Kepala Puskesmas Sabokingking Dilaporkan

Direktorat Rekomendasikan Kepala Puskesmas Sabokingking Palembang Dicopot, Tunggu Keputusan Walikota

Inspektorat Palembang merekomendasikan Kepala Puskesmas Sabokingking, dr Margaret dicopot dari jabatannya sebagai pemimpin Puskesmas.

Penulis: Hartati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA DWI ANGGRAINI
Inspektorat Palembang merekomendasikan Kepala Puskesmas Saboking king, dr Margaret dicopot dari jabatannya. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Inspektorat Palembang merekomendasikan Kepala Puskesmas Sabokingking, dr Margaret dicopot dari jabatannya sebagai pemimpin Puskesmas.

Rekomendasi ini sudah disusun bersama tim dengan dasar pertimbangan ada 27 pegawai yang membuat surat pernyataan tidak mau lagi dipimpin oleh yang bersangkutan.

"Lampiran bukti mengapa kami rekomendasikan dicopot juga sudah lengkap dan ini tinggal menemui Pj Walikota untuk ditindak lanjuti bagaimana hasilnya nanti," ujar Kepala Inspektorat Palembang, Jamia Haryanti, Selasa (13/2/2024).

Jamiah mengatakan merekomendasikan dr Margaret dicopot karena jika masih terus memimpin justru akan membuat kegaduhan dan bisa menggangu layanan  ke masyarakat.

Jamia mengatakan selain adanya penolakan dari pegawai Puskesmas yang tidak bersedia lagi dipimpin dr Margaret, dasar rekomendasi Kepala Puskesmas itu dicopot juga karena aturan baru Kemenpan RB yang mengatur bahwa jabatan tidak boleh lebih dari tiga tahun.

Dilaporkan Pegawainya ke Inspektorat, Kepala Puskemas Sabokingking Palembang Terancam Dievaluasi Dari Jabatan
Dilaporkan Pegawainya ke Inspektorat, Kepala Puskemas Sabokingking Palembang Terancam Dievaluasi Dari Jabatan (SRIPOKU/REIGAN)

Sedangkan dr Margaret sendiri sudah memimpin Puskesmas Sakokingking lebih dari lima tahun. Itu juga menjadi alasan kuat posisi dr Margaret direkomendasikan dicopot.

Meski memberikan rekomendasi dicopot, namun putusan finalnya juga masih harus menunggu putusan dari Pj Wali kota.

"Kalau kata Pj Walikota dicopot maka akan kita copot atau jika kata Pj Walikota diserahkan pada tim, maka tim yang aman memutuskan apakah dicopot atau tidak tapi besar kemungkinan tetap dicopot," ujarnya.

Jika nanti benar posisi dr Margaret dicopot maka bisa saja dia sementara waktu difungsionalkan dulu posisinya tidak serta merta pindah ke tempat.

"Secara kinerja dr Margaret ini baik dan berdedikasi tapi secara kepemimpinan ini yang kurang disukai bawahannya," ujarnya.

SEBELUMNYA merasa diperlakukan tidak manusiawi saat melaksanakan pekerjaan, belasan pegawai melaporkan Kepala Puskemas Sabokingking yang bertempat di Jalan Sei Buah Kecamatan IT II Palembang ke Inspektorat Palembang lantaran diduga arogan, Rabu (7/2/2024).

Salah seorang karyawan Puskesmas Sabokingking, DA menuturkan bahwa ia merasa sangat kecewa dengan sikap arogan dan tidak manusiawi Kepala Puskesmas.

Menurutnya, tak hanya membuat aturan secara pribadi, namun juga dianggap melanggar batas dengan menahan uang JKN yang seharusnya menjadi hak karyawan yang telah menjalankan tugas dengan tanggung jawab.

Selain itu, lanjut dia, selama dibawah kepemimpinan Kepala Puskemas, karyawan tidak boleh mengandung, mengurus keluarga sakit ataupun kepentingan lain tanpa izin dari pimpinan. 

“Selama lima tahun terakhir dan saat ini dalam enam tahun terakhir, kami bekerja di bawah tekanan kepala puskesmas. Kami dilarang hamil, tidak diperbolehkan merawat keluarga yang sakit, menggunakan telepon, atau melakukan kegiatan lainnya tanpa izin beliau. Lebih parahnya lagi, beliau menahan uang JKN yang seharusnya menjadi hak kami," jelasnya. 

Berdasarkan itu, ia berharap akan ada tindak lanjut dari laporan tersebut dengan mendapatkan kejelasan lantaran pegawai merasa dizolimi.

Pj Walikota Palembang Ratu Dewa menjelaskan bahwa sementara ini pihaknya meminta kepada Inspektorat untuk melakukan verifikasi jika ada laporan resmi.

Dimana, mekanismenya jika telah ada laporan resmi, maka selanjutnya akan dibentuk Tim khusus.

"Timsus ini gabungan Inspektorat, BKPSDM, bagian hukum, Setelah ada rekomendasi dari pengawasan internal di samping laporan resmi ke walikota baru akan disikapi untuk ditindaklanjuti." Ungkap Ratu Dewa. 

Meskipun telah ada klarifikasi dari masing-masing pihak, Mantan Sekda Palembang ini menjelaskan bahwa tetap menjadi sorotan demi kenyamanan pegawai memberikan pelayanan pada masyarakat.

"Jadi muaranya ini nanti apakah kena hukuman ringan sedang dan berat. Itu juga akan dibawa ke dalam rapat penjatuhan disiplin," ungkap Ratu Dewa.

Hilang 2 Anak

Terungkap curhat pilu diduga pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang yang mengaku 'kehilangan' dua anak akibat sikap arogan atasannya. 

Sebelumnya, belasan pegawai melaporkan Kepala Puskemas Sabokingking ke Inspektorat Palembang lantaran diduga arogan karena melarang pegawainya mengandung, mengurus keluarga sakit ataupun kepentingan lain tanpa izin dari pimpinan. 

Inspektorat Pemkot Palembang juga sudah turun tangan mengusut laporan tersebut. 

Sementara itu, seorang pemilik akun diduga pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang terlihat mencurahkan isi hatinya di kolom komentar akun instagram Tribun Sumsel yang memposting berita Kepala Puskesmas Sabokingking Palembang dilaporkan ke inspektorat. 

Di kolom komentar, pemilik akun @duoaninduoanin mengaku 'kehilangan' dua anak akibat kebijakan arogan yang diterapkan oleh Puskesmas Sabokingking Palembang.

"Dua anak saya hilang disabokinking...thn 2020 saya hamil anak ketiga...zaman lagi panas2nya covid..jaga ruangan poli umum pake hazmat..hamil dengan komplikasi....kalo temen2 dipuskes lain pas hamil tidak langsung berhdapan dengan pasien..saya malah di suruh jaga diruang poli umum...dengan hazmat yg sesak..bernafas pun saya susah apalagi janin saya...alhasil ank saya meninggal dalam kandungan diusia 24 minggu...kemudian bbrp bulan kemudian saya hamil kembali..saya meminta untuk absen finger dilantai 2 dipindah kelantai satu...mengingat saya kesulitan turun naek tangga karena komplikasi kehamilan yg mengharuskan saya jgn terlalu sering turun naik tangga...dan dikantor yg lantai 5 sekalipun biasanya absensi diletakkan dilantai 1...tapi tetap tidak di indahkan...alhasil setelah 2 bulan saya mengalamai keguguran.....," curhatnya dalam kolom komentar. 

Tak tahan dengan situasi kerja yang berlaku di Puskesmas Sabokingking Palembang membuatnya mengajukan mutasi pindah tugas ke Puskemas lain. 

Padahal selama ini dia merasa sudah bekerja dengan rajin, menjalankan tugas sesuai kebijakan yang diterapkan, namun kerja keras itu tidak diimbangi dengan haknya sebagai pegawai. 

"Saya kemudian mengajukan mutasi kepuskes lain...sempat ingin berhenti kerja..karena psikis saya sgt terguncang....ada bbrp hal lagi yg ingin saya cerita tapi saya kira teman2 disabokingking sudah tau semua alasan kepindahan saya...saya bekerja dngn penuh tanggung jawab....program yg beliau berikan pun selalu saya kerjakan...saya termasuk yg paling rajin...boleh di cek data saya di tata usaha...seringkah saya izin kerja...tapi..saya merasa setelah kewajiban yg saya jalankan sebagai pegawai tidak di imbangi dengan hak saya sebagai pegawai....," ujarnya. 

Terakhir, dalam tulisannya, sosok diduga pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang ini meminta pemimpin puskesmas untuk memperhatikan kesejahteraan pegawai.

Dia menyebut, seorang pemimpin boleh saja menerapkan kerja keras dan disiplin namun jangan sampai menyakiti hati pegawainya. 

"Saya berharap semua yg terbaik untuk kedepannya.....pemimpin yg baik selalu mengetumakan kesejahteraan pegawai...tolong lindungi kami...puskesmas rumah kedua bagi kami...seharusnya ada rasa kekeluargaan...boleh keras..displin...tapi jgn sampai menyakiti hati kami.....semoga semakin baik kedepannya...dan semoga beliau lebih merangkul kami...karena kerja di puskesmas kerja tim....kita pasti membutuhkan satu sama lain..salam kekeluarga dari saya mantan pegawai puskesmas sabokingking," tulisnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved