Sehari setelah pembunuhan Indriana, orang tua korban mendapat pesan misterius dikirim dari nomor Indriana Dewi Eka Saputri, dikirimi sate
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM- Ketua RT 06 RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara mengungkap kejanggalan dibalik pembunuhan Indriana Dewi Eka (25), warganya yang dibunuh sang kekasih Dido Alfiansyah dan selingkuhannya, Caleg RI, Devara Putri Prananda.
Sehari setelah pembunuhan Indriana Dewi Eka , ternyata orang tua korban mendapat pesan misterius.
Chat tersebut dikirim dari nomor Indriana Dewi Eka Saputri.
Baca juga: Fakta Dibalik Devara Putri Caleg DPR RI Dalangi Pembunuhan Indriana, Ternyata Nyicil Bayar Eksekutor
Sementara, pihak keluarga Indriana sendiri belum mengetahui jika korban sudah tewas dibunuh, di Bukit Pelangi, Gunung Geulis, Kabupaten Bogor.
Jasad Indriana ditemukan terbungkus selimut di Kota Banjar pada Minggu (25/2/2024).
Ketua RT Eko Sudiyanto bercerita pada Senin (26/2/2024) orang tua Indriana menerima kiriman paket dari seorang wanita.
"Dikirimin sate oleh seorang wanita," kata Eko TribunnewsBogor.com mengutip dari Tribun Jakarta.
Paket itu dikirim sebelum polisi datang ke rumah orang tua Indriana, Mohamad Roi dan Endang Tatik di kawasan Cipinang Besar Utara, Jatinegara.
"Polisi datang Selasa jam 07.00 WIB," katanya.
Setelah paket makanan itu diterima, orang tua menerima pesan WhatsApp dari nomor Indriana.
"Isinya, 'Enak gak bu ? coba dimakan'," kata Eko.
Namun Roi dan Tatik tak sempat menyantap sate tersebut.
"Waktu itu sudah malam, satenya gak dimakan," katanya.
Kakak Korban Curiga
Namun kakak laki-laki Indriana sempat merasa curiga saat melihat tutur kata dalam pesan WhatsApp yang dikirim ke sang ibunda berbeda dengan kebiasaan korban saat menulis.
Terlebih Indriana selalu menolak panggilan dan hanya merespon pesan chat WhatsApp, berbeda dengan kebiasaan korban yang semasa hidup tidak pernah mengabaikan panggilan orangtua.
"Kakaknya sempat curiga karena melihat isi chat WhatsApp bahasanya bukan bahasa Indriana. Tapi tetap ibunya positive thinking bahwa Indriana masih ada, lagi liburan," ujar Eko.
Kendati begitu, keluarga tak menyangka Indriana sudah meninggal lalu jasadnya dibuang dalam keadaan terbungkus selimut ke Kota Banjar, Jawa Barat untuk menghilangkan jejak oleh Didot, Devara, dan MR.
Baca juga: Kejam! Isak Tangis Kakak Indriana Adiknya Dibunuh Devara Putri Caleg DPR, Berharap Pelaku Dihukum
Nomor WhatsApp Indriana pun masih aktif usai mendapat kabar duka dari personel Ditreskrimum Polda Jawa Barat dan diminta datang ke RSUD Banjar untuk proses identifikasi jenazah.
"Saya enggak tahu sejauh mana komunikasi itu. Pokoknya sampai keluarga korban diminta datang ke RSUD Banjar itu masih merespon pesan WhatsApp. Polisi juga mengarahkan balas saja," tutur Eko.
Orangtua pun sangat terpukul mendapatkan kabar duka dari polisi.
Sebelumnya, Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Surawan menerangkan Indriana Dewi Eka Saputri pamit pergi ke Puncak Bogor pada orang.
"Pamitnya ke Puncak sama pacarnya," kata Kombes Surawan.

Nyatanya setelah diajak ngopi oleh Didot Alfiansyah, Indriana diajak ke Bukit Pelangi.
"Dia berpura-pura ingin buang air kecil. Dari belakang dijerat pakai ikat pinggang oleh MR," kata Surawan.
Setelah tewas, jasad Indriana dibawa ke Jakarta selama satu malam.
"Kemudian ke Cirebon, lalu mogok di Kuningan," katanya.
Mobil yang dipakai Didot dan Reza lantas ditowing ke bengkel kawasan Banjar.
"Karena khawatir jenazah dibuang di dekat bengkel," kata Kombes Surawan.
Ia menekankan bahwa otak pelaku dari pembunuhan ini adalah Devara Putri Pranada sebagai syarat bila Didot ingin berpacaran dengannya.
"'Saya enggak mau kalau dia masih ada di dunia ini. Seterusnya terserah mau dibunuh atau apa, intinya saya gak mau dia ada di dunia ini'," kata Devara ditirukan oleh Kombes Surawan.
Awal Mula Pembunuhan
Kasus pembunuhan itu bermula saat Devara meminta kekasihnya yakni Didot Alfiansyah memilih antara dirinya atau sang selingkuhan yakni Indriyana.
Lantas Didot memilih Devara, yang akhirnya diminta untuk menghabisi nyawa Indriyana.
Keduanya pun merencanakan pembunuhan dengan meminta Reza sebagai sang eksekutor untuk mengahibisi nyawa korban.
Devara memberi imbalan kepada Reza sebesar Rp 50 juta.
Mulanya, Reza menolak tawaran tersebut, namun akhirnya ia menerima permintaan itu lantaran terlilit hutang.
Didot Alfiansyah diketahui lebih dulu menjalin asmara dengan Devara Putri Prananda dengan hubungan sudah berjalan 5 tahun.
Sedangkan Didot Alfiansyah berpacaran juga dengan Indriana Dewi Eka sang korban selama 7 bulan.
"Sudah cukup lama, DA sama DP sudah lama. DA pacaran juga dengan korban, DA berniat kembali pada DP namun DP menyampaikan apabila ingin kembali salah satu tidak boleh ada di muka bumi," kata Kombes Surawan, dilansir dari Tribunnewsbogor.com.
Baca juga: Minta Didot Pilih Satu, Devara Caleg DPR RI Suruh Indriana Dibunuh : Gak Boleh Ada di Muka Bumi
Puncaknya Didot Alfiansyah ternyata terciduk berselingkuh oleh Devara Putri Prananda.
Hal tersebut membuat hubungan Didot Alfiansyah dan Devara Putri Prananda terancam putus.
Hingga akhirnya, sampai pada 15 Februari 2024 atau sehari setelah Pemilu 2024, Didot Alfiansyah merencanakan pembunuhan Indriana bersama Devara dan Muhammad Reza Swastika warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Mereka (pelaku) semua dari Jakarta," ujar Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, Jumat (1/3/2024).
Korban diketahui warga Cipinang, Jakarta Timur.
Tak hanya dibunuh, jasad korban Indriana Dewi juga dibuang oleh pelaku diwilayah Kota Banjar, Jawa Barat.
Meski sebagai otak pelaku namun malam itu Devara tidak ikut.
Jasad Indriana kemudian dibawa ke Jakarta selama satu malam.
"Dibawa ke Cirebon, sampai Kuningan mogok ditowing sampai Banjar, di sana mobil ditaruh di bengkel," katanya.
Karena merasa khawatir aksinya ketahuan, Didot dan Reza kemudian mengeluarkan jasad wanita tersebut.
"Saat di bengkel mereka khawatir kemudian tengah malam ketika mobil di bengkel, jenazah dibuang dekat bengkel," kata Kombes Surawan.
Pembunuhan terhadap Indriana Dewi Eka Saputri ini menggunakan ikat pinggang dalam mobil di Bukit Pelangi, Kabupaten Bogor.
Semua ini dilatarbelakangi oleh cinta segita antara Devara Putri Prananda, Didot Alfiansyah dan korban Indriana Dewi Eka.
Pengakuan Muhammad Reza Swastika alias RZ pelaku eksekutor pembunuhan Indriana (25) di kawasan Bukit Pelangi, Kabupaten Bogor menguak alasan mau menerima pekerjaan keji tersebut dari Didot Alfiansyah (DA).
Adapun RZ dilema lantaran kondisinya yang tengah terlilit utang membuat nekat melakukan pembunuhan tersebut.
RZ tergiur dengan imbalan uang sebesar Rp 50 Juta dari DA untuk membunuh Indriana.
Kendati demikian RZ disebut sempat ragu dan awalnya menolak tawaran DV.
Hal tersebut disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, melansir Tribunnewsbogor.com, Minggu (3/3/2024).
Dikatakan Kombes Pol Surawa, RZ akhirnya memutuskan memberanikan diri setelah sangat membutuhkan uang.
"Tapi memang karena kepepet utang, akhirnya dia mau, waktu pertama dijanjikan sekitar Rp. 50 juta, akhirnya terealisasi baru Rp 23 juta," kata Kombes Pol Surawan.
"Sejauh ini yang diberikan Rp 15 juta tunai dan handphone senilai Rp 8 juta. Jadi sekitar Rp 23 juta yang baru diberikan para pelaku," kata Kombes Surawan.
Rampas Harta Korban
Pasangan tersebut bahkan membayar Pembunuh bayaran bernama Muhammad Reza Swastika sebesar Rp 54 juta dari harta milik Indriana.
Hasil dari menjual barang-barang mewah milik korban sebesar Rp50 juta dipakai Devara Putri Prananda dan Didot Alfiansyah untuk membayar Reza.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan.
"Kemudian para pelaku menjual barang barang milik korban dengan harga Rp 54 juta dan memberikan imbalan kepada MR Rp 15 juta dan satu buah iPhone sebagai imbalan eksekutor," ungkapnya.
Kata Kombes Surawan barang-barang Indriana Dewi Eka yang dirampas adalah jam tangan merek Rolex dan tas Louis Vuitton (LV).
"Barang berharga yang hilang jam tangan Rolex kemudian tas merek LV," katanya.
Dua barang mewah yang biasanya dibandrol ratusan juta justru dijual tersangka hanya Rp 54 juta.
Walau mengenakan barang mewah, namun menurut Surawan korban bukan berasal dari keluarga yang mentereng.
Indriana Dewi menurut Kombes Surawan bekerja sebagai broker bersama tersangka.
"DA dan korban satu kerjaan. Korban itu kerja broker," katanya.
Setelah melakukan aksinya para pelaku juga menjual barang-barang milik korban sehingga ketiganya dijerat Pasal berlapis, yakni Pasal 340 KUHP, 338 KUHP, dan 365 KUHP ayat 4.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan bergabung di saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Tribunsumsel.com
Devara Putri Prananda
Indriana Dewi Eka
Didot Alfiansyah
Indriana Dewi Dibunuh Caleg DPR RI
Berita viral
VIDEO Pilu Buruh Jahit Pekalongan Dapat Surat Pajak Rp 2,8 Miliar, Ternyata NIK-nya Disalahgunakan |
![]() |
---|
Akibat Rekam Majikan yang Baru Selesai Mandi, ART di Bekasi Terancam Dihukum 12 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Mirip Kasus Diplomat Arya Daru, Bocah SMP di Simalungun Tewas Wajahnya Tertutup Plastik |
![]() |
---|
Viral Pria Ngaku TNI di Bantaeng Tampar Pedagang Sayur Gegara Kibarkan Bendera One Piece |
![]() |
---|
Minta Maaf, Sudewo Bupati Pati Akhirnya Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen usai Banyak Penolakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.