Berita Selebriti

Alvin Lim Ikut Soroti Kematian Dante Anak Tamara Tyasmara, Cium Kejanggalan

Alvin Lim turut menyoroti kasus kematian Dante, putra Tamara Tyasmara dan Angger Dimas tewas tenggelam. sang ibu sangat dicurigai pada kasus kematian

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube quotienttv7520
Alvin Lim turut menyoroti kasus kematian Dante, putra Tamara Tyasmara dan Angger Dimas tewas tenggelam. sang ibu sangat dicurigai pada kasus kematian 

TRIBUNSUMSEL.COM- Pengacara tanah air, Alvin Lim turut menyoroti kasus kematian Dante, putra Tamara Tyasmara dan Angger Dimas tewas tenggelam.

Belakangan, kasus kematian Dante akibat ditenggelamkan kekasih Tamara Tyasmara di kolam renang ini ramai diperbincangkan.

Polisi mengungkapkan bahwa pelaku YA alias Yudha Arfandi menenggelamkan Dante dengan indikasi durasi waktu sebanyak 12 kali, pada pada 27 Januari 2024.

Baca juga: Ciuman Terakhir Dante untuk Angger Dimas Sebelum Meninggal, Pilu Sang Ayah Kenang Canda Tawa

Alvin Lim sebagai ahli hukum menyampaikan bahwa kasus kematian Dante adalah hal yang serius.

Pasalnya, seorang anak yang masih di bawah umur dititipkan dengan yang bukan anggota keluarga, sehingga turut diperiksa polisi.

Alvin Lim pun menilai jika polisi seharusnya menerapkan juga pasal UU perlindungan anak terhadap tersangka.

"Kalau saya lihat dari sisi hukum, kalau kita bicara tentang 340 kematian seseorang, apalagi seorang anak di bawah umur, pasal yang dia harus masuki oleh polisi dia juga harus masukan pasal UU perlindungan anak, kesalahan yang menyebabkan kematian juga, jadi gak bisa polisi cuma masuki Lex generalis" ungkap Alvin lim, dilansir dari kanal Youtubenya QUOTIENT TV, Senin, (12/2/2024).

Lebih lanjut, Alvin Lim turut menilai adanya kejanggalan dari sikap yang ditunjukkan oleh ibunda korban, Tamara Tyasmara.

"Betul itu ada kejanggalan, namanya orang meninggal kayak misalnya, saya anak perempuan meninggal itu gak mungkin saya bisa menahan emosi, minimal sebagai laki-laki saja saya bakal nangis," ucapnya.

"Saya bukan menuduh atau memfitnah, tetapi saya cuma mau bilang bahwa ini adalah kecurigaan yang patut diselidiki, jadi jangan sampai seperti perkara Jessica, perkara sudah naik, orang-orang baru sadar kayaknya bukan dia pelakunya," sambung Alvin.

Baca juga: Pengakuan Raffi Ahmad Soal Sosok Yudha Arfandi, Akui Teman Motor, Kaget Dengar Kejadian Putra Tamara

Alvin Lim menjelaskan bahwa anak seusia Dante masih sangat percaya dengan orang tua dan orang-orang dewasa, tapi sayangnya kepercayaan tersebut dia harus kehilangan nyawa.

"Anak-anak seusia tersebut masih sangat percaya dengan ayah ibu, dengan orang-orang dewasa sebagai orang yang melindungi mereka. Ternyata, bukannya dilindungi dia kehilangan nyawa," ungkapnya.

Tak sampai di situ, bahkan Alvin Lim turut membaca kejanggalan dari sang Ibu, Tamara Tyasmara dan meminta pihak kepolisian memeriksa lebih lanjut sang artis.

"Jadi saya mengimbau kepada kepolisian tolong selidiki dan periksa ibunya juga," ucapnya.

"Kenapa saya bilang begitu? Pertama, karena kecurigaan yang tadi saya bilang, kedua adalah ketika dia tahu pelakunya adalah si pacarnya, biasanya kita pasti sangat kesel sekali dengan pacarnya, aduh, jadi gak bisa seperti dia, saya gak mau ketemu dulu, gak mau ngomongin dulu, lah justru orang yang ketika dibunuh sama pacarnya dia harusnya punya emosi yang harusnya diluapkan," lanjutnya.

Sehingga, Alvin menilai sang ibu sangat dicurigai pada kasus kematian putranya sendiri.

"Ini sangat mencurigakan, ini adalah sebuah dalil, sebuah kecurigaan yang patut untuk diperiksa, jadi kalau saya bilang polisi patut untuk memeriksa si ibu tersebut," terangnya.

Bahkan Alvin Lim mengatakan kepolisian perlu untuk mengusut tuntas kasus ini dengan tes kebohongan sang ibu menggunakan lie detector.

"Bukan hanya diperiksa dimintai keterangan, kalau perlu dilakukan tes kebohongan pakai lie detector," terangnya.

"Karena saya lihat, orang ini dari mukanya ini bisa baca. Tetapi dia bisa berbuat yang seolah-olah yang namanya orang punya air mata buaya, pura-pura nangis senggak sengguk tapi air mata tidak keluar," terang Alvin Lim.

"Jadi saya melihat disini penuh kecurigaan, bukan berarti saya tidak memiliki rasa simpatisan dengan si ibu, mau tidak mau langsung atau tidak langsung terlibat dalam kematian Dante, karena Dante itu setelah orang tuanya bercerai, dalam asuhan si ibu," katanya.

Baca juga: Kejamnya Yudha Arfandi Tenggelamkan Dante, Tarik Kaki Anak Tamara Tyasmara Saat Coba Menepi

Alvin menegaskan jika polisi telah menetapkan pembunuhan berencana berarti kemungkinan bukan hanya satu orang.

"Yang namanya kalau polisi sudah menetapkan pembunuhan berencana ada rencana itu gak mungkin ada satu orang, dia sudah menyiapkan, dan ini ada motif yang harus dicari, gak mungkin gak ada keuntungan dari si laki-laki tersebut masa dia asal bunuh," ujarnya.

Selain itu, Alvin juga memiliki kecurigaan dengan pernyataan Tamara Tyasmara yang mengaku menggigit tubuh Dante hingga lebam.

"Saya gak percaya itu karena lebam dengan luka gigitan dan luka cubitan, kalau kita digigit kulit kita cuma ada bekas gigitan, ini adalah fakta yang perlu pendalaman," ujar Alvin Lim mencontohkan luka gigitan di kulitnya.

Alvin menduga jika sang anak mengalami KDRT, dan mendesak agar polisi melakuka penyelidikan lebih lanjut.

"Saya gak tahu siapa yang melakukan kekerasan inilah yang harus polisi lakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut, apakah si ibu atau pacar si ibu, mungkin anak ini dibunuh untuk menyembunyikan hal karena dia takut ngaduh ke papanya, dan bisa lapor polisi, mungki disitu," terangnya.

Salah satu sahabat Tamara Tyasmara pasang badan membela mantan istri Angger Dimas yang kini dihujat, bagikan potret senduh saat gendong jasad Dante
Salah satu sahabat Tamara Tyasmara pasang badan membela mantan istri Angger Dimas yang kini dihujat, bagikan potret senduh saat gendong jasad Dante (ig/nonangie)

Disisi lain, Angger Dimas ayah Dante mengucapkan terima kasih kepada Alin Lim yang membantu mengawal kasus kematian putranya.

Seperti diketahui, Kepergian Raden Andante Khalif Pramudityo atau Dante masih menyisakkan duka mendalam bagi Angger Dimas.

Angger Dimas hingga kini masih mengenang sejumlah momen kebersamaan dengan Dante sebelum meninggal dunia ditenggelamkan YA, kekasih Tamara Tyasmara.

Angger Dimas hingga kini menuntut keadilan atas kematian putra sematawayangnya yang meninggal dunia akibat tenggelam, pada 27 Januari 2024.

Sementara itu, polisi sempat mengungkap sejumlah fakta mengejutkan dalam sesi jumpa pers tersebut.

Salah satunya yakni terkait dugaan alasan YA menenggelamkan Dante dengan indikasi durasi waktu sebanyak 12 kali.

"Analisis rekaman video ada indikasi bahwa ketika waktunya pendek dibenamkan kepalanya itu karena ada di situ lifeguard (penjaga di kolam renang) yang ikut melihat di situlah sebentar," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Senin (12/2).

"Tersangka membenamkan korban ke dalam kolam sebanyak 12 kali dengan durasi waktu 14 detik, 24 detik, 4 detik, 2 detik, 26 detik, 4 detik, 21 detik, 7 detik, 17 detik, 8 detik, 26 detik, dan yang terakhir tubuh korban dibenamkan ke dalam kolam selama 54 detik."

Polisi juga berencana mengorek informasi dari pihak lifeguard terkait hal itu.

"Nanti kita mix antara video dan keterangan dari lifeguard," seru Wira.

Sejauh ini, YA berdalih membenamkan Dante untuk melatih pernafasan.

Selain itu, ia juga mengajari renang di kolam yang dalam itu untuk melatih putra Tamara itu agar tak mudah panik.

Di sisi lain, polisi membeberkan jika YA sebenarnya tak punya sertifikasi melatih renang.

"Soal kualifikasi tersangka, tersangka tidak memiliki sertifikasi melatih orang berenang, termasuk menyelam," terang Wira.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan tim penyidik, tersangka ini beralasan melatih pernapasan dengan nyelam-nyelaman. Nanti kita bandingkan dengan keterangan saksi maupun ahli."

Hasil Autopsi

Seperti diketahui, proses autopsi terhadap jasad Dante telah dilakukan pada tanggal 6 Februari 2024 lalu atau 10 hari setelah almarhum dimakamkan.

Namun kini dokter forensik yang juga pernah menangani jenazah Brigadir J itu mengurai bebarapa temuan.

Pertama, dr Farah mengaku tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh Dante.

"Jenazah almarhum sudah dalam kondisi pembusukan lanjut. Beberapa kulit di daerah wajah, dada, leher, sudah menghilang sebagian. Di kulit bagian lain tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Di bagian tulang juga tidak ditemukan tanda-tanda patah maupun retak," ungkap dr Farah.

Sedangkan, untuk temuan kedua ia membongkar kondisi organ dalam tubuh Dante.

Diketahui jika rgan paru-paru Dante sudah mencair karena terlalu banyak menampung air.

"Pada autopsi, organ tubuhnya sebagian sudah membusuk. Kedua parunya sudah mencair. Kami asumsikan karena banyaknya air yang masuk. Sehingga paru mencair," kata dr Farah.

Selain itu ia juga membuktikan asumsi bahwa Dante meninggal karena tenggelam, tim dokter forensik pun melakukan serangkaian pemeriksaan.

Satu yang utama adalah dengan memeriksa sumsum tulang belakang Dante yang terletak di paha almarhum.

"Untuk memastikan tenggelam, sumsum tulangnya (korban) kami ambil untuk melakukan pemeriksaan pemeriksaan tumbuhan air. Karena di setiap air menggenang pasti akan ada tumbuhan airnya. Di sumsum tulangnya dan hati kami temukan tumbuhan air dan ganggang," imbuh dr Farah.

Hasil Autopsi Jasad Dante Anak Tamara Tyasmara, Ditemukan Tumbuhan Air Karena Tenggelam, Ada Memar
Hasil Autopsi Jasad Dante Anak Tamara Tyasmara, Ditemukan Tumbuhan Air Karena Tenggelam, Ada Memar (youtube/Share Bestie / youtube/Kompas TV)

Dari sana, tim dokter forensik akhirnya memastikan penyebab tewasnya Dante.

Bahwa anak Tamara Tyasmara dan Angger Dimas itu meninggal dunia akibat tenggelam.

"Bibirnya keunguan, kuku korban semuanya ungu, itu menunjukan korban kekurangan oksigen berat. Autopsinya kami temukan tumbuhan air di hati dan sumsum tulang. Kami asumsikan korban meninggal karena tenggelam," kata dr Farah.

Lebih jauh, kondisi Dante yang tewas tenggelam diungkap lewat pengakuan Yudha Arfandi.

Yudha Arfandi mengaku memang menenggelamkan Dante dengan alasan hanya memberikan latihan pernapasan.

Saat itu Yudha menyebut dirinya mebenamkan wajah Dante di kolam renang agar tak takut dengan air.

"Tersangka mengakui berenang di air selama 2,5 jam dan diduga menyelamkan korban bertujuan latihan pernapasan," kata Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra.

"Ya alasannya biar lebih kuat, tidak terlalu panik dan tidak takut air," tutur dia dilansir dari TribunnewsBogor.

Namun pihak kepolisian kini kembali mendalam pernyataan Yudha Arfandi dalam kasus kematian Dante.

Sebab terekam dalam cctv bahwa Yudha melakukan hal tersebut kepada Dante sebanyak 12 kali.

"Rekaman tersebut memuat adegan yang kurang lebih di mana korban ini dibenamkan kepalanya kurang lebih sebanyak 12 kali," ucap Wira.

Sementara itu, terungkap rekaman CCTV saat Dante tewas.

Baca juga: Yudha Arfandi Tenggelamkan Anak Tamara Terlama Durasi 54 Detik,Dante Berusaha Ketepian Ditarik

Saat itu Dante bersama YA alias Yudha Arfandi tengah berenang bersama.

Namun kala itu YA sempat melihat keadaan sekitar sebelum mengenggalamkan Dante, anak Tamara Tyasmara sang kekasih.

Dalam rekaman CCTV yang beredar, YA alias Yudha Arfandi diduga melakukan kekerasan terhadap Dante.

Awalnya Dante tampak berada di sisi kolam renang bersama Yudha dan seorang bocah wanita.

Dari situlah gelagat aneh Yudha mulai muncul dengan jelas.

Yudha saat itu diketahui sempat celingak celinguk melihat ke sekitar sebelum akhirnya menghampiri Dante.

Arfiandi lalu berenang ke arah Dante dan sempat melirik ke arah kanan dan kiri.

Kemudian Yudha Arfandi menarik tubuh Dante ke dalam air.

Selang sekitar 20 detik kemudian, barulah terlihat kepala Dante menyembul dari dalam air.

Saat itu Dante masih mencoba menggapai sisi kolam renang.

Namun YA tampak membiarkan Dante yang sedang kesulitan dan wajahnya berada di dalam air.

Baru setelah itu kemudian memegang tangan Dante yang sepertinya sudah kelelahan.

Sampai akhirnya Dante pun lemas dan terlihat tak sadarkan diri di pinggir kolam renang.

Mengetahui kondisi itu, Yudha Afandi lantas menaikkan tubuh Dante ke luar kolam renang.

Namun tubuh Dante saat itu sudah lemas.

Diduga unsur kekerasan terjadi saat tubuh Dante dimasukkan ke dalam air.

Polisi pun menetapkan pasal berlapis kepada Yudha Arfandi.

Tak hanya kelalaiannya, Arfani pun dijerat pasal pembunuhan berencana.

"Yang bersangkutan diduga melakukan tindak pidana kekerasan terhadap anak, kemudian dilapis juga dengan pasal pembunuhan, dilapis dengan pasal pembunuhan berencana, dan juga pasal karena lalainya menyebabkan meninggal dunia," jelasnya.

Bahkan terkini, Yudha Arfandi dijerat pasal berlapis dalam kasus kematian Dante dan terancam hukuman mati.

Yudha Arfandi disangkakan Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved