seputar islam

Arti Bulan Sya'ban, Bulan ke-8 Sebelum Ramadhan, Keutamaan, Peristiwa Penting dan Amalan-amalannya

Bulan Syaban bulan terdekat dengan Ramadhan, karena setelah Syakban akan hadir Ramadhan. Karena itu banyak keutamaan dan amalan-amalan di bulan ini

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Sya'ban Adalah, Bulan ke-8 Sebelum Ramadhan, Keutamaan, Peristiwa Penting dan Amalan-amalannya 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Sya'ban Adalah, Bulan ke-8 Sebelum Ramadhan, Keutamaan, Peristiwa Penting dan Amalan-amalannya.


Syakban atau Sya'ban شَعْبَانٌ, adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan Hijriyah.
Bulan Sya'ban bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah.
Syakban artinya "pemisahan", disebut demikian karena orang-orang Arab banyak berpencar dan berpisah pada bulan ini untuk mencari air.

Bulan Syaban bulan terdekat dengan Ramadhan, karena setelah Syakban akan hadir bulan Suci Ramadhan.

Karena itu banyak keutamaan dan amalan-amalan di bulan Sya'ban yang dapat dilakukan masyarakat muslim Indonesia, terutama dalam mempersiapkan diri secara fisik dan mental dalam memasuki bulan suci Ramadhan.

Berikut Amalan di bulan Sya'ban


Bulan Syaban disebut juga bulan  Puasa Sunnah

Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah.

Berikut ini dalil-dalil syar’i yang menjelaskan hal itu:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Dalam riwayat lain Aisyah berkata:

كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Dari Ummu Salamah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: “Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban.” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)

Imam Ash-Shan’ani berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)

Maksud berpuasa dua bulan berturut-turut di sini adalah berpuasa sunah pada sebagian besar bulan Sya’ban (sampai 27 atau 28 hari) lalu berhenti puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan, baru dilanjutkan dengan puasa wajib Ramadhan selama satu bulan penuh. Hal ini selaras dengan hadits Aisyah yang telah ditulis di awal artikel ini, juga selaras dengan dalil-dalil lain seperti:

Dari Aisyah RA berkata: “Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari.” (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710)

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali jika seseorang telah biasa berpuasa sunnah (misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud—pent) maka silahkan ia berpuasa pada hari tersebut.” (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082)

Bulan Syaban disebut sebagai Bulan Kelalaian

Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban? Beliau SAW menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ

“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)

Bulan Syaban disebut juga bulan "Latihan" Amalan-amalan Shalih

Di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud dan witir, shalat dhuha, dan sedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqamah, kita perlu banyak berlatih.

Di sinilah bulan Sya’ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib dan kontinu. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.

Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”

Beliau juga berkata: “Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya’ban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan.”

Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya’ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadhan? Di bulan yang kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal-amal kebajikan ini, sudah selayaknya bila kita tidak ikut-ikutan lalai. Bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.

Bulan Syaban disebut juga Bulan Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan

Bulan Sya’ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. Untuk mengisi bulan Sya’ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim.

Persiapan seperti apa? 

- Segera bertaubat dari semua dosa

- Memperbanyak doa agar diberi umur panjang sehingga bisa menjumpai bulan Ramadhan.

- Persiapan fisik dan mental 

- Memperbanyak amalan seperti bersedekah, berbuat baik, akhlak baik 

- Melunaskan hutang-hutang puasa Ramadhan yang belum tuntas

- Muhasabah (introspeksi) diri

Berikikut beberapa peristiwa penting di bulan Syaban dikutip dari wikipedia.com

1 Syakban, kelahiran Zainab binti 'Alī
3 Syakban, kelahiran Husain bin 'Alī bin Abi Thalib
4 Syakban, kelahiran 'Abbas bin' Alī
15 Syakban: malam doa yang dikenal sebagai Lailatul al-baraat diamati oleh Muslim

Itulah Arti Sya'ban Adalah, Bulan ke-8 Sebelum Ramadhan, Keutamaan, Peristiwa Penting dan Amalan-amalannya. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Doa Memasuki Bulan Sya‘ban, Allahumma Barik Lana Fi Rajaba wa Sya‘bbna wa Ballighna Ramadhn & Arti

Baca juga: Arti Allahumma Inni Audzu Bika Min Munkarotil Akhlaaqi, Doa Berlindung dari Akhlak dan Amalan Buruk

Baca juga: Arti Subhanalladzi Sabbahat Lahu dan Kumpulan Doa agar Hujan Cepat Reda Berdasarkan Hadits Nabi

Baca juga: Bacaan Doa Selesai Sholat Subuh Lengkap Tulisan Latin Beserta Terjemahannya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved